#001 Klan Penjaga Kuil (1)

6.9K 940 135
                                    

Jake dan Sunoo terus berjalan ke arah selatan. Kampung halaman Jake berada di ujung selatan dunia, dari informasi yang mereka miliki, masihlah sangat jauh perjalanan mereka menuju Pulau Olympus. Pulau dimana petir dan kilat menyambar sepanjang tahun.

Bukan saja kabur dari Central, biar sampai disana mereka harus keluar dari perbatasan negara. Mengarungi lautan yang keras.

Belum terpikirkan apapun soal laut. Bahkan setelah 2 tahun pun, mereka baru bisa benar-benar keluar dari Central dan sampai di wilayah selatan.

Ketika mereka kabur, memang tidak ada satu pun poster buron yang memuat wajah mereka, tapi mereka tidak seceroboh itu untuk keluar sesuka hati. Selain itu, wilayah Central mencakup 1/3 dari seluruh wilayah negara, membuatnya sangat luas dan sukar ditembus.

Juga, insiden yang membuat mereka harus beristirahat selama beberapa bulan.

"Ada kota!" tunjuk Jake pada sebuah pemukiman penduduk ketika mereka sampai di ujung sebuah tebing. Kota itu cukup luas dengan dinding menyerupai benteng di sekelilingnya dan sebuah bangunan yang tinggi besar begitu mencolok di tengah-tengah.

Kuil Utama.

"Kota Shin milik Klan Penjaga Kuil," kata Sunoo, "Berarti sekarang kita sudah memasuki wilayah Selatan. Sudah tidak lagi di Central."

Jake tersenyum lebar. Dia menarik Sunoo untuk bergegas menuruni gunung dan bersinggah di kota itu. Kota Klan Penjaga Kuil bisa jadi adalah kota terakhir mereka sebelum sampai di pelabuhan.

Kaki mereka menapak di depan gerbang kota. Gerbangnya tinggi berwarna merah merekah, terbuka bagi siapapun yang ingin masuk ke sana. Kota ini kota suci, selalu terbuka apalagi untuk mereka yang ingin berdoa. Ada obor-obor api yang tak pernah padam di atas dinding benteng. Api yang menjadi lambang sekaligus kekuatan klan.

"Woahh..." Jake menganga melihat pemandangan benteng yang menurutnya luar biasa walaupun tidak sehebat punya Central.

"Ini pertama kalinya kita melihat kota selain Central. Menarik."

"Ayo, Sunoo," Jake menarik tangan Sunoo dalam genggamannya untuk memasuki kota.

Kota ini tampak normal. Ada pasar dengan pedagang dan pembeli. Mereka menjual berbagai macam bahan makanan dan pakaian. Juga ada beberapa penggembala yang lewat. Klan Penjaga Kuil  rupanya tahu cara berniaga dan berternak. Padahal selama ini Jake mengira Klan Penjaga Kuil hanya tahu bagaimana berdoa dan mengusir hantu.

Tiba-tiba Jake mengulurkan tangannya yang terbuka pada Sunoo, "Apa?" tanya Sunoo.

"Uang," Jake nyengir.

"Hei, buat apa?"

Jake menunjuk pada satu stan penjual gorengan. Dia lapar. Mereka hanya makan buah dari kemarin.

Melihat wajah memelas Jake, Sunoo jadi tidak tega. Dia merogohkan tangannya ke saku dan mengeluarkan beberapa sisa koin emas yang mereka miliki. Sunoo mengambil sekeping lalu memberikannya pada Jake, "Belikan aku yang manis saja."

"Oke"

Jake berlari kecil untuk membeli gorengan, sedangkan Sunoo menyusul di belakangnya. Tapi tiba-tiba tubuhnya terdorong jatuh karena menabrak seseorang.

"Aduh!"

"Eh, hati-hati dong!" orang yang menabrak Sunoo membentaknya penuh amarah. Tolong, Sunoo tadi berjalan pelan, justru orang yang menabraknya lah yang berlari.

Tidak ingin menambah masalah, Sunoo mengalah dan meminta maaf. Orang itu bahkan tidak membantunya berdiri. Sunoo menatap sengit pada orang itu.

Orang itu memiliki rambut lurus berwarna coklat. Wajahnya tegas, hampir-hampir mirip dengan Jake tapi Jake lebih terlihat lembut. Orang ini mengingatkan Sunoo pada penjaga keamanan galak di fasilitas yang pernah ditinggalinya dengan Jake dulu.

"Apa?" tanya orang itu ketus.

Sunoo mengabaikannya dan berjalan menuju stan gorengan, tapi dia tidak melihat keberadaan Jake, "Lho, Jake?"

Melihat gelagat aneh dari Sunoo yang seperti kebingungan orang itu bertanya, "Kau kehilangan seseorang? Hei, jawab aku."

"Iya! Karena kamu menabrakku aku kehilangan temanku," Sunoo mengedarkan pandangannya dengan panik. Oh tidak, pasar ini ramai sekali. Akan sulit menemukan Jake di sini. Apalagi mereka sudah mengganti baju mereka dengan pakaian biasa. Dulu waktu awal-awal kabur mereka bisa saling menemukan satu sama lain karena mereka memakai seragam berwarna putih.

Orang yang menabrak Sunoo mengusap tengkuknya gusar, sepertinya dia telah membuat masalah bagi pemuda cantik ini, "Aku bantu carikan."

"Tentu saja kau harus bantu mencari," sergah Sunoo.

"Oke tenang dulu. Namaku Jay. Kamu?"

"Sunoo."

"Oh Sunoo, kamu bukan dari klan sini ya?"

Sunoo hanya mengangguk, "Nanti saja kenalannya. Sekarang kita harus cari Jake."

"Temanmu orangnya seperti apa?"

"Dia tampan, rambutnya coklat terang dan bergelombang, tinggi badannya kurang lebih sama denganku. Dia memakai kemeja coklat dengan kaos."

Jay membantu Sunoo dengan bertanya pada orang-orang yang dia kenal di pasar. Dari satu kios ke kios lain. Tapi tidak ada satupun yang melihat orang dengan ciri-ciri yang disebutkan Sunoo.

Hingga hampir 3 jam, Jay rasanya ingin menyerah.

"Jay!" seorang pemuda lain memanggil Jay dari kerumunan.

"Oh, Sunghoon."

"Sedang apa? Siapa dia?" tanya Sunghoon pada Jay.

Jay melirik Sunoo yang masih terlihat kebingungan. Tentu saja bingung, selama 2 tahun, tidak, seumur hidup dia tidak pernah terpisah dari Jake.

"Tadi aku tidak sengaja menabraknya dan dia jadi terpisah dengan temannya. Sekarang aku sedang membantunya mencari temannya itu."

Sunghoon terlihat berpikir sebentar, "Siapa nama temanmu?"

"Jake."

"Sepertinya aku tahu dimana temanmu berada."

Mereka langsung mengikuti Sunghoon. Ternyata Sunghoon membawa mereka ke salah satu kuil di dekat pasar. Di sana ada Jake yang duduk bersimpuh sambil menautkan kedua tangannya.

"Ku mohon, dewa, temukan Sunoo untukku."

Jay hanya melongo sedangkan Sunoo langsung berlari ke arah Jake. Memeluknya dari belakang.

"Sunoo!"

"Jake!"

Jay merotasikan bola matanya malas. Drama apa yang sedang dia tonton sekarang?

"Dia berdoa di sini dari sejam yang lalu," kata Sunghoon.

"Sunghoon terima kasih karena membawa Sunoo kesini. Ku rasa kota ini beneran kota suci, doaku langsung dikabulkan dengan cepat"

"Aku tidak habis pikir," Jay geleng-geleng, "ketika aku dan Sunoo berlarian kesana kemari mencarimu di pasar, kau malah duduk disini sambil berdoa pada dewa."

Jake tidak terima, "Aku juga mencari Sunoo. Ketika berbalik setelah beli gorengan dia tidak ada. Lalu aku bertemu kakak baik ini," Jake menunjuk pada Sunghoon, "dia mengatakan padaku bahwa dewa akan membantuku jika aku berdoa padanya."

Jay melirik Sunghoon tak percaya, "Kau sudah seperti biksu-biksu pinggir jalan tahu tidak?"

Sunghoon hanya terkekeh pelan.



-to be continued-

CLANS| ENHYPEN ft. I-LANDWhere stories live. Discover now