#009 Klan Elve (4)

2.8K 713 136
                                    

Hanya dengan kedatangan beberapa orang saja, meja makan kepala desa sudah terasa sangat ramai. Jake dan Jay masih berebut makanan, padahal mereka sudah diberi jatah sendiri-sendiri. Entah kenapa, meskipun warga Midgard hanya makan sayur dan buah-buahan, masakan mereka rasanya sangat enak. Mungkin itu adalah salah satu dari rahasia kekuatan mereka.

"Kalian makan seperti babi," sindir Jungwon sambil meletakkan sepanci sup di atas meja. Dia sampai harus membuat sup untuk kedua kalinya saking rakusnya Jake dan Jay.

"Apa katamu?" protes Jay tidak terima.

"Seperti kau pernah lihat babi saja. Kau kan cuma tau daun dan kacang-kacangan,"

Jungwon melotot ke arah Jake, "Aku pernah ketemu babi, ya. Enak aja! Lagian tumbuhan itu nggak cuma soal daun dan kacang."

"Jungwon, ini habis ditumis dikasih apa lagi?" Sunoo muncul dari dapur dengan wajan besi di tangannya. Selama mereka numpang di sini, Sunoo hanya bisa membantu Jungwon masak. Dia segan kalau harus panas-panasan di ladang.

"Oh itu-"

"Gawat!" belum sempat Jungwon menyelesaikan perkataannya, seorang warga membanting pintu rumah kepala desa dengan tergesa, "Tuan Tanah datang bersama pasukannya!"

Semua orang bergegas keluar, meninggalkan mangkok makan mereka. Jake menyambar tongkat besinya, membawanya untuk berjaga-jaga. Sunoo bahkan lupa kalau tangannya masih memegang wajan.

Tuan Tanah itu adalah seorang pria paruh baya, badannya gemuk dan besar. Jake yakin, sekali disambar petir orang itu pasti terlihat seperti babi guling. Jake meneguk ludah membayangkan enaknya babi guling, dia jadi lapar lagi.

Kepala desa berjalan menuju tuan tanah, "Ada urusan apa Anda sekalian ke sini?"

"Ada urusan apa katamu?" tuan tanah tersenyum meremehkan, "Sesuai perjanjiannya, kami akan menebang Yggdrasil karena kalian melawan perintahku."

Jungwon tersentak, buru-buru dia berlari ke belakang, merentangkan kedua tangannya untuk melindungi pohon Yggdrasil. Meskipun dia tahu itu akan sia-sia.

"Singkirkan dia!" seorang pengawal berbaju besi mencengkeram lengan kepala desa dan menyeretnya menjauh. Memberontak pun percuma.

Jay melihat ke sekitar lalu memijit pelipisnya, "Orang-orang di desa ini kenapa tidak punya keinginan melawan, sih? Mereka bahkan masih punya sabit, cangkul, garpu, dan alat-alat lain. Tapi, tidak satu pun berpikir untuk menggunakannya."

"Pola pikir setiap klan berbeda, Jay. Kau tidak bisa samakan mereka dengan Klan Penjaga Kuil," kata Sunghoon.

"Persetan!" Jay membuat lingkaran api di sekitar penduduk untuk melindungi mereka dari serangan pasukan si tuan tanah. Jay tidak tahan melihat orang-orang lemah ditindas di depan matanya.

"Cih, kalian bahkan meminta bantuan dari klan lain. Benar-benar minta dimatikan, ya."

Ketika Tuan Tanah berjalan semakin dekat ke pohon Yggdrasil, Jake dengan segenap keberanian menghadangnya. Memegang tongkatnya di kedua tangan. Langit pagi yang cerah kini telah tertutup mendung, dia siap menyerang kapan saja.

"Kau pasti yang membakar anak buahku tempo hari. Aku tidak tahu darimana asal klanmu, tapi ku beri tahu kekuatanmu tidak akan mempan terhadapku, anak muda."

Jake tidak segan untuk mengayunkan tongkatnya dan menyambar tuan tanah itu. Tapi, anehnya si tuan tanah baik-baik saja.

"Bagaimana bisa?"

Tuan Tanah menghunuskan pedangnya ke atas kepala. Pedang itu menyerap seluruh sengatan petir Jake dengan sempurna. Pedang itu berukuran besar dan lebar, dengan panjang kira-kira satu meter, ada dua mata pedang dengan ujung yang runcing. Juga, sebuah ukiran menyerupai sulur berwarna merah di sepanjang bilah pedangnya.

Jake membelalakkan matanya, "Pedang itu, bagaimana kau memilikinya?"

Tuan tanah itu mengayunkan pedangnya hendak menebas Jake.

"Akhhh!" namun Sunoo lebih dulu menyiramkan kuah panas di wajan yang dia pegang. Membuat wajah tuan tanah itu memerah dan melepuh.

"Kurang ajar," serangan tuan tanah beralih pada Sunoo yang detik itu juga mengubah wajannya menjadi pedang untuk menahan serangan.

Mata Sunoo berkilat marah, "Kenapa pedang itu ada padamu!!"

Bunyi desingan pedang terdengar nyaring. Tidak ada yang mengira, tidak satu pun kecuali Jake, bahwa Sunoo yang manja dan terlihat lemah memiliki kemampuan pedang setara dengan para tentara. Bukan hanya teknik tapi juga kekuatan. Sepertinya bukan bohong ketika Sunoo bilang dia tidak ingin membantu di ladang hanya karena panas.

Tapi tetap saja, pedang Sunoo hanyalah imitasi dari wajan penggorengan. Pedang itu terpental jauh. Sunoo terjatuh dan tuan tanah melihat kesempatan untuk membunuhnya.

"Sunoo!"

Namun, ternyata pedang itu tidak pernah menggores tubuh Sunoo sedikit pun.

"Kau baik-baik saja?"

Sunoo menatap tidak percaya pada Jungwon yang kini memeluknya, "Jungwon..."

-to be continued-

CLANS| ENHYPEN ft. I-LANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang