#027 Dataran Putih (5)

2.1K 563 177
                                    

Suasana duka menyelimuti rumah keluarga utama. Tuan Besar Klan Penjaga Kuil baru saja meninggal karena sebuah penyakit yang tidak diketahui menggerogoti tubuhnya. Kematiannya otomatis membuat Jay dan Heeseung menjadi yatim piatu.

"Kuatlah,"

Hanya itu yang selalu yang dikatakan orang-orang pada Heeseung. Sebuah kata penghiburan kosong bagi mereka yang ditinggalkan

Jauh dari rumah, Jay menekuk lututnya di pinggir sungai. Dia kabur ke sini setelah bertengkar dengan bibi dan kakeknya karena tidak mau mengenakan pakaian duka. Jay enggan mengakui bahwa ayahnya telah meninggal.

"Masih ada kakek dan bibi jadi tidak apa-apa," kata Jay, "Benar-benar tidak apa-apa, kan, Sunghoon?"

Sunghoon berdiri di belakangnya lengkap dengan pakaian duka dan wajah kelam. Entah kenapa, Sunghoon satu-satunya yang tidak menangis saat mendengar kabar kematian pria yang berstatus ayah angkatnya itu.

"Kau sendiri yang tahu, apakah itu baik-baik saja atau tidak," hanya itu yang mampu Sunghoon berikan sebagai jawaban.

Mungkin Sunghoon sudah lama lupa bagaimana kedua orang tua kandungnya mati, tapi dia masih ingat rasanya. Begitu sakit hingga air matanya tak kunjung berhenti. Kini, lagi-lagi Sunghoon kehilangan ayahnya untuk kedua kalinya. Seharusnya Sunghoon baik-baik saja. Dia, kan, sudah pernah mengalaminya.

Tapi, manusia itu tidak pernah terbiasa dengan kemalangan.

Maka dari itu, Sunghoon menangis tanpa suara, "A –aku..."

"Oi, kau benar. Dia sendirian."

Tiba-tiba, sekawanan orang dewasa datang menghampiri mereka.

"Tidak. Dia bersama seorang anak lagi,"

"Dia anak angkat keluarga itu. Keberuntungan ada di pihak kita,"

Belum sempat kedua anak itu menangkap semua informasi, tubuh ringan Jay sudah dibopong oleh salah satu orang. Memberontak pun tak ada gunanya.

"Lepaskan Jay!" Sunghoon bergerak menyerbu, tapi tubuhnya ditahan begitu mudah. Dia dijatuhkan dalam keadaan tengkurap, kaki dan tangannya dipegangi begitu kuat. Sementara Jay masih berusaha melawan, Sunghoon sama sekali tidak bisa bergerak.

Batin Sunghoon terus berteriak, "Bergeraklah! Bergeraklah!"

"Sunghoon, tidak apa-apa! Mereka pasti menculikku untuk minta tebusan! Kembalilah pada kakek dan suruh mereka bawa uang tebusan yang banyak!"

Akan bagus sekali kalau memang begitu.

"Benar sekali, tapi melepaskan kalian hidup-hidup tidak akan menyenangkan."

Mendengar itu, Jay spontan berteriak minta tolong. Dirinya belum bisa menggunakan kekuatan api dan bela dirinya tidak akan mempan.

Namun, sekeras apapun berteriak, hasilnya percuma saja. Tidak ada satupun yang lewat di dekat sini karena semua orang pasti sedang pergi ke rumahnya untuk melayat.

Di tengah kegelisahan itu, Sunghoon berhenti memberontak.

"Sudah menyerah, Nak?"

"Lepaskan Jay."

"Hah?"

"Lepaskan, aku tidak akan memberi perintah untuk ketiga kalinya,"

"Perintah katamu? Hei, jangan berc–"

Hampa.

Semua keributan itu teredam saat tiga orang yang memegang Sunghoon berubah menjadi patung es. Sunghoon menghancurkan tangan-tangan yang memeganginya lalu berdiri.

CLANS| ENHYPEN ft. I-LANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang