/30.06.18/ ○ 20:34

6.5K 1K 286
                                    

¦small talk¦



Riko menatap Ron dari spion di tengah mobil. "Lo ngapain tetap di belakang?"

Tegar baru saja keluar dari mobil Riko dan masuk ke rumahnya, membuat dua orang tersisa di dalam mobil.

"Sini ke depan."

"Males."

Riko mendecak. "Lo kira gue sopir lo."

Ron tetap kaku. Tidak bergerak. Sepertinya masih mempertimbangkan.

Riko mengernyit melihat raut wajah Ron. "Harus amat ya mikir sekeras itu cuma buat duduk di samping gue."

"Firasat gue buruk."

"Ke depan sekarang atau gue tarik?"

Ron masih bertahan di tempatnya

"Gue tarik sekarang—"

"Iya, iya!" potong Ron saat melihat Riko ancang-ancang membuka pintu mobil. Dengan gerakan ogah-ogahan ia keluar dan berpindah ke bangku di sebelah sopir.

"Jangan lupa pasang seatbelt."

"Hem."

Terdengar suara pintu ditutup. Riko menarik rem tangan. Mobil menderu halus saat melaju, ditemani celotehan oleh penyiar radio.

"Ada yang mau gue tanya sama lo," ujar Riko memecah keheningan. "Lo apain Miranda sampai dia demen sama lo?"

Ron melongo bodoh. "Hah?"

Alis Riko terangkat tinggi. Oh, dia nggak tahu?

Riko sebenarnya yakin kalau Miranda hanya menggertaknya tadi siang. Atau mungki gadis itu hanya mencari-cari alasan untuk menutupi rasa malunya karena sudah salah mengira Riko menglakson rumahnya.

Riko tahu tabiat Miranda. Gadis itu punya pride yang tinggi.

Ron tidak percaya. "Miranda suka sama gue, maksud lo?"

"Itu yang dia bilang." Riko menambahkan dengan santai, "Dan bukannya gue menyepelekan lo, tapi sejujurnya gue nggak yakin sih kalau dia serius."

Riko dengan jelas menyuratkan pernyataan semacam lo-bukan-saingan-gue pada Ron.

Ron dongkol di tempat.

"Tapi tetap aja, gue mau peringatin lo supaya jangan dekat-dekat sama Miranda."

Ron mendengus songong. "Kenapa harus? Lo kan bukan siapa-siapanya dia," katanya telak.

Riko menggertakkan gigi gemas. "Turutin aja. Jangan banyak bacot. Lo urus si Tessa itu aja."

Mendengar nama Tessa disebut-sebut, Ron langsung teringat pada masalahnya dengan Riko yang belum tuntas. "Oh iya! Gue masih nuntut konfirmasi season dua yang lo janjikan itu!" serunya gahar.

Riko hanya menggumam malas.

Ron mendelik mendapati respon itu. "Gue serius, anjir! Lo harus ralat pernyataan lo itu di depan seluruh teman sekelas Tessa!"

Riko mendecak saat membelokkan mobilnya ke gang rumah Ron. "Santai aja kali. Gue yakin kok mereka juga pasti ngerti kalau gue cuma bercanda waktu itu."

"Apanya yang santai?! Asal gue jalan di koridor, orang-orang ngelihatin gue sampai segitunya! Pasti gara-gara pernyataan busuk lo itu udah menyebar."

Riko menahan tawa. "Cara mereka ngelihatin lo itu—gue yakin itu juga cuma main-main."

"Gue yang nggak yakin, masalahnya."

"Heh, harusnya lo nggak sekhawatir itu—kecuali kalau lo beneran gay."

Brio Satya berhenti di depan rumah Ron. Bersamaan dengan kerlingan jahil Riko seusai melontarkan omongannya yang menyebalkan.

Ron nyaris kehabisan kata-kata.  "Pokoknya lo harus kasih konfirmasi. Atau gue bakal deketin Miranda."

"Ck, iya iyaa. Turun cepetan. Gue mau pulang."

Ron melengos. Ia membuka pintu dan menjulurkan kaki kirinya ke luar. "Kalau bisa, lo kasih konfirmasinya langsung di hari pertama masuk sekolah."

"Roger."

"Jangan lupa!"

"Turun sekarang atau gue bawa lo ke rumah gue."

Setelah bersumpah serapah, Ron akhirnya keluar dari mobil itu. Pintu mobil berdebam menutup. Riko memperhatikan sampai anak itu masuk ke rumah sebelum kembali melajukan mobilnya.

Bagian mana dari dia yang menarik, Mir.




A/n : Semua teman-teman pembaca yang budiman, saya ingin memberitahukan sesuatu yang penting. Mungkin ini sangat tiba-tiba, tapi dalam waktu dekat saya berencana akan  membukukan Snacking karena saya baru saja memperoleh voucher penerbitan dan sebenarnya Snacking sudah tamat di draft saya.

Jadi mulai sekarang saya rasa saya akan meng-unpublish satu per satu chapter di Snacking. Maaf jika ada dari kalian yang kecewa dengan keputusan ini. Btw, saya penasaran berapa harga yang kira-kira cocok untuk novel cetak Snacking nanti. Silakan berikan masukan kalian di kolom komentar ya. Btw lagi, saya becanda kok. Luv u all. Selamat malam Jumat.

/sumpah jangan bunuh gua/

SnackingWhere stories live. Discover now