4

735 64 0
                                    

✨ Ale

Elang meminta Bita untuk masuk ke dalam ruangannya, dan aku memilih melanjutkan maka ku, aku bisa tahu sedari awal bekerja disini Elang menaruh rasa pada Bita.

Tapi sayangnya gadis teledor itu tidak menyadarinya karena dia hanya sibuk bekerja dan bekerja saja.

Gerak-gerik Elang juga sangat kentara setiap aku datang ke tempat Bita, seperti tidak nyaman saat mengetahui keberadaan ku di sekitar Bita.

Belakangan ini setelah aku balik ke Indonesia terutama balik ke kota asal ku, aku memang sengaja menghabiskan waktu hanya bersama Papa dan Bita.

Bita salah satu teman yang mengenal ku sejak lama dan tidak pergi saat aku menghadapi persoalan besar di masa lalu kala itu.

Papa sering bilang padaku kalau kemungkinan jodoh ku adalah Bita dan aku dia sarankan untuk tidak menikahi Laras yang adalah mantanku sampai kapan pun walau sekarang status Laras adalah janda ditinggal mati Bima.

Orang-orang sering berpikir kedekatanku dan Bita pasti lebih dari sekedar sahabat dan kami selalu cuek akan hal itu, selagi tidak membuat Bita terganggu aku akan diam saja.

Dan mungkin Elang berpikir aku adalah orang yang bisa mengganjal jalannya jika dia mengutarakan perasaannya itu pada Bita.

Dan Bita sebal ketika aku mengutarakan pandangan ku terhadap Elang yang kemungkinan besar menaruh rasa padanya.

Tapi akhirnya semua pekerjaan gadis ini selesai juga dan aku bisa mengantarnya pulang, dia nampak bingung saat tidak melihat mobilku di parkiran kantornya.

"Aku kesini naik ojek"

"Mobil kamu?"

"Diambil mas Pur" aku memang meminta tolong mas Pur mengambil mobil ku di rumah sakit dan aku akan pulang dari tempat Bita menggunakan ojek nanti.

"Udah masuk, aku yang nyetir" aku merebut kunci mobilnya dan dia nampak makin kesal.

"Kamu kenapa sih Le?"

"Lagi usaha buat menebus semua kesalahan dan dosa ku tempo hari, buruan udah malem ini Ta!"

"Lebay banget!"

"Kalian pulang bareng?" Tanya Elang yang tadi memang satu lift dengan kami dan sekarang berada di parkiran mobil yang sama, bedanya dia tadi sempat mampir ke pos satpam entah untuk apa.

"Iya, biar Bita gak nyetir sendirian malam-malam gini Lang" balasku.

"Kalau kamu khawatir dia bisa aku antar pulang kok pas lembur, rumah kita searah kan Ta?" Aku mulai memancingnya dan benar saja kail ku langsung dia tangkap.

"Eh aku biasa balik sendiri kok, so far aman, udah yuk pada pulang, mulai ngantuk nih, mas duluan ya, bye" Bita langsung masuk ke mobil dan aku masih pada posisiku.

Aku tersenyum pada Elang "Duluan ya Lang" pamitku.

"Aku serius Le" ucap Elang lagi.

"Serius apa?"

"Aku bisa antar Bita kalau dia mau"

"Oh oke, next deh pas kalian lembur lagi, thanks ya Lang" dia mengangguk kemudian kali ini membalas lambaian tanganku.

Aku langsung masuk ke dalam mobil dan benar-benar menjalankannya untuk meninggalkan parkiran kantor Bita.


Bita

Di perjalanan pun Ale masih membahas Elang yang sepertinya menyukai ku, dan aku masih saja memilih untuk tidak menanggapinya.

Percuma juga dia mem blow up topik ini kalau nyatanya orang yang aku suka adalah dirinya bukan Elang.

Tapi percuma juga aku menyukai Ale karena menurut ku masih ada Laras di dalam hatinya apa lagi saat ini Laras sering membutuhkannya walau aku tidak yakin apa Laras masih punya perasaan yang sama untuk Ale.

Menyedihkan bukan kisah ku ini?

Biar saja, aku sudah menyedihkan sedari lama, ini hanya bagian hidup yang ku pilih, menyukai seseorang tidak selamanya harus bisa kita dapatkan kan?

Jujur saja melihat Ale peduli padaku dengan hal-hal kecil yang dia dasari rasa sayang seorang teman bahkan kakak sudah cukup bagiku, aku tidak perlu memaksa diriku untuk memilikinya.

"Senyum-senyum, suka juga kan kamu ke Elang?" Tegurnya, padahal aku tersenyum karena pemikiran ku sendiri.

"Terserah kamu deh Le, terserah" aku menyenderkan tubuh ku pada jok mobil  dan menikmati waktu ini, ternyata tubuhku baru terasa lelah dan jok mobil bisa terasa senyaman ini.

Kantukku pun mulai tercipta dan alunan musik di mobil membuat ku terlena untuk memejamkan mata sebentar.


Ale

Yang benar saja, apa dia benar-benar tertidur saat ini? Definisi benar-benar memanfaatkan kebaikan ku dengan baik manusia ini.

Aku akan membangunkannya tapi rasanya tidak tega, jadilah aku memilih untuk membuka pintu pagar terlebih dulu kemudian menggendongnya untuk masuk ke dalam rumah.

Aku bisa lihat raut wajah lelah yang tadi tercipta saat dia bekerja kini perlahan menjadi teduh, rasanya hanya dunia mimpi yang bisa membuat Bita senyaman ini.

Aku hanya berharap mimpinya selalu indah agar perlahan hidupnya menjadi indah pula.

Aku sudah sampai di kamarnya, dan langsung saja aku baringkan dia di atas kasurnya.

Aku melepas sepatu yang masih dia kenakan dan langsung mengambil selimut untuk menutupi tubuhnya dari terpaan angin AC yang tadi lebih dulu aku nyalakan.

Aku mungkin seorang brengsek handal di masa lalu dan di kehidupan seorang Laras, tapi melihat Bita rasanya aku ingin berdoa meminta kehidupan yang baik-baik saja untuknya, entah apa doa pada pendosa masih akan dikabulkan sang empunya kehidupan.

Akhirnya aku keluar kamarnya, memastikan semua pintu sudah terkunci sempurna baru aku keluar dan memesan ojek online, aku memang punya duplikat kunci rumah Bita ini atas saran Bu Elis dan juga Papa.

Tidak menunggu waktu yang lama untuk akhirnya ojek pesanan ku datang, setelah memastikan benar pesanan atas nama ku, aku pun segera naik ke motor sang driver.

Di perjalanan aku merasa diikuti oleh seseorang dan beberapa kali memastikan hal itu, sampai aku bertanya pada si driver apa dia merasa dibuntuti oleh seseorang sedari tadi?

Dan jawabannya adalah tidak, dia sudah memastikan kalau tidak ada yang aneh dan mencurigakan.

Jadilah aku percaya saja padanya dan mungkin ini adalah efek dari perasaan ku sendiri, kadang rasa takut ku muncul ketika aku merasa sendirian.

Takut akan kehilangan, takut akan melukai orang lain dan takut akan sesuatu yang mengikuti ku dan aku tidak tahu itu apa.

Aku sudah beberapa kali berobat dan hasilnya cukup bagus, aku hanya perlu menghilangkan pikiran-pikiran negatif ku dan mengubahnya menjadi hal-hal positif yang lebih baik.

Aku hanya berharap semua usaha yang selama ini aku lakukan tidaklah sia-sia dan aku bisa selalu memperbaiki diri dari hari ke hari ditemani oleh orang-orang sekitar ku yang aku cintai.

Pelanggan Rindu [End]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt