/26.12.18/ ○ 15:31

4.9K 755 318
                                    

¦she knows¦



YhnDharma Guys, kita lagi bicarain soal atribut kelas. Ada Niki sama Oki juga di sini. Ayo sini kalo mau ikutan.

YhnDharma Tempatnya di CC Kafe, persis di seberang XYZ Clothing nih.

[YhnDharma berbagi lokasi]
Crowd Centric Coffee and Eatery, Jl. Bangka No 39...

.

Yang Yohan harapkan untuk datang ketika mengirim pesan itu adalah orang-orang seperti Alessia, Keanu, atau siapa pun yang jalan pikirannya enak untuk diajak diskusi. Bukan malah Riko dan antek-anteknya.

Yohan dan teman-temannya duduk di area teras kafe. Ia langsung memaki begitu melihat mobil merah yang bikin sakit mata berhenti di pelataran parkir barisan pertokoan. Diekori oleh sepasang motor di belakangnya.

Well, setidaknya Riko tidak datang dengan pasukan lengkap hari ini. Hanya ada Didi dan Kei yang menemaninya.

"Udah sampai mana diskusinya?" Riko melirik beberapa lembar katalog berisi tabel-tabel dan sederet mock-up jaket yang terhampar di meja.

"Kenapa elu dah yang datang."

"Mumpung gue lagi kosong," sahut Riko. Seolah-olah dia pernah sibuk.

Yohan berusaha berkepala dingin dan menjelaskan. "Nih, mereka udah kasih beberapa draft logo yang kira-kira cocok sesuai nama kelas kita." Ia menunjuk kertas lain. "Ini beberapa contoh desain jaket sama kaos yang sering diproduksi. Ini palet warna. Tabel size."

Niki menambahkan. "Gue sama Oki suka yang model ini nih. Nanti bahannya parasut, keren nggak sih?!"

Kei mengernyit. "Jaket bomber? Jelek anjir."

Yohan mengedik. "Kalau masalah jaket kayaknya voting aja. Logo mending musyawarah kata gue. Dan satu lagi," ia mengetuk-ngetukkan bolpoin ke meja, "masalah buku tahunan. XYZ nggak bisa nge-desain halaman buku tahunan kita."

"Lah kenapa? Bukannya perjanjiannya—"

"Mereka nggak bisa ngasih soft file," potong Yohan. Ia meringis. "Maksud gue, editable file. Udah regulasi mereka. Takut vistock dicuri kayaknya. Sialnya tahun ini sekolah minta file yang bisa diedit supaya mereka bisa sesuaikan waktu kompilasiin file satu angkatan, katanya." Yohan menendang kaki meja gemas. "Memang Utama setan, ngasih taunya baru sekarang."

"Jadi sebagian uang kita harusnya balik?"

"Nggak bisa gitu konsepnya anjir. Mereka tetap bakal ngerjain halaman buku tahunan kita tapi cuma bisa ngasih file JPG-nya. Dan gue nggak bisa ngasih itu ke sekolah."

"Sewa jasa orang aja," usul Riko. Ia mencoba berpikir. "Lo tahu nggak si cewek IPS 1? Yang Divisi Medkom di OSIS, dia yang ngurusin grafis perkontenan—aduh gue lupa lagi namanya. Kerjaan dia bagus tuh."

"Tau, tau. Gue udah nyuruh Keanu ngontak dia. Mahal juga, cuy. Kan diperkirakan bakal kena 4-5 halaman."

"Dan lo tahu lah berapa anggaran tidak terduga kita," cibir Oki.

"OH YANG GOCAP ITU YA HAHAHAHAH."

Didi langsung teringat pada nominal-nominal yang pernah ditulis Oki di papan tulis.

Oki memutar bola mata. "Kena kan lo sekarang, Han. Dari kemarin-kemarin udah gue bilangin juga. Bisa-bisanya lo cuma nyisihin lima puluh rebu buat dana darurat."

"Ya kan gue nggak nyangka bakal begini."

"Justru karena lo nggak nyangka!"

"Ck, tau ah." Yohan mengusap-usap rambutnya frustrasi. "Coba lo danusan di Gajah Mada entar malem, Rik."

SnackingWhere stories live. Discover now