/26.07.18/ ○ 13:05

6.5K 1K 210
                                    

¦group task¦





Kei rasa dia harus bersyukur telah bergabung dengan Heksagon.

Karena tepat keesokan harinya setelah ia bergabung, guru prakarya mereka memberi tugas kelompok untuk membuat masker bengkoang. Para siswa dibiarkan bebas membentuk dan memilih teman sekelompok dengan syarat jumlah anggota minimal empat orang dan maksimal enam orang.

Kei jelas tidak perlu lagi repot-repot untuk mencari teman sekelompoknya.

.

"Lama banget lo," tuding Riko begitu motor Kei tiba di depan rumahnya.

Kei turun, melepas helm. "Sorry. Tadi gue nyasar dulu sebentar," ucapnya santai. Mencabut kunci motor lalu mengantonginya. "Lo ngasih alamat nggak jelas sih."

"Lo aja kali yang bego baca map." Riko sibuk menekan-nekan tombol di ponselnya. Tampak kesal. Kemudian ia mendekatkan ponsel itu ke telinga. "Lo masuk aja duluan. Langsung ke dapur."

Kei pun melenggang ke dapur dan menemukan personil Heksagon yang lain sedang mengelilingi seorang gadis. Gadis itu tampak mendemonstrasikan cara mengupas bengkoang yang baik dan benar.

Tiga laki-laki yang mengelilinginya berusaha mencontoh gadis itu dengan mengenaskan.

.

"Ini gimana sih, Rein."

"Ikutin aja cara gue."

"Kulitnya makin keras, Rein."

"Bukan makin keras goblok. Itu lo udah ikut motong daging-dagingnya. Jaga kupasannya tetap di kulit!"

Bilah pisau semakin terperosok. "NGGAK BISA, REIN. MAKIN DALEM."

"Sini gue aja yang ngerjain!"

"Rein, bengkoangnya menolak gue kulitin."

.

Reine Gunardi nyaris khilaf menikam teman-teman abangnya ini. Dengan sisa-sisa iman, ia mencoba menjaga pisau tetap pada bengkoang.

"Geser lo semua jauh-jauh," ujar Rein gusar. Menguliti empat buah bengkoang bisa menahun jika membiarkan manusia-manusia sinting ini yang menanganinya.

Tiga lelaki SMA serentak mundur, membiarkan panggung dikuasai oleh Rein

"Weh, Kei. Sejak kapan lo di situ?" Tegar menyenggol bahu anggota mereka yang baru saja tiba.

"Belum lama." Kei menatap Rein yang mulai menguliti bengkoang semudah menghirup udara. "Apa yang bisa gue lakuin?"

"Nonton," sahut Zef yang tengah membuka kulkas di ujung dapur. Ia mengeluarkan beberapa kaleng minuman ringan lalu mengopernya pada Didi. Melempar sisanya pada Kei dan Tegar.

Rein melirik jengkel pada mereka. Akhirnya hanya bisa berkata penuh intimidasi, "Apapun yang kalian lakukan, gue peringatkan, jangan minum satu-satunya Pepsi Blue di sana. JANGAN SENTUH-"

.

Desisan soda yang energik mengudara.

"Yah, baru aja gue buka."

.

"AAARGH GA MAU GUEE LO HARUS GANTI ZEFANANJING! POKOKNYA LO HARUS BELI YANG BARU-"

"Whoa oke, oke." Zefan mengangkat kedua tangannya. "Turunin pisaunya. Gue ganti, oke?"

Setelah Rein tenang, ia lanjut memotong-motong bengkoang menjadi beberapa bagian. "Ngomong-ngomong, yang pake kacamata itu siapa."

"Kei," jawab Tegar, bersulang kaleng soda dengan Kei.

Rein memutar bola mata. "Satu lagi manusia tersesat."


Tak lama kemudian, Riko muncul di dapur. "Beneran nggak bisa datang tuh anak," ucapnya jengkel.

"Si Ron? Kenapa?"

"Nggak tau. Ngeles aja dia." Riko berjalan menghampiri adik perempuannya. "Udah sampai mana?"

"Udah gue potong-potong nih," ucapnya penuh sungut. "Tinggal kalian lanjutin. Habis ini diparut terus hasil parutannya diperas sampai kering. Ampasnya dibuang, airnya ditampung."

Riko mengangguk mengerti. "Oke, kita bagi tugas, gaes," pintanya

"Gue meras."

"Gue meras."

"Gue meras."

"Gue meras."

Riko mengernyit.

Memutuskan tidak mau pusing-pusing, ia menunjuk Kei. "Hei anak baru, lo yang marut." Ia mengambil alat pemarut keju lalu menyerahkannya. "Kita meras."

Kei ralat. Ia tidak jadi bersyukur karena sudah bergabunt dengan Heksagon.

"Bisa nggak gue resign dari organisasi ini sekarang."

"Boleh. Tapi lengkapin dulu berkas-berkasnya. Informasi lengkapnya ada di note grup."

Rein yang mendengarnya memilih tidak ikut campur mengenai urusan internal kelompok ilegal abangnya. "Kalo air hasil perasannya udah ditampung, nanti tunggu dulu sampe mengendap. Endapannya itu nanti yang dijadiin masker," pesannya sebelum meninggalkan dapur.

"Ha? Gimana?"

"Udah lo cari aja di internet, tae!"

"Hotspot dong."

"BODO."


A/n : Saya udah ganti nama pena wohoo! (Padahal cuma nambahin tiga huruf doang di belakang.)

Btw, bagi yang mau lihat visualisasi keenam anggota Heksagon boleh berkunjung ke Instagram saya (link-nya ada di bio).

Dan selalu ingat, kalaupun visualisasinya terasa tidak cocok bagi kalian, kalian selalu diizinkan untuk tetap menggunakan imajinasi masing-masing~

Oke, sekian. Saya mau lanjut melototin skor UTBK saya siapa tau tiba-tiba bisa naik-

SnackingDonde viven las historias. Descúbrelo ahora