/24.10.18/ ○ 08:51

5.8K 881 304
                                    

¦it's my bad¦


Pintu kelas diketuk. Kei muncul dari balik pintu, beralasan bahwa ia terlambat masuk ke kelas karena tersangkut masalah sebentar di kantor BP.

Didi berfirasat bahwa pemuda berkacamata itu sengaja mengulur waktu—pasti sempat keliling-keliling dulu di gedung sekolah sebelum akhirnya masuk ke kelas.

Didi menghela napas. Berhenti menyalin tugas Geografi dari buku tulis milik Oki yang diletakkan di tengah-tengah meja. Berita kontroversial Kei hari ini membuatnya teringat pada kecerobohan yang dilakukannya kemarin.

Didi mencuri lirik pada teman sebangkunya. Pemuda itu masih sibuk menyalin. Didi memutar-mutar pena di jemarinya sambil memandangi tulisan tangan Zefan. Didi selalu bertanya-tanya apakah tidak merepotkan menulis dengan huruf sambung—apalagi miring-miring seperti itu.

Zefan memang pernah mengatakan kalau dia mengambil referensi dari Rage Italic dan Mistral.

Buat apa coba, pikir Didi.

.

Didi masih memainkan pena. Perlu beberapa detik untuk berpikir ulang sebelum akhirnya memanggil, "Zefanjě."

"Hm?" Zefan menjawab tanpa beralih dari pekerjaannya.

"Lo nggak marah?"

"Marah kenapa?"

"Karena gua kelepasan kemarin—"

Kali ini Zefan menoleh.

"—sorry, cuy." Didi kembali lanjut menulis. Sudah bukan rahasia lagi kalau ia  kagok menatap balik pada Zefan semenjak pemuda itu confess padanya. "Gara-gara gua, mereka jadi pada tau."

"Ngga terlalu masalah sih."

Kali ini Didi berani menoleh. Matanya memincing. "Lo nggak usah sok fine," desisnya sebal. "Lo pasti kesal kan karena ketauan...," Didi melirik kiri-kanan, "...homo," bisiknya hati-hati.

"Lagian elu juga sih, mancing-mancing gua kemarin," tambah Didi.

Dalam hati, Zefan tertawa.

"Intinya, maapin gua lah, Zep."

"Udah gua bilang; ngga masalah."

"Tapi gua nggak enakan jadinya," keluh Didi, bertopang dagu sambil memain-mainkan pena di atas bibirnya. Ia jadi merasa ia sebelas-dua belas dengan Febri dan kawan-kawannya yang mengumbar-umbarkan orientasi seksual Kei ke orang banyak. (Terlepas dari Kei yang memang sudah gila dan malah membantu penyebaran berita tersebut).

Zefan meletakkan bolpoinnya. "Kalo gitu, mau lakuin sesuatu sebagai tebusan?"

.

.

.

.

"—NGGAK JADI GUA MINTA MAAF."

"Lo mikir apa sih."





A/n : Padahal Zef cuma mau minta kopi buat tebusannya lho, Di.
Hot coffee~
/yg main gta sa pasti paham

SnackingWhere stories live. Discover now