#022 Klan Es (9)

2.3K 562 34
                                    

Secara garis besar, Sunoo sudah paham apa yang sedang terjadi pada Klan Es dari cerita Kangmin ditambah dengan beberapa hal yang Daniel ketahui. Klan Es sedang mengalami perang saudara akibat kematian dari calon kepala suku mereka.

"Jadi, menurut Om Daniel perang saudara itu sengaja dibuat oleh militer? Kenapa mereka repot-repot?" tanya Sunoo.

"Membiarkan mereka menghancurkan diri sendiri adalah cara terbaik untuk menghemat senjata dan tenaga. Meskipun cukup sulit dilakukan," jawan Daniel.

Daniel menambahkan, "Harus ada latar belakang dan alasan yang kuat untuk memicu sebuah perang saudara, apalagi jika dirimu adalah orang yang sama sekali asing. Mungkin tuan muda ini mau bercerita sedikit mengenai kronologinya?"

Semua atensi dialihkan pada Kangmin yang kini menggenggam erat selimutnya, "Hari itu aku pergi ke hutan untuk mencari musang dan kebetulan bertemu dengan si calon kepala suku –Johan namanya."

"Kena!" Kangmin menangkap seekor musang yang terjerat dalam perangkap. Dengan senyum lebar, dia memasukkan musang itu ke dalam kandang yang dia bawa.

Namun, saat hendak berbalik, mukanya tiba-tiba dicengkeram oleh sebuah tangan besar. Tubuh Kangmin dilempar sembarangan ke atas salju.

"Johan! Apa-apaan kau!" geram Kangmin.

"Tuan muda dari keluarga terhormat bukannya mempertaruhkan nyawa di turnamen malah bermain-main menangkap musang!" itu adalah Johan, calon kepala suku yang terpilih saat turnamen beberapa waktu lalu.

Kangmin meludahkan darah yang menggumpal di mulutnya. Bukan mau dia untuk mangkir dari turnamen, kakaknya yang protektif itulah yang melarangnya ikut.

Meskipun Kangmin punya kapasitas es yang besar dan mampu membuat es terkuat di antara anggota klan lain, tapi turnamen kepala suku tidak mengijinkan pesertanya untuk menggunakan es.

Murni mengandalkan tinju dan kemampuan bertarung. Kangmin yang kecil dan ringkih itu pasti sudah terlempar keluar arena di babak pertama.

Johan yang kesal karena Kangmin tidak menjawabnya bahkan menunjukkan wajah tidak menyenangkan malah merebut manik-manik yang melingkar di leher Kangmin.

"Hei, kembalikan!"

"Ambil dengan tanganmu sendiri kalau bisa."

Pergulatan antara Kangmin dengan Johan tidak terelakkan. Kangmin melepaskan es-es besar tapi Johan sangat gesit sehingga bisa menghindar. Johan punya tinju yang cukup kuat untuk menghancurkan es itu.

Tapi, tubuh Kangmin yang ringan punya keuntungan. Dia melompat setinggi mungkin dan sampai di pundak Johan lalu menjatuhkannya. Johan yang tidak mau kalah terus melawan. Alhasil mereka berguling-guling di atas salju dan tanpa sadar menggelinding hingga ujung jurang.

"Eh?" mereka terlambat menyadarinya dan kini sudah ada di udara.

Untung saja mereka jatuh di antara tumpukan salju tebal dan jurangnya juga tidak terlalu dalam sehingga mereka tidak mengalami luka yang serius.

"Sialan kau, Kangmin!" umpat Johan sambil membersihkan salju di wajahnya.

"Johan, sejak kapan ada gua di tempat ini?"

Johan perlahan bangkit dan berdiri di samping Kangmin. Mereka bergerak masuk ke dalam gua yang baru saja mereka temukan. Ada obor-obor yang menyala di dalamnya.

CLANS| ENHYPEN ft. I-LANDWhere stories live. Discover now