#Ekstra - Laut

2.4K 640 121
                                    

Sejak semalam rumah Jay sangat sibuk oleh orang-orang yang berlalu lalang menyiapkan segala keperluan untuk perjalanan jauh. Jay benar-benar akan menepati janjinya pada Jake dan Sunoo untuk pergi ke Pulau Olympus yang jauh di sebelah selatan. Dia sudah mengirim surat pada penjaga di pelabuhan untuk menyiapkan kapalnya beberapa hari yang lalu.

"Ibu, jangan menyiapkan terlalu banyak barang. Bakal susah juga bawanya," kata Jay saat ibunya lewat dengan karung-karung yang entah apa isinya.

"Bagaimana bisa begitu? Di laut kalian akan kesulitan jika tidak punya bekal yang cukup."

Jake merapikan kemeja coklat kesayangannya lalu menyisir rambutnya berulang kali. Sudah sejam dia berdiri di depan cermin, membuat Sunoo menatapnya geli.

"Kau sudah terlihat baik, Jake."

"Aku benar-benar tidak sabar."

Sunoo mengangguk padanya, "Ya, aku juga."

Mereka berangkat saat matahari masih belum memunculkan sinarnya. Rencananya, mereka akan pergi menggunakan pusaka teleportasi milik Hanbin yang sungguhan Jake lupa kembalikan.

Mungkin lain kali. Lagipula, Hanbin tidak terlihat membutuhkannya.

"Sudah siap?" tanya Jay dan dibalas anggukan oleh yang lain.

"Tunggu!" mereka menoleh pada suara berisik dari arah pintu masuk, "Jahat kalian berangkat tanpa aku!" Jungwon membungkuk sambil mengatur napasnya yang ngos-ngosan. Dia berlari kencang sekali dari gerbang kota ke rumah Jay saat mendengar orang-orang mengatakan bahwa Jay akan berangkat sebelum fajar.

"Sebenarnya kami memang sengaja gak ngajak kamu,"

"Hah!??" Jungwon melotot marah namun tak lama kemudian matanya berair dan bibirnya mencebik.

"Bercanda!" potong Jay cepat, "Kita cuma bercanda."

Ini masih dini hari, akan merepotkan kalau Jungwon ngesot di depan rumahnya sambil menangis.

"Gak lucu!"

.

.

Soal sengaja tidak mengajak Jungwon itu betulan. Mereka tahu perjalanan mereka akan lebih berbahaya dari sekedar jalan dari Migard ke Central dengan membawa gerobak sayur. Jungwon  pastinya akan banyak menyulitkan mereka dengan segala tingkah jahil dan kekanak-kanakannya.

"Sudahlah, lagipula Jungwon sampai sekarang tidak pernah memberikan masalah yang terlalu besar untuk kita," bisik Sunghoon pada Jay, "Dia bahkan sering membantu kita dengan kekuatannya."

"Lihat saja, apakah kekuatannya itu berfungsi di laut," kata Jay.

Kapal mereka menjauhi pelabuhan, beberapa kali dapat teguran dari nelayan yang lewat di sisi kanan kiri mereka. Katanya terbalik kalau berangkat di pagi hari. Harusnya mereka sudah kembali dengan tangkapan ikan bukannya baru berangkat.

Tapi, hei, mereka tidak pergi untuk mencari ikan! Pun kapal Jay ini canggih. Tidak perlu angin untuk bergerak karena sudah pakai mesin.

"Kapalmu bagus," kata Jake sambil berjongkok di samping Jay yang mengendalikan kemudi.

"Ini hadiah ulang tahunku yang ke sebelas. Kakek punya kenalan di Klan Pengrajin dan membelinya dengan harga yang lumayan mahal. Yah, kakek bilang dia membeli kapal ini karena kenalannya itu sedang kesulitan uang."

Jake mengangguk asal, hidup tuan muda ini memang nyaman sekali. Tidak salah kalau Jay kerjaannya cuma main-main karena dia sangat dimanja dan tidak pernah dituntut untuk jadi sempurna seperti kakaknya.

Sedangkan, Jake? Wah, umur sebelas dia masih mainan puzzle di panti asuhan. Puzzle yang demi mendapatkannya harus adu jotos dulu dengan anak-anak lain.

"Woah, Sunoo, lihatlah!" Jungwon memanggil Sunoo untuk mendekat ke dek kapal.

"Berhati-hatilah, kalau kau tercebur dengan kecepatan ini kami akan meninggalkanmu," Sunoo menarik Jungwon agar tidak terlalu mencondongkan badannya.

"Baru kali ini aku melihat air laut," kata Jungwon antusias, "Rasanya asin saat aku membuka mulut."

"Hei, jangan diminum!" peringat Sunoo.

Sunghoon hanya memperhatikan tingkah laku dua anak yang lebih muda darinya itu di belakang. Sesekali tersenyum ketika mereka beradu argumen untuk hal yang sebenarnya tak perlu diperdebatkan. Sunghoon jadi berpikir, seandainya dia tidak pernah pergi dari Klan Es di utara, apakah dia masih punya kesempatan untuk merasakan kebahagiaan seperti ini?

"Jake!"

Jake yang mendengar namanya dipanggil, melongok keluar dari jendela dan bertanya, "Ada apa?"

"Jangan main-main, ya!" kesal Jungwon.

"Apanya?"

Jungwon menunjuk pada awan hitam di depan mereka.

"Laut tidak akan aman kalau hujan," kata Sunoo.

"Tapi, aku tidak melakukan apapun! Memang kalau ada badai, mesti aku yang buat?" ujar Jake membela diri.

"Aneh sekali," gumam Sunghoon yang menatap ke langit.

Sunoo mengikuti arah pandang Sunghoon dan menyadari sesuatu. Buru-buru dia berlari ke ruang kemudi, "Jay, pelankan kapalnya!"

"Kenapa?"

"Pokoknya pelankan saja."

Jay mengurangi kecepatan kapalnya tanpa banyak protes. Sudah terlampau biasa diperintah-perintah Sunoo –tidak tapi semua temannya ini memang tukang perintah dan Jay tak pernah kuasa untuk menolak.

Kapal mereka bergerak sangat pelan. Saking pelannya sampai tidak ada riak air yang tercipta di sisi kapal, hingga suatu ketika kapal Jay terhenti.

"Kenapa berhenti?" tanya Jungwon.

Jay membuka mulutnya kebingungan. Dia yakin sekali mesin kapalnya tidak mati dan dia juga tidak menginjak rem. Kapalnya bukan berhenti melainkan tertahan oleh sesuatu sehingga tak bisa bergerak maju.

"Apa yang terjadi?"

Sunghoon berlari ke ujung kapal, mengulurkan tangannya ke depan. Ada sesuatu tak kasat mata yang tersentuh oleh telapak tangannya.

Seperti dinding, tak peduli seberapa kerasnya didorong tetap tidak bergerak. Sunghoon juga mencoba untuk menyerang dinding tak kasat mata itu menggunakan es tapi yang ada esnya malah hancur.

"Penghalang," gumam Jay. Menghentikan mesin kapalnya, Jay turun ke tempat Sunghoon. Dia menggunakan mata spiritualnya dan samar-samar melihat ada lapisan energi yang menghalangi mereka. Terbentang jauh ke samping, ke atas, bahkan bawah laut.

Jay berani bertaruh bahwa penghalang ini sangat besar hingga menutupi seluruh Stalzr.

"Cuaca di sini dan di luar dinding itu sangat berbeda. Awan mendungnya terlihat seperti terpotong," Sunghoon menunjuk pada awan hitam yang sangat kontras dengan langit cerah di atas mereka.

"Bagaimana ini, Jake?"

Jake tertawa renyah, "Memangnya pernah perjalanan kita mulus-mulus saja?" lalu Jake melanjutkan, "Aku malah jadi penasaran siapa yang bisa membuat penghalang sebesar itu."

"Putar balik?" tanya Sunoo.

"Ya," jawab Jake, "Orang yang membuat penghalang ini harus dibereskan terlebih dahulu atau kita tidak akan bisa kemana-mana."



***

See you on next level!

CLANS| ENHYPEN ft. I-LANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang