#005 Klan Penjaga Kuil (5)

3.4K 755 28
                                    

Tetap saja, kakek Jay membawakan satu ekor kuda untuk mereka. Sunghoon bisa mengendarainya. Wilayah Timur adalah wilayah yang sangat dekat dengan Selatan. Bukan hanya itu, jalur yang mereka lalui juga tidak terlalu sulit, mengingat Selatan dan Timur merupakan wilayah hutan yang subur.

"Butuh berapa lama kita sampai di sana?"

Jay menatap peta di tangan lalu dia menggaruk kepalanya. Jay tidak bisa baca peta. Benar kata kakek, pulang nanti dia harus banyak belajar.

"Kalau tanpa istirahat, nanti sore kita bisa sampai sebelum matahari terbenam," jawab Sunoo.

Jay dan Sunghoon spontan menoleh, "Secepat itu?'

"Tapi baru wilayah Timur aja," tambah Jake, "Desa Klan Elve, Midgard, berada di pusat wilayah Timur. Kita masih harus menembus berkilo-kilo meter hutan untuk sampai kesana."

"Jadi, berapa lama??"

"Dengan kecepatan kita yang sekarang, kira-kira dua hari. Itupun jika kita tidak bertemu perampok di tengah jalan," kata Jake ringan.

Jay menghela napas lega, "Syukurlah."

Jake menoleh keheranan, "Kok? Nggak minta dipercepat?"

"Mendengar cerita kalian yang butuh dua tahun keluar dari Central hingga masuk ke Selatan membuatku lega kita hanya butuh dua hari kesana."

"Oh iya, kalau boleh tahu kenapa kalian butuh selama itu untuk sampai ke kota kami? Aku bisa mengerti satu tahun kalian bersembunyi di Central, tapi ku pikir sisa satu tahun dari Central ke Selatan itu agak..." tanya Sunghoon dari atas kuda.

Jake dan Sunoo saling berpandangan.

"Kalau kalian tidak ingin mengatakannya, juga tidak apa-apa."

"Tidak, kami baik-baik saja. Sebenarnya satu tahun ke selatan itu adalah bohong," kata Jake.

"Hah? Bohong?"

"Bukan bohong juga sebenarnya," jawab Sunoo, "Alasan kami butuh waktu yang lama adalah karena Jake tidak sadarkan diri hampir selama 6 bulan, 4 bulan untuk pemulihan, lalu 2 bulan perjalanan."

"2 bulan itu pun kami dapatkan karena kami sering beristirahat atau berhari-hari tinggal di satu tempat seperti gua karena nyaman. Intinya kami lama karena bermain-main. Tapi, kali ini kami tidak akan main-main, kok, mengingat misi kita sangat sensitif terhadap waktu," jelas Jake.

"Bukan itu masalahnya, tapi Jake pernah tidak sadar 6 bulan?!" Jay melotot tidak percaya.

Jake berhenti sebentar untuk menaikkan celananya. Dia menunjukkan bekas luka di kaki kanan. Bekas luka itu panjang, terlihat kasar, memperlihatkan bahwa pernah ada luka yang fatal di sana.

"Ada insiden yang terjadi," kata Jake singkat.

.

.

Sekarang mereka memutuskan untuk beristirahat di dekat aliran sungai. Jake mengamati peta sekali lagi, dengan cuaca secerah ini, mereka bisa menambah kecepatan.

Sunoo menghampiri Sunghoon yang sedang memberi minum pada kudanya, "Sunghoon, kuda ini punya nama?"

"Berry."

"Berry?"

Sunghoon mengangguk, "Karena dia sangat suka makan beri liar. Dia kudaku. Ah, lebih tepatnya kakek Jay belum memberikannya padaku. Kakek bilang, dia akan menghadiahkan Berry setelah Jay resmi jadi ketua klan."

"Sepertinya kau dekat sekali dengan keluarga Jay,"

"Ku beritahu, aku tidak terlahir di Klan Penjaga Kuil, aku lahir sebagai salah satu Klan Es."

Orang tua Sunghoon bergabung dalam kelompok yang memilih untuk pergi dari Wilayah Utara. Bergabung dengan orang-orang yang ingin berjalan jauh melihat dunia di luar tanah putih mereka. Sunghoon kecil yang tidak tahu apa-apa hanya menurut saja ketika orang tuanya melepas pakaian kulit mereka dan menggantinya dengan kain yang lebih ringan dan nyaman.

Kebahagiaan dari perjalanan itu harus musnah di kala rombongan mereka dikepung oleh perampok. Klan Es mungkin kuat di Utara, tapi pengetahuan mereka nol. Tak ada yang mengira hal seperti ini akan terjadi.

Namun, sepertinya dewa masih ingin Sunghoon hidup di dunia. Anak itu hanya bisa diam gemetaran, tersembunyi di balik tubuh ayahnya yang mati disabet pedang. Dia melihat seluruh rombongannya dibantai satu per satu.

Hal terakhir yang dia ingat sebelum pingsan karena dehidrasi adalah seorang pria yang menghampirinya dengan wajah panik.

"Ayah Jay menyelamatkanku, dia bahkan memanggil bantuan untuk menguburkan seluruh anggota klanku yang mati. Beliau membawaku ke keluarganya di mana untuk pertama kali aku bertemu dengan Kak Heeseung dan Jay. Keluarga San merawatku, memberiku makan, dan membesarkanku sampai sekarang," Sunghoon bercerita sambil tersenyum kecil, meskipun matanya berubah sendu.

"Maaf, aku tidak tahu kau punya masa lalu seperti itu," Sunoo menunduk dalam, menatap pantulan wajahnya di riak air sungai.

"Tidak apa-apa. Itu sudah lama sekali."

"Ngomong-ngomong, selama 6 bulan Jake tertidur, kau merawatnya sendiri, Sunoo?"

Sunoo mengangguk pelan.

"Pasti berat ya,"

"Memang berat sekali waktu itu, tapi–" Sunoo menoleh pada Jake yang sedang bersenda gurau dengan Jay, "melihat Jake bisa tersenyum seperti sekarang, ku rasa itu setimpal."

"Oiii!!" Jay berteriak, "Ayo jalan lagi!"



-to be continued-

Info klan

Penjaga Kuil

Kota/Desa: Kota Shin; terletak di Wilayah Selatan berada paling dekat dengan pantai dan pelabuhan. Klan Penjaga Kuil hanya punya satu kota sebagai tempat tinggal dengan Kuil Utama sebagai aset mereka yang paling penting. Selain itu, kota Shin dikelilingi benteng batu yang kokoh dengan api-api abadi di atasnya.

Elemen/Kekuatan/Keistimewaan: Pengendali api; orang-orang penjaga kuil memiliki intuisi yang kuat dan unggul dalam bidang spiritual serta umumnya pandai meramal.

Center: Miko; berasal dari keluarga inti yaitu Keluarga San (San dalam bahasa Jepang artinya 'tiga'), dia memiliki api berwarna biru yang mana jauh lebih panas ketimbang api biasa.


a.n Saya mengambil budaya Jepang untuk latar belakang Klan Penjaga Kuil. Temen-temen reader bisa membayangkan bangunan-bangunan dengan gaya Jepang dan kimono untuk jubah kebesaran Miko alias Heeseung di sini. Di Jepang, Miko adalah gadis kuil tapi di sini anggap saja Miko itu laki-laki, ya :)

CLANS| ENHYPEN ft. I-LANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang