/20.07.18/ ○ 13:05

6.6K 1K 291
                                    

¦what a bad luck¦



"TAE EMANG LO SEMUA BUSUUK! SAMPAAAH! TANGGUNG JAWAB WOI."

Seisi kelas tidak ada yang peduli pada teriakan jengkel Didi. Tegar bahkan masih menggenjreng gitar sambil mendendangkan lagu Happy Birthday To You seperti orang gila padahal yang berulang tahun sudah tak lagi ada di tempat.

Didi kehabisan kata-kata kotor untuk diumpatkan. Dia tidak mengerti lagi kenapa bisa sesial ini.

Pakaiannya berlumur cairan telur dan berbau amis. Ia yang diberi tugas untuk berjaga pintu kelas tadi dengan malangnya malah menjadi korban salah lempar.

Saat prosesi penyiraman tepung selesai, teman-teman sekelasnya beralih mengambil beberapa butir telur untuk dilemparkan pada Ron.

Telur-telur melayang di udara dengan slow motion. Sementara itu, Ron yang tengah berlari ke arah pintu langsung menunduk, aesthetically. Dan—

Schlop.

.

—maaf, salah sound effect.

.

.

Plok.

.

Telur-telur menghantam tubuh Didi.

Satu kelas tetap bersukaria meski salah sasaran.

.

.

"HARUSNYA GUE AJA YANG LEMPAR. GUE ITU PENEMBAK JITU. NGGAK KAYAK LO SEMUA NEMBAK TELOR AJA MELESET. PAYAH LU."

Yang menyumbang tawa paling keras adalah si Yohan selaku koordinator.

Didi geram. "Sini lo biar gue peluk, setan. Biar baju lo kena sekalian," ujarnya sambil mengejar Yohan yang langsung kabur. Melompat dari meja yang satu ke meja yang lain lalu keluar dari kelas.

"WOY JANGAN LARI LO, HAN!"

Namun, belum sempat Didi ikut ngacir ke luar kelas, Zefan langsung menarik kerah baju anak itu.

"Udah gue bilang ayo bersihin ke toilet."

"Nggak bisa, Zef! Air di toilet sekolah itu banyak mengandung logam berat."

Zefan menjitaknya gemas. "Ngeles aja lu."

Didi mendecih. "Elah, lagian nggak usah sok prihatin deh sekarang. Lo gabung aja nyanyi-nyanyi sama si Tegar. Waktu gue kena ceplok telor juga lo berdua ketawa-ketawa melodis di belakang."

Zefan terbahak. "Habisnya muka lo goblok banget waktu kena telor ta—"

"ZEF!"

Mendadak, Yohan kembali menyembul dari pintu kelas.

Zefan dan Didi otomatis menoleh.

"Apaan."

"Bantuin gue nego sama mbak cleaning service buat minjem sapu sama kain pel. Biar kita bersihin nih kelas. Takutnya nanti ada yang buat laporan kalo kita biarin kotor begini."

"Okelah. Di mana mbaknya?"

"Di dekat toilet cewek barusan gue lihat. Ayo buruan, sebelum dia pindah."

"Lah Zef, jadi gue gimana, woi?!"

"Ya tunggu aja sampe telurnya berevaporasi."

"Biarin sampe kering sendiri," timpal Yohan. Ia duet ngakak dengan Zefan sebelum kemudian mereka berlari meninggalkan kelas.

SnackingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang