/03.09.18/ ○ 12:47

7.2K 1K 272
                                    

¦hurry fucking up¦



Selain merasa kasihan pada dirinya sendiri—saat ini—Tegar juga mengasihani anak kelas sebelas yang sedang duduk di hadapan mereka.

"Gue di sini cuma mau membicarakan mengenai ... kekeliruan kecil lo sewaktu bertugas di perlombaan terompah kemarin. Gue pengen ngobrol baik-baik kok, Febrian." Kei tersenyum sedikit usai membaca bordir nama lawan bicaranya. "Jadi lo nggak perlu tegang begitu."

"Gue nggak tegang."

"Oke, lo memang nggak tegang." Kei menyeringai.

Tegar hanya bisa mendesah malas melihat kelakuan temannya itu. Kantin semakin ramai. Antrean di konter nasi bistik semakin panjang.

Alih-alih mementingkan makan siang mereka, bisa-bisanya si Kei otomatis menghampiri Febrian begitu melihat anak itu sedang makan di salah satu meja.

"Siniin uangnya." Tegar menyenggol bahu Kei. "Biar gue buruan ngantre. Lo lanjut ngobrol aja di sini."

"Jangan, Gar. Lo di sini aja. Kayaknya adik kelas kita yang manis ini takut kena skandal kalo duduk semeja cuma berduaan sama gue."

Sarap.

Kei kembali memfokuskan perhatian pada Febrian. "Oke jadi ... gue yakin lo sadar kalo tim XII IPS 02 duluan ngelewatin garis batas trek daripada tim kami, iya kan?"

"Gue nggak ngerti lo ngomong apa—"

"Dan lo nggak mendiskualifikasi mereka."

"—gue sama sekali nggak pernah mendapati mereka ngelewatin garis batas trek!"

"Tapi lo mendiskualifikasi tim kami atas kesalahan yang sama." Tidak mau mendengar, Kei terus melanjutkan, "Bisa lo jelasin kenapa lo berbuat begitu?"

Febrian memincingkan mata. "Lo ngehalu."

Kei bertopang dagu. "Sebenarnya gue nggak akan mempermasalahkan hal ini seandainya bukan IPS 02 yang keluar jadi pemenang. Harusnya yang menang itu tim lain."

Febrian terkekeh. "Maksud lo, tim elo?"

"Tim selain tim gue dan IPS 02," jelas Kei. Tersenyum tipis saat mendapati beberapa gerak-gerik kecil yang mengindikasikan Febrian tidak nyaman dengan keberadaannya. "Gue penasaran sebenarnya lo itu memang kongkalikong sama IPS 02 atau semata-mata cuma nggak suka sama tim gue?"

"Lo jangan ngomong sembarangan."

"Atau ... jangan-jangan dendam pribadi lo cuma sama gue doang?"

"Lo—" Febrian tampak kehabisan kata-kata.

Tegar bersumpah ia bisa melihat Kei berekspresi puas karena berhasil memojokkan junior mereka itu.

Dan Tegar juga bersumpah serapah karena sejak tadi ponselnya bergetar.





     —————
|Heksagon (6)|
     —————

Banananugget MANA NASI BISTIK GUA

Roni.W Lama amat

Tegar Baru aja gw turun lima menit yg lalu

Zef Udh sepuluh menit woy

Zef Memangnya perlu brp lama hah

Roni.W Tau tuh, pesanan kita kan seragam semua anj

SnackingWhere stories live. Discover now