/23.12.18/ ○ 10:10

4.8K 797 351
                                    

¦decorating¦


"Jer, Jer. Anak lu woy."

Zefan sedang memasang lampu neon selang ke sekujur cemara norfolk yang tingginya sekitar tiga meter, di sudut pekarangan rumah. Masalahnya adalah, Mika pinter-pinteran ingin ikut memanjat tangga sambil membawa ujung untaian lampu yang satunya.

"Woy, Bang! Jatoh nih bocah lu entar."

Yere yang dipanggil-panggil tak menyahut. Sibuk saja memalu klem kabel di tembok pagar. Zefan dongkol juga lama-lama. Jangan sampai keponakannya ini dia gantungkan juga jadi dekorasi Natal.

"Gue jatuhin ya, Jer."

"Jangan lah. Belum gue asuransiin yang itu."

Kurang ajar memang.

Yere mengambil terminal soket lalu menggunting stekernya. Mengeluarkan tembaga kabel dari kulitnya. Ia kemudian mendecak ketika menyadari tangga masih dipakai oleh Zefan.

"Eh Zef, ini nanti colokannya lu posisikan lah ya di mana bagusnya." Ia kemudian menunjuk-nunjuk lampu di kanopi carport. "Nanti kabelnya sambungin aja ke lampu tuh. Gak bisa nyampe soalnya kalau mau dicolokin ke dalam rumah."

Enak saja menyuruh-nyuruh.

"Urus anak lu dulu nih, Bos," protes Zefan.

"Mike! Turun, turun!"

Tapi bocah tengil itu tidak mau menurut. Zefan sakit kepala. Belum lagi mengenai teman-temannya yang—oh, Zefan belum bilang ya? Riko dan yang lainnya juga sedang di sini.

Katanya sih, teman-temannya ini datang  hendak membantu mendekorasi. Tapi Zefan sama sekali tidak merasa terbantu dengan empat orang yang masing-masing kerjaannya cuma memegangi kaki tangganya (dengan dalih keselamatan kerja, bacotlah) dan satu sisanya cuma menggenjrengkan lagu penyemangat.

Lalu mereka yang melahap pisang goreng paling banyak ketika konsumsi diturunkan. Sialan sekali. Zefan datang belakangan dan yang tersisa di baki tinggal segelas sirop markisa.

Beres mendekor, mereka cabut untuk bermain bola di sebuah lahan kavelingan kosong milik perumahan. Mengambil batu-batu sebagai penanda gawang.

Bermain serampangan saja, menggunakan bola karet warna hijau mentereng yang bertotol-totol milik Mika.

Abaikan Zefan yang mengerang frustrasi karena kebagian setim dengan Mika, Didi, dan Anya saat hompimpa tadi. Mungkin ini memang hari sialnya.

.

"Kenapa gua sekelompok sama dua bocah dan satu anjing."

"Sapa yang lo maksud bocah, hah!" cecar Didi tidak terima.

"Daripada gue bilang satu bocah dan dua anjing."

"ZEFANJĚ MAJU LO BANGSAT."

.

Ketika situasi sudah kondusif, permainan dimulai. Riko agaknya memberi poin dan membiarkan Mika menggiring bola duluan. Namun satu lapangan terbengong ketika bocah itu malah putar balik ke arah sarang sendiri, langsung menembak dari tengah lapangan. Bola karet itu terbang menuju gawang. Masuk pula.

Zefan menepuk dahinya keras-keras.

Sementara itu, Riko, Kei, dan Tegar sudah ngakak hore-hore kemudian memboyong Mika untuk selebrasi.

"AOWKWOKWOWKWOW. Siapa yang ngajarin Mik? Bang Jep ya?"

"ITU YANG GUA SEBUT TENDANGAN HARIMAU PUTIH."

SnackingWhere stories live. Discover now