#003 Klan Penjaga Kuil (3)

3.8K 805 31
                                    

"Ini tidak diperbolehkan, Tuan!"

Para tetua sedang mengadakan pertemuan dadakan untuk menanggapi surat yang datang dari Central pagi ini.

"Membawa Miko keluar kota adalah hal terlarang!"

"Tapi ini adalah perintah Central, kita tidak bisa melakukan apa-apa,"

Perdebatan demi perdebatan terus terjadi. Kelompok tetua yang lebih konservatif menentang keras keinginan pemerintah pusat membawa pergi Miko untuk menjaga kuil di Central alih-alih tinggal di Kuil Utama. Sedang kelompok lain adalah mereka yang takut pada kuasa Central dan berpikir tidak masalah melanggar beberapa aturan demi keberlangsungan hidup klan mereka.

"Miko tidak boleh jauh dari inti Kuil Utama. Begitulah selama ribuan tahun klan ini menjaga kestabilan spiritual negara. Raja itu pasti sudah gila."

"Tapi, jika kita menolaknya, bisa saja kota ini akan digempur oleh militer."

Mendengar kata militer, Heeseung mengepalkan kedua tangannya. Dia tidak mau hal buruk terjadi pada klannya.

Tuan Besar klan itu, kakek Jay dan Heeseung menggebrak meja, membuat seluruh ruangan diam, "Kita dengarkan dulu pendapat Miko. Heeseung, permintaan ini secara khusus ditujukan padamu. Di sini kami semua bergantung pada keputusanmu sebagai Miko."

"Saya akan pergi,"

Jawaban Heeseung menuai berbagai respon dari berbagai pihak.

"Heeseung, kamu serius? Kau tahu, kan, sebagai Miko kau mendapatkan seluruh energimu dari inti yang terikat di Kuil Utama?"

Heeseung mengangguk yakin, "Saya tahu dan paham betul mengenai hal itu. Saya tahu, saya akan kekurangan energi selama di sana. Tapi itu lebih baik daripada klan ini dihancurkan. Lagipula saya tidak akan mati hanya karena kehabisan energi."

Dan malam itu, keputusannya sudah bulat. Miko pergi meninggalkan kota dalam 2 hari.

Jay mengejar kakaknya yang akan pergi di gerbang kota setelah 1001 cara dia lakukan untuk kabur dari penjaga di rumahnya.

"Kak, jangan pergi!" Jay tidak sebodoh itu untuk tahu apa yang akan terjadi pada Heeseung di Central.

Heeseung turun dari kudanya hanya untuk menepuk kepala Jay, "Kakak harus melakukan ini. Ini tanggung jawabku, aku tidak akan memaafkan diriku jika sesuatu terjadi pada kalian."

Jay tak kuasa untuk tak menangis, "Tapi, tapi..."

"Jaga klan selama aku pergi, kakak titip Sunghoon," Heeseung melirik pada Sunghoon di samping Jay, "Kakak akan melakukan yang terbaik."

.

.

"Begitulah dan akhirnya Central membawa kakakku pergi."

"Jay bodoh ini bersikeras untuk membawa Kak Heeseung pulang diam-diam. Kau tahu dari cerita Jay, mungkin Kak Heeseung tidak akan mati di sana tapi kondisinya akan memburuk. Menjadi Miko saja sudah menghabiskan banyak energi, apalagi dia harus berada jauh dari inti di Kuil Utama."

"Nah itu kamu tahu, Hoon. Untuk apa kamu menghentikanku!" jerit Jay tidak terima.

"Kau bisa mati, Jay! Memangnya kamu pikir mudah membawanya pergi dari sana? Kamu pikir tidak ada pasukan militer yang menjaganya? Bagaimana kalau kau tertangkap dan dihukum? Sudah lupa bahwa Kak Heeseung menitipkan klan ini padamu?"

Jay menyisir rambutnya ke belakang, "Lantas apa yang harus ku lakukan? Setiap malam aku selalu memimpikan Kak Heeseung yang semakin sakit dari hari ke hari. Sebagai Klan Penjaga Kuil sekaligus anggota keluarga inti, mimpi yang ku alami bukanlah sekedar bunga tidur."

Sunghoon tidak membalas apapun. Dia juga sama frustasinya. Di satu sisi dia setuju dengan Jay, di sisi lain dia tidak ingin bertindak ceroboh.

"Bagaimana kalau kami bantu?"

Itu bukan Jake, tapi Sunoo. Semua atensi dialihkan pada Sunoo yang kini duduk di atas kasurnya.

"Bantu gimana?"

Sunoo melihat Jake yang juga menatapnya penuh tanda tanya, "Aku dan Jake menghindari ini karena kami khawatir kalau kalian adalah pendukung Central. Tapi, mendengar cerita Jay barusan, aku tahu bahwa kalian juga berseberangan dengan mereka."

"Apa maksudmu?"

"Kami belum bercerita mengenai asal usul kami. Sebenarnya, aku dan Jake berasal dari Central,"

"Central?"

Sunoo mengangguk, "Kami kabur dari sebuah fasilitas pendidikan di Central."

"Kalian kabur dari sekolah?" tanya Jay.

"Bukan. Fasilitas itu adalah sebuah plant atau lebih mudah sebut saja panti asuhan. Di sana mereka membesarkan anak-anak terlantar untuk dijadikan senjata militer atau apapun yang mereka inginkan tanpa peduli identitas atau asal-usulnya."

Jay melongo, "Apa ini? Apa ini salah satu kejahatan Central yang aku tidak tahu? Mereka mengeksploitasi anak-anak!"

"Dengarkan dulu, Jay!" tegur Sunghoon.

"Kami berhasil kabur. Tapi butuh satu tahun untuk kami benar-benar keluar dari wilayah Central dan selama itu kami memiliki peta Central yang lebih lengkap dari yang pernah diterbitkan dimanapun. Kami memiliki peta sedetail lubang yang bisa digunakan untuk lari menghindari penjagaan militer."

"Kau akan memberikan peta itu pada kami?" Sunoo mengangguk, "Kenapa kau melakukannya? Kita bahkan baru bertemu hari ini."

Sunoo bangkit dari tempatnya untuk bergabung dengan mereka, "Aku tertarik dengan omonganmu tentang kapal tadi siang. Kau adalah anak salah satu tetua disini, sekaligus keluarga yang paling kaya di Selatan. Aku yakin kau pasti punya satu atau dua kapal yang bisa digunakan di pelabuhan."

"Jadi, kau meminta kapalku dan sebagai imbalannya kau akan memberikan peta Central itu pada kami?" tanya Jay memastikan.

"Benar. Bukan hanya itu, aku dan Jake akan menemani kalian selama misi penyelamatan Heeseung. Kami kenal beberapa orang di Central yang bisa membantu, kekuatanku dan Jake bisa sangat berguna untuk kalian. Secara kami juga berhasil lolos dari penjagaan Central yang super ketat."

"Sunoo! Aku tidak mau ya," tiba-tiba Jake protes mendengar tawaran Sunoo untuk menemani Jay dan Sunghoon, "Butuh waktu lama sampai kita benar-benar lepas dari mereka. Kok kamu malah pengen kesana lagi, sih?"

"Jake, kita bisa dapet kapal."

"Kita bisa beli kapal sendiri, ya. Kamu, kan, bisa bikin uang yang banyak."

"Jake,"

"Tunggu sebentar," Jay mengangkat tangannya, "aku senang sekali mendengar tawaran Sunoo. Dan aku pikir bantuan kalian akan bisa memperbesar kesempatanku untuk menyelamatkan Kak Heeseung. Jadi, aku mohon,"

Jake dan Sunoo terkejut ketika Jay bersujud pada mereka. Begitu pula Sunghoon yang mengikutinya kemudian.

Jay mengangkat kepalanya lagi, "Aku tahu betul ini akan beresiko untuk kalian. Makanya, nanti setelah misinya selesai, bukan hanya kapal yang bakal aku kasih. Aku dan Sunghoon juga akan mengantar kalian hingga Pulau Olympus. Aku yang akan jadi supirnya. Dapet kapal di pelabuhan itu mudah tapi tidak dengan supirnya apalagi jika tujuannya jauh."

Jake menyerah. Dia mengiyakan saja, mereka impas kalau begitu. Sedangkan Sunoo hanya tersenyum manis pada Jake yang bermuka masam.

Walaupun hanya berbekal cahaya bulan, Jay bisa melihat bekas luka yang panjang di kaki kanan Jake. Dilihat dari bekasnya saja, Jay bisa tahu betapa sakitnya. Dia juga melihat di balik kemeja Sunoo yang melorot sedikit, sebuah tato serupa barcode dengan angka mengintip di pundaknya.




-to be continued-

CLANS| ENHYPEN ft. I-LANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang