#005 Negosiasi (1)

2.6K 612 134
                                    

Disclaimer; chapter-chapter Negosiasi akan terasa panjang dan membosankan :)

Ruang tamu rumah Jungwon diselimuti oleh aura yang mencekik dan mencekam. Sementara Jungwon duduk menyilangkan tangan di dada, Jay dan Jake menunduk, menghindari pandangan satu sama lain.

"Oke," Sunghoon akhirnya buka suara, "Tidak adakah yang ingin kau katakan, Jay?"

Jay menarik napas lalu membuangnya kasar, "Aku minta maaf."

Semua orang di ruangan itu menatapnya menuntut.

"Maaf, karena aku melupakan janjiku. Aku benar-benar kehilangan akal, aku minta maaf," Jay membungkuk dengan kedua tangan di lutunya.

"Aku tidak ingin masalah ini terlalu berlarut-larut," kata Jake, "Kita lupakan saja semua ini. Setelah Sunoo sadar nanti kita susun rencana lain."

"Rencana apa?" tanya Jay.

Jake merotasikan matanya, "Kau bilang kau mau memenuhi janjimu. Ini aku carikan cara yang tepat! Aku tahu tidak mungkin meninggalkan Kota Shin begitu saja."

"Kirimkan petisi ke kerajaan," Sunoo tiba-tiba muncul dari dalam kamar dengan dibantu Heeseung.

"Sunoo, kalau kau masih sakit istirahat saja,"

Sunoo menggeleng, "Aku sudah lebih baik. Kembali lagi, aku teringat sesuatu saat Euijoo mengatakan tentang petisi. Jay, kau buatlah petisi resmi untuk melepaskan Klan Penjaga Kuil dari Stalzr dan kirimkan itu langsung pada raja."

"Memangnya itu bisa?" tanya Jake, "Apa ada undang-undang yang mengatakan sebuah klan dan wilayah lepas begitu saja dari kerajaan?"

"Memang tidak ada. Tapi, ku rasa itu bisa diakali dengan menggunakan hukum pidana tentang pembunuhan,"

"Hah? Pembunuhan?"

Kecuali Jake, empat orang lain hanya berkedip tak mengerti apapun yang mereka berdua bicarakan.

"Apa yang dilakukan militer pada klan kalian sebelumnya adalah pembunuhan. Miko dikirim ke ibukota tanpa alasan yang jelas, bahkan kondisinya tak baik di sana," Sunoo menjelaskan, "Kalian bisa menyanggah tuduhan pengkhianatan dan membaliknya jadi pembunuhan."

Sunoo melanjutkan, "Hukuman untuk pembunuhan sangatlah berat. Apalagi jumlah anggota klan kalian yang terbunuh dalam invasi itu cukup banyak. Anggap saja kompensasi, kau bisa meminta pelepasan klan dari kerajaan."

"Rumit sekali, aku tidak yakin apakah aku bisa melakukannya," ujar Jay ragu-ragu.

"Kau harus melakukannya!" Sunoo mengambil tangan Jay dan meyakinkannya, "Setelah itu, Klan Penjaga Kuil tidak perlu ketakutan lagi terhadap invasi."

Akhirnya, mereka kembali ke rumah Jay dan langsung menulis petisi di atas kertas yang digulung menggunakan kain sutra berkualitas terbaik.

Dengan dikte dari Jake dan Sunoo serta sedikit keributan kecil, Jay menunjukkan kemampuan tersembunyinya dalam bidang kaligrafi. Sebuah seni kebanggan Klan Penjaga Kuil selain seni membuat teh.

"Kau punya pesona tersembunyi juga, ya," celetuk Jake yang tidak digubris sama sekali oleh Jay.

"Apa raja bisa membaca tulisan sebagus itu?" gumam Sunoo, "Ah, yang benar, apakah raja bahkan akan membacanya?"

"Maksudmu raja itu tidak bisa membaca?" tanya Jungwon, "Aku yang lahir dan besar di desa saja tahu caranya membaca dan menulis."

"Itu hanya perumpamaan."

Tepat seperti yang mereka rencanakan, rumah Jay menerima balasan dari petisinya sekitar lima hari setelah dikirim. Di sana tertulis bahwa raja ingin membicarakan ini lebih lanjut secara langsung dengan pemimpin klan.

CLANS| ENHYPEN ft. I-LANDWhere stories live. Discover now