#016 Klan Es (3)

2.1K 562 139
                                    

Berjalan tertatih, Kangmin membopong dua orang yang tidak sadarkan diri di pundaknya dan sedikit menyeret mereka karena terlalu berat. Untung saja, dia berhasil menemukan gua tidak jauh dari sana. Dia langsung masuk ke gua tersebut dan melemparkan dua orang itu serampangan.

Kangmin menggambil sesuatu di tasnya. Sebuah kain putih bersih untuk dia lilitkan ke pundaknya yang terluka karena tembakan tentara yang berjaga di perbatasan. Hebat sekali mereka bisa memergokinya di tengah badai salju seperti ini.

Melihat Sunoo dan Jungwon yang pucat, Kangmin jadi tidak tega. Lantas, dia keluarkan sebuah jaket untuk Jungwon dan melepas jubahnya sendiri untuk menyelimuti Sunoo.

Klan Es tidak seperti yang dibayangkan orang-orang. Mereka masih bisa merasa kedinginan, makanya mereka mendirikan rumah-rumah dengan perapian dan selalu menggunakan jaket tebal. Hidup dengan berburu dan makan daging untuk menjaga tubuh mereka tetap hangat.

Kangmin menghembuskan napasnya yang mengepul ke udara. Dalam beberapa jam lagi jika suhu udara tidak kunjung menghangat dia bisa terserang hipotermia.

Tiba-tiba, sebuah kain tersampir ke pundaknya, "Mirip sekali dengan Jake, selalu sok kuat,"

Sunoo membagi jubahnya dengan Kangmin dan ikut duduk di sampingnya. Dia juga menarik Jungwon yang pingsan mendekat lalu memeluknya.

"Aku pernah melewati malam yang lebih dingin daripada ini hanya dengan satu lembar selimut tipis yang sudah usang. Kau beruntung karena punya jubah dan jaket tebal serta dua orang untuk berbagi suhu. Aku sungguh sangat ingin mengumpatimu sebenarnya..."

Kangmin memandangi Sunoo yang mengoceh tiada henti, "Berhentilah bicara, kau akan semakin kedinginan."

"Wah, ku kira kau anak yang manis. Ternyata semua tingkah menggemaskanmu di rumah Jay itu hanya kedok, ya?"

"Hatsyuu!" Jungwon bersin.

"Kau sudah bangun?"

Jungwon mendadak bangkit lalu menumbuhkan bunga di tangannya dan dia arahkan pada Kangmin. Kangmin menautkan kedua alisnya, kenapa Jungwon malah memberinya bunga?

"Jangan salah paham, bunga ini bisa membunuhmu bila dihirup."

"Jungwon, diamlah dulu," lerai Sunoo, "Dia mati, maka kita juga akan mati."

Memilih untuk mendengarkan perkataan Sunoo, Jungwon akhirnya menarik kembali tangannya dan membuang bunga itu jauh ke dalam gua. Dia lalu duduk di antara mereka sambil cemberut.

"Kangmin," panggil Sunoo, "Kau punya pemantik atau korek api?"

"Aku punya, tapi apa yang mau dibakar? Saljunya terlalu lebat untuk mencari ranting di luar," jawab Kangmin.

"Serahkan saja padaku!" Jungwon berdiri lalu berjalan agak jauh dari mereka untuk menumbuhkan beberapa pohon kecil. Jungwon langsung mencabutnya dan menumpuknya jadi satu, "Nah, bakar saja."

Kangmin menatapnya tidak percaya. Penjaga alam apanya? Semudah itu dia mencabut pohon yang baru tumbuh untuk dibakar jadi api unggun.

"Kau belum melihat sisi lain Jungwon," bisik Sunoo. Dia menerima korek api dari Kangmin lalu membakar pohon-pohon kecil tadi hingga menyala jadi api unggun yang cukup untuk menghangatkan tubuh mereka.

"Omong-omong, setahuku Klan Elve butuh benih bila ingin menumbuhkan tanaman. Tapi, kenapa kau tidak?" tanya Kangmin pada Jungwon.

"Aku ini pusat klan tahu. Pusat!"

"Kangmin, kau juga pusat, kan?" kali ini Sunoo yang bertanya.

Kangmin mengangguk, "Bagaimana kau tahu?"

CLANS| ENHYPEN ft. I-LANDNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ