/31.12.18/ ○ 16:58

4.5K 687 296
                                    

¦reasoning¦



  ---------------
| Yerikho |
  ---------------

Gue ga bisa ikutan entar

Lah, kenapa?

Udah gua bilang gausah pikirin si yohan

Bukan bego

Tradisi malam tahunan

Lo tau lah

Yaelah sekali-sekali bolos

Ini gua juga harusnya ngeshift entar malem tp izin

Meh

Lo bilang itu ke bapak gua

Oke

Kala itu Ron merasa bodoh karena lupa bagaimana jalan pikiran Riko bekerja.

Dan sekarang di sinilah ia, bersikeras cuek memalar pohon rambutan dengan galah bambunya supaya tidak ada buah yang tersisa untuk dimakan kalong. Sementara itu, di kursi-kursi rotan teras belakang, Riko dan Tegar dengan konyolnya berusaha bernegosiasi dengan ayahnya.

Jarak pokok rambutan ke teras belakang sekitar tiga setengah meter. Roni memanjat persilangan batang rambutan dan tetap masih bisa mendengar percakapan ngalor-ngidul ketiga orang itu.

"...perawatannya relatif gampang dan permintaannya selalu ada. Coba aja—mulai dari burger, kebab, toast kekinian, lalapan ayam penyet, sampai garnishing di resto-resto. Lumayan kan?"

Riko tertawa kelewat ramah. Tidak mengerti kenapa topik pembicaraan mereka untuk meminta izin bisa berbelok jauh menjadi peluang bisnis selada air hidroponik.

"Nanti kalau skalanya makin besar dan udah nggak muat di halaman belakang, saya juga punya tanah garapan di daerah Mebolas. Lagi diurusin sertifikatnya."

"Wah, Om punya banyak aset juga ternyata."

"Wahiya dong, saya kan pengusaha muda. Muda-mudahan. Huahahaha!"

Riko kembali ikut tertawa sebatas. Di bawah kursi, kakinya menyenggol-nyenggol betis Tegar. Bantuin gua dikit woy. Tapi Tegar hanya diam sambil menggigit dinding dalam pipinya.

Pria paruh baya di hadapan mereka kemudian menyesap tehnya. "Tapi saya juga tertarik sama budidaya jamur merang. Kemarin waktu saya tugas di pabrik di Riau, ada banyak tumbuh begitu aja di tandan sawit kosong. Setahu saya, itu harga jualnya lumayan lho."

Riko hanya bisa nyengir sambil manggut-manggut. Sesekali melirik sudut-sudut teras, di mana terdapat beberapa cup air mineral bekas yang ditumbuhi bawang bombay di atas media kapas basah. Agaknya, pria ini tertarik pada vegetasi.

Riko meringis. "Tapi Om, kalau jamur merang kayaknya bakal butuh lahan satu stadion."

Tuan Wijaya mengernyit tidak percaya. "Hah, yang bener?"

"Iya kan? Buat nampung infanteri, kavaleri, sama artilerinya."

Ron nyaris tergelincir dari batang pohon. Sementara ayahnya berkedip sebentar sebelum kemudian tergelak. "Huahahaha! Bisa aja kamu!"

Demi Tuhan.

Tegar rasanya perlu mencari kamera untuk melambaikan tangannya. Sementara itu di sampingnya, Riko sudah ingin mati.

SnackingWhere stories live. Discover now