#036 Tentara Revolusi (4)

2.1K 569 219
                                    

Fajar belum menyingsing. Udara dingin masih menyelimuti Kota Shin. Ada sedikit asap-asap tipis berhembus saat Kei bernapas. Dia berdiri di puncak benteng sambil memasukkan tangan ke saku celana bahan miliknya.

Di kejauhan, terdapat titik-titik berwarna kemerahan yang berasal dari obor yang dibawa oleh pasukan militer kerajaan.

"Lihatlah, betapa cerobohnya mereka," kata Kei, "Mereka bisa dihabisi selagi tenggelam dalam mimpi."

Seorang wanita berbaju zirah berlutut di sampingnya.

"Sudah dikonfirmasi berapa jumlahnya?" tanya Kei.

"Kira-kira lima peleton."

Kei berdecih, "Lima peleton? Militer mulai kehabisan orang, ya? Tapi, mereka tidak ada jeranya mengirim tentara ke tempat ini. Padahal sudah dikalahkan berulang kali."

"Sepertinya Klan Penjaga Kuil benar-benar dilindungi oleh dewa."

"Moran," panggil Kei pada wanita itu, "Klan ini memang punya dewa yang melindungi mereka."

"Ya?"

"Dan dewa itu turut serta membawa anak-anak jenius bersamanya. Itulah kenapa aku ingin membuat mereka terpukau sedikit,"

Sementara itu, langkah kaki yang ribut menggema di lorong rumah Jay. Seorang laki-laki setengah baya –salah satu pelayan keluarganya menggedor kamar Jay dengan keras.

"Ada apa?" tanya Jay sedikit membentak karena tidurnya diganggu.

"Di luar benteng, tentara militer sedang menuju ke sini."

"Apa?!"

Kalang kabut, Jay membangunkan Sunghoon yang kamarnya tepat di sampingnya. Lalu, bergegas menuju kamar Jake dan Sunoo.

"Jungwon mana?" tanya Jay bingung.

Sunoo mengucek matanya malas, "Cari aja di taman belakang, biasanya jam segini dia ada jadwal mengobrol dengan embun yang menempel di daun-daun muda."

Tidak ada waktu untuk mengomentari hobi Jungwon yang aneh itu. Jay langsung pergi ke tempat yang diberitahukan Sunoo.

"Heeseung mana?" kini Jake yang bertanya.

"Kak Heeseung pasti sudah di altar untuk berdoa," jawab Sunghoon.

Jake menggeleng, "Orang itu kerjaannya duduk terus."

"Kau sendiri yang mengatakan padanya untuk menjauh dari pertempuran, kan. Biar api hitamnya tidak muncul lagi," peringat Sunoo pada Jake.

"Sudahlah, waktu kita tidak banyak," Jay kembali bersama Jungwon, "Ayo segera ke benteng."

"Jake,"

Panggilan Sunghoon menghentikan langkah mereka, "Tongkat barumu ketinggalan."

"Oh, iya."

Saat mereka sampai di atas benteng, ternyata sudah ada Kei di sana. Mereka berdiri sejajar melihat pasukan militer yang bergerak mendekat menuju kota.

Jake mengangkat tongkatnya, tapi Kei mencegah. Dia bilang, "Kalau kau bikin petir di pagi buta begini, itu akan membangunkan orang-orang."

"Lalu bagaimana?" sergah Jake.

"Lord," Moran –karena dia memanggil Kei dengan sebutan 'Lord' maka bisa disimpulkan bahwa dia bukanlah bagian dari tentara revolusi alias murni pengawal Kei, "Kami melihat ada pengguna pusaka yang bersama mereka."

"Berapa orang?"

"Tiga orang."

"Baiklah, kalian habisi kadet-kadetnya. Ketiga pengguna pusaka itu biar aku yang atasi."

CLANS| ENHYPEN ft. I-LANDWhere stories live. Discover now