/10.09.18/ ○ 07:20

6.8K 1.1K 433
                                    

¦give me some time¦



"WOOPS ENAM LANGKAH HAHAHAHAH." Riko tertawa jahat. Ada dua alternatif musuh yang dapat dijegalnya.

"Yang kuning aja, Rik. Yang kuning. Dia udah deket jalur rumah. Mantep kalau terbunuh sekarang."

"Bacot! Yang ijo aja woy—JANGAAN!"

Tegar menggendang meja sambil terbahak. "You have slain an enemy!"

Sementara Ron hanya bisa meratap saat pionnya (satu-satunya yang masih bertahan di arena) dikembalikan paksa ke titik start.

Riko tertawa renyah. "Rame ya kamp lo. Lagi ada persekutuan doa apa gimana."

"Berisik!" Ron menodong leher Riko dengan hastanya. "Kenapa sih dari tadi lo nge-kill gua terus?!"

"Siapa suruh lo deket-deket gue mulu." Riko cengar-cengir menyebalkan. "Lo juga ngincer-ngincer gue kan. Ngaku aja."

Ron mendecih. "Liat aja. Kena lo nanti." Ia kembali duduk dengan benar saat Riko lanjut menyentuh layar untuk memutar dadu.

.

Mata enam kembali muncul.

.

"FUUUUUUUUUUUUUC—"

Kei sesaat mengalami degradasi mental. Ia mengacak-ngacak rambutnya sambil mengutuk-ngutuk dadu setan itu.

Ron berseru heboh. "KUALAT KAN LO MAHO. MAKAN TUH."

Tawa iblis Riko semakin menjadi-jadi. "Let me show you the art of killing."

Tegar bersiul saat pion hijau Kei disingkirkan. "Double kill. Mantul Encik Bos."

Riko kembali menyentuh dadu untuk memutar angka. Namun sayangnya permainan mereka harus terjeda oleh bel masuk yang berbunyi kemudian.

Riko mendesah. "Tertunda deh kemenangan gue."

"Heleh. Belum tentu juga lo menang."

Riko menutup layar Ludo King. Mengernyit saat melihat kiriman gambar dari Yohan di grup chat kelas terkait jadwal UTS yang diadakan lusa. Disertai pesan singkat di bawahnya;

YhnDharma Kartu ujian yg baru nanti gw bagiin

Usai memeriksanya sekilas, Riko langsung mengantongi ponselnya. Persetan UTS. Persetan dengan hari pertama yang diisi mata ujian Mandarin—Riko memaki dalam hati.

"Han! Orang gila mana yang nyusun tuh jadwal?"

"Mana gua tahu."

Riko mendecih. Ia meraih bukunya dan menyusul teman-temannya yang sudah beranjak dari kursi. Karena mata pelajaran pertama hari ini adalah Agama, maka mereka harus berpindah ruang kelas.

"Woy, Di! Cabut kuy!"

Karena tidak mendapat respon, Riko kembali memanggil dengan lebig provokatif. "Oi, botak! Ayo ke ruang agama!"

"Nanti gue nyusul, bangsat."

"Oh, oke. Ngomong-ngomong, tetangga lo di mana kok belum keliatan—"

Panjang umur, yang dibicarakan mendadak muncul dari balik pintu kelas.

Dan tawa empat personel Heksagon yang lain seketika pecah. Tegar bahkan sampai nemplok ke tembok terdekat sambil memukul-mukul dengan kepalan tangannya.

Zefan dongkol. "Ini aksi kepedulian terhadap orang kanker, bego."

.

"Pfft—HAHAHAHAYY tambah lagi manusia ras kepala licin."

SnackingWhere stories live. Discover now