#023 Invasi (2)

2.6K 635 39
                                    

Api obor di atas benteng menyala semakin besar. Banyak pemuda klan yang berjajar di depan pintu gerbang, bersiap untuk kedatangan pasukan militer yang hendak menyerang kota mereka. Anak-anak, wanita, dan lansia disembunyikan di dalam Kuil Utama. Sedangkan, pria yang masih kuat berjaga di balik pintu masuk dengan berbagai jenis senjata di tangan seandainya pemuda mereka tak berhasil menghadang.

Setidaknya, mereka harus berjuang hingga titik darah penghabisan.

Heeseung berdiri di atas benteng. Jika saatnya tiba, dia bertugas menyalakan api klan yang akan memberikan kekuatan kepada seluruh manusia Klan Penjaga Kuil. Masih tak berhenti mengucap ribuan kalimat doa dalam hatinya. Berharap sebagai Miko, dewa akan mendengar doanya lebih dulu.

Di bawah sana, sudah ada Jay dan Sunghoon yang berdiri di garis depan seperti seharusnya seorang pemimpin.

"Jay," panggil Sunghoon, "Kau melupakan sesuatu."

"Apa?"

"Penobatanmu."

Jay sontak menoleh, "Hah?"

"Berdiri di sini saja sudah membuatmu lebih dari pantas untuk menjadi pemimpin klan."

"Berhenti mengatakan omong kosong."

Sunghoon hanya terkekeh pelan.

Sementara itu pasukan militer berbaju besi sudah terlihat di depan pintu Midgard. Jumlahnya cukup banyak, tapi tidak sampai ratusan. Mungkin sejumlah anak buah tuan tanah yang menindas Klan Elve beberapa waktu lalu?

Jungwon berdiri paling depan, sementara warga telah siaga di belakangnya membawa semua alat pertanian yang bisa dijadikan senjata. Mulai dari cangkul, sabit, garpu –apapun yang kelihatan tajam. Jake sendiri hanya mengawasi di antara para warga karena hari ini bintangnya adalah Jungwon.

Ketika pasukan militer sudah berada tepat di depan pintu masuk desa, mereka terkejut karena warga desa sudah bersiap untuk melawan. Membuat pimpinan mereka yang punya baju paling mewah tertawa, "Sudah tahu, ya, kalau di desa ini ada penjahat?"

Jungwon menatapnya sengit.

"Kau sesuai dengan ciri-ciri yang disebutkan," dia menunjuk pada Jungwon, "Ikut kami, maka klanmu akan baik-baik saja."

"Tidak mau."

"Huh? Berani sekali menentang perintah Central," saat ia hendak melangkah masuk ke dalam desa, Jungwon mengibaskan tangannya dan tumbuhlah beberapa tanaman dengan bunga berwarna putih.

"Sekali kau menginjak tanaman itu, kau tidak akan bisa bernapas lagi," kata Jungwon.

Salah seorang dari pasukan melepaskan pedang dari sarungnya, lalu menyerang Jungwon tanpa menunggu perintah. Tapi, dengan tangkas ditahan oleh Jake menggunakan tongkat besi kesayangannya.

"Kami tidak takut dengan ancaman kalian!" ujar Jungwon dengan tegas, "Sekali kalian membuat kerusakan di tempat ini, selamanya Desa Midgard tertutup untuk Central. Kami akan berhenti mengirimkan pesanan makanan."

"Kau pikir kau bisa melakukannya?!"

"Kenapa tidak? Kami tidak butuh uang kalian, selama ini kami berhasil bertahan hidup tanpa uang," Jungwon menunjuk pada lumbung yang berisi koin-koin emas.

"Sebelumnya, aku mau tanya," Jake berjalan mendekat ke arah sang pimpinan, "Invasi kalian ini apa sudah mendapat ijin dari para bangsawan? Ku pikir bangsawan yang biasa hidup enak itu tidak akan mengijinkan kalian merusak sumber makanan mereka."

Pria itu gemetar, dia tak bisa menjawab pertanyaan Jake. Karena benar memang invasi ini adalah murni perintah dari sang jenderal.

Mereka tak tahu menahu perihal apakah sudah diizinkan oleh kaum bangsawan atau belum. Perintahnya hanyalah membawa buron ke ibukota dan lakukan beberapa hal di Klan Elve sebagai peringatan.

CLANS| ENHYPEN ft. I-LANDWhere stories live. Discover now