#051 Kue Kacang (2)

2K 558 132
                                    

"Hah?!"

"Kak, apa maksudmu? Ingatan Jake?"

Heeseung mengangguk ringan, "Kita jalan-jalan sebentar di ingatannya Jake. Kita hanya menonton kilas balik, jadi apapun yang kita lakukan tidak akan berpengaruh apa-apa di sini."

"Sejak kapan kau bisa melakukan ini?" sergah Jake pada Heeseung tak sabaran.

"Sejak lama. Aku sering mengunjungi kalian omong-omong. Karena aku sudah melihat Jay dan Sunghoon tumbuh, aku juga ingin melihat bagaimana rupa kalian di masa lalu dan itu sangat lucu," kata Heeseung sambil menunjuk pada Jake, Sunoo, dan Jungwon bergantian.

"Jake! Jake!"

Baru saja Jungwon ingin mengatakan sesuatu, tiba-tiba ada seorang anak kecil berlari lewat di sampingnya. Anak itu berambut hitam lembut dan memakai baju putih. Tangannya yang agak gemuk menggenggam, berlari riang menuju pohon di depan mereka.

"Ah, itu kalian! Menggemaskan sekali!"

"Jake! Jake!" panggil Sunoo sambil menggoyangkan tubuh Jake yang sedang tiduran di bawah pohon.

"Dulu, Sunoo suka sekali memanggilku 'Jake, jake, jake' seperti itu," komentar Jake. Rasanya agak rindu melihat dirinya dan Sunoo yang masih anak-anak.

"Sampai sekarang pun dia masih begitu," timpal Sunghoon.

"Aku membawakanmu kukis, kau belum makan, kan?" Sunoo menyodorkan dua buah kukis di tangannya pada Jake.

Jake bangun dengan wajah berkerut, "Dapat darimana?"

"Tidak peduli aku dapat darimana, yang penting kamu makan ini dulu. Aku melalui banyak hal demi mendapatkanmu kukis ini."

Tapi, Jake menolak. Dia kembali merebahkan dirinya dan memunggungi Sunoo, "Aku sedang dihukum, tidak boleh makan."

"Makan!" Sunoo menjejalkan sepotong kukis itu ke mulut Jake, lalu memakan satunya sendiri. Dia tidak menerima penolakan. Jake tidak tahu saja, Sunoo hampir mematahkan kakinya saat mencoba meraih stoples kukis ini dari atas kabinet dapur diam-diam.

"Padahal, Kak Euijoo sudah melindungimu tapi kamu malah mengadukan dirimu sendiri,"

"Dia melindungiku dengan berbohong," Jake mengangkat bahu, "Apa bedanya?"

"Aku selalu bertanya-tanya kenapa kalian berdua suka sekali berbagi makanan. Bahkan kalian memakan setengah-setengah dari dua potong apel daripada mengambilnya satu-satu. Rupanya itu sudah kebiasaan," Jungwon mencoba menusuk-nusuk pipi gembil Sunoo kecil meskipun itu tembus.

"Ini adalah masa dimana panti asuhan kami belum terlalu diperhatikan oleh militer. Waktu itu, panti asuhan sedang mengalami kesulitan finansial, jadi mereka memotong jatah makan kami dan sama sekali tidak memberi makanan pada anak nakal sebagai hukuman," Jake bercerita.

"Seperti Jake misalnya," tambah Sunoo, "Tapi, kalau ini adalah hari dimana aku memberimu kukis karena kau dihukum berarti..."

Tanpa aba-aba, Jake menarik kerah baju Heeseung, "Hei, sebenarnya ingatan apa yang ingin kamu perlihatkan?"

"Aku hanya mengambil ingatan yang sepertinya tidak terlalu ingin kau ingat, Jake."

Duar!

Terdengar ledakan besar dari arah bangunan panti. Langit biru sudah berganti jadi gelapnya malam yang diterangi kobaran api yang menyala dari bagian belakang bangunan. Asap hitam dari kebakaran itu membumbung tinggi ke langit. Orang-orang dewasa kalang kabut mengambil air untuk meredakan kebakaran itu, sementara anak-anak menangis keras dan saling berpelukan satu sama lain.

CLANS| ENHYPEN ft. I-LANDWhere stories live. Discover now