#019 Ruang Putih (2)

2.3K 613 7
                                    

Hari itu, panti asuhan kedatangan seorang tamu terhormat. Mereka bilang dia adalah seorang pejabat militer tingkat tinggi yang sengaja berkunjung untuk melihat sejauh apa perkembangan anak-anak yang akan menjadi 'harapan Central'.

Seluruh anak dalam bangunan itu dikumpulkan di sebuah pekarangan berumput yang biasa mereka gunakan untuk berlatih pedang.

"Namaku Rodric," pejabat tinggi itu memperkenalkan dirinya. Jake dan Sunoo saling berpandangan ketika pria bernama Rodric itu tersenyum pada mereka, "Aku dengar dari instruktur kalian, Jake adalah murid terbaik di sini. Apakah benar?"

Pertanyaan itu disambut dengan anggukan antusias dari semua anak termasuk Sunoo.

"Mau coba bertanding denganku?"

Jake diperintahkan untuk melakukan satu kali latihan tanding oleh instuktur mereka. Dalam satu ayunan tangan, latihan tanding itu dimulai. Jake berusaha keras mempraktekan semua yang telah dipelajarinya.

Menusuk, menebas, hingga bagaimana menangkis serangan.

Ketika pedang mereka bertemu dan mereka berada dalam jarak yang sangat dekat, Rodric tersenyum misterius pada Jake. Setelah itu, pedang Rodric terpental jauh.

Seluruh anak bersorak untuk kemenangan Jake.

"Wah," tak ayal, Rodric pun ikut bertepuk tangan, "Kau hebat sekali Jake."

"Paman tidak menggunakan kekuatan penuh. Tidak, bahkan paman sama sekali tidak berusaha," Jake menatap marah.

Dilihat dari ukuran tubuh dan pengalaman saja, level mereka sangat jauh berbeda. Hanya orang bodoh yang menganggap Jake beneran hebat dengan mengalahkan seorang pria dewasa apalagi seorang pejabat militer.

"Tentu saja, kalau kau sampai terluka," Jake mengikuti arah pandang Rodric yang menuju pada Sunoo yang sedang duduk di antara anak-anak panti yang lain, "temanmu akan sedih."

Jake sadar bahwa ia harus berhati-hati pada pria ini.

Setelah kunjungan pada hari itu, Rodric jadi semakin sering berkunjung ke panti asuhan. Meski hanya sekedar melihat-lihat. Namun, kegiatan melihat-lihat itu lama kelaman berubah menjadi kegiatan mengunjungi Jake dan Sunoo.

Rodric mendadak menjadi akrab dengan kedua anak itu. Membuat seluruh penghuni panti merasa heran. Para petugas tahu bahwa Rodric –sang jenderal rupanya terkesan melihat potensi dari Jake dan Sunoo.

Kedua anak itu menunjukkan perkembangan yang sangat jauh dari teman-teman mereka. Nilai sempurna bukan hanya untuk ujian pengetahuan, tapi juga tes strategi, sejarah, bahasa, matematika, dan kemampuan berpedang membuat Rodric tampak berambisi untuk kedua anak itu.

Namun, kedekatan mereka adalah hal yang berbeda.

Seperti sekarang, mereka sedang bercengkerama di perpustakaan panti dengan Sunoo di pangkuan Rodric sedangkan Jake duduk di atas meja di depannya. Layaknya orang tua yang sedang mendongengkan sebuah cerita pada anak-anaknya, itulah yang sedang Rodric lakukan.

"Paman, boleh aku minta sesuatu?"

"Apa itu, Jake? Aku akan berikan apapun yang kau mau."

"Bisa minta para petugas berhenti memberikan kami stimulan?" tanya Jake takut-takut.

Rodric mengalihkan pandangannya dari buku pada Jake, "Kenapa?"

"Sunoo sakit."

Hanya dengan satu batukan dari Sunoo, Rodric membuat perintah yang sangat ditentang oleh pengurus panti. Bahwa mereka harus menghentikan pemberian stimulan pada anak-anak.

"Mengentikan pemberian stimulant akan menjauhkan kita dari tujuan, jenderal."

Mereka tak habis pikir, jenderal itu sendiri yang memerintahkan pemberian stimulan tapi dia juga yang melarang penggunaannya.

"Sunoo bahkan menggigil di ruangan yang hangat dan Jake akhir-akhir ini juga sering batuk. Mereka memberikan hasil terbaik dari puluhan anak lain, kalian mau tanggung jawab kalau kita kehilangan bahkan salah satunya?"

Setelah melalui diskusi yang panjang, pemberian stimulan akhirnya hanya dibatasi untuk anak-anak yang nilainya rendah saja.

"Terimakasih, karenamu aku dan Jake tidak harus disuntik stimulant lagi," kata Sunoo.

Rodric mengelus puncak kepala Sunoo, "Ya, apapun untuk kelangsungan hidup kalian."

"Kalau begitu, boleh kali ini aku yang minta sesuatu?"

"Apa?"

"Aku ingin koleksi buku baru di perpustakaan. Semua buku di sini sudah habis ku baca dan aku bosan," Sunoo bertingkah dengan memiringkan kepalanya.

"Baiklah. Besok kau akan melihat puluhan rak baru di perpustakaan ini."

Namun, Rodric tidak tahu, keputusannya untuk menuruti permintaan Sunoo hari itu akan menjadi jebakan untuk dirinya sendiri.



-to be continued-

CLANS| ENHYPEN ft. I-LANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang