#018 Klan Es (5)

2.2K 590 88
                                    

Dengan sisa kekuatannya, Jungwon menumbuhkan beberapa tangkai beri liar. Klan Elve itu sulit bekerja di musim dingin. Tanahnya tidak subur dan suhunya sangat rendah. Tidak banyak tanaman yang bisa tumbuh di musim seperti itu. Begitu pun Jungwon, dia hanya mampu menumbuhkan beri liar saja apalagi dengan tenaganya yang tidak banyak tersisa.

"Tidak usah memaksakan diri," Sunoo memperingati Jungwon yang bersikeras menggunakan kekuatannya untuk memberikan mereka makanan di tengah badai salju.

"Sudah waktunya sarapan! Tidak boleh terlambat," kata Jungwon, "Lagian, kapan badainya berhenti, sih? Dingin tahu!"

Badai di luar tidak ada tanda-tanda akan reda barang sedikit. Kangmin mendesah lelah, "Aku takut kita harus di sini untuk semalam lagi."

"Hah?!" pekik Sunoo dan Jungwon bebarengan.

Jungwon berkacak pinggang, "Katamu kau Klan Es, raja di utara? Masa' menangani badai seperti ini tidak bisa?"

"Klan Es juga bisa mati kalau dihantam gletser. Kami ini manusia bukan dewa."

Sunoo hanya bersandar di dinding gua, enggan melerai dua anak laki-laki yang bisa dibilang seumuran dengannya tapi entah kenapa terasa seperti dia membawa dua orang balita.

"Kangmin," panggil Sunoo.

"Apa?!" Kangmin yang kebetulan sedang berdebat dengan Jungwon, menjawabnya dengan nada tinggi. Membuat Sunoo menoleh ke arahnya dengan tatapan, 'kau membentakku?'

"Maaf. Aku ulangi, apa?"

"Sungguhan tidak ada yang bisa kita lakukan?"

Kangmin mengamati lingkungan sekitar dari mulut gua lalu berpikir sejenak, "Sebenarnya kita bisa menerobos badai ini. Kebetulan jalur yang akan kita lewati tidak begitu terjal dan aku yakin kalian tidak takut dengan serigala. Tapi tetap saja akan beresiko mengingat tempat ini masih berupa dataran tinggi dan bisa terjadi longsor."

"Ku rasa mengambil resiko lebih baik daripada diam kedinginan di tempat ini," Jungwon menggosokkan kedua telapak tangannya dan meniupnya sedikit.

"Baiklah, kita tunggu sampai sedikit siang agar udaranya tidak begitu dingin," ucap Kangmin final.

Mereka berdiam di gua itu sambil menatap api unggun yang masih menyala terang. Tapi, itu akan menjadi api unggun terakhir mereka karena Jungwon mulai kehabisan tenaga dan Sunoo melarangnya untuk menumbuhkan apa-apa lagi.

"Kau tidak punya kain lagi?" tanya Sunoo saat melihat darah di pundak Kangmin makin lama makin merembes keluar.

"Tidak ada,"

Entah berapa kali Sunoo menghela napas sejak semalam. Kalau saja Kangmin ijin padanya sebelum menculiknya, Sunoo bisa bersiap-siap dengan tasnya terlebih dahulu. Dia selalu menyimpan banyak kain bersih untuk berjaga-jaga. Apalagi Jake yang ceroboh itu suka sekali terluka.

Omong-omong soal Jake, sekarang mereka sedang apa, ya? Jake pasti marah sekali dan datang ke Nord tanpa pikir panjang.

"Kau harus membayar mahal untuk ini, Kangmin," celetuk Jungwon sambil cemberut.

Kangmin tersenyum, "Akan ku perlihatkan pemandangan langit yang hanya muncul di wilayah utara. Kalian pasti terkesima."

Sunoo dan Jungwon menoleh pada Kangmin dengan tatapan penuh minat.

"Aurora. Kalau kalian tinggal sedikit lebih lama di Nord, setidaknya sekali kalian akan melihatnya bersinar di langit malam. Itu sangat indah."

Jungwon memeluk lututnya semakin erat, "Tepati janjimu."

CLANS| ENHYPEN ft. I-LANDWhere stories live. Discover now