27

361 29 0
                                    

✨ Elang

Aku sedang terduduk di IGD rumah sakit dengan perawat yang menangani luka di tangan ku.

Aku tidak merasakan sakit apa pun ketika alkohol mengguyur luka ku ini, rasa sakit ku ada di seberang mata, tepat dimana saat ini aku melihat perawat dan dokter mengecek keadaan Bita.

Aku tidak menyangka dia akan melakukan hal senekat tadi, tubuhku langsung kelu ketika tadi aku melihatnya membawa pisau dan mengarahkan kepada kami.

Aku langsung teringat oleh mama, ya, mama ku, mama bunuh diri tepat di depan mataku ketika aku SMP, dan sampai detik ini aku tidak bisa melupakan kejadian itu.

Mama yang sekarang menemani papa memang bukan mama kandung ku, dia adalah selingkuhan papa yang membuat mama mengakhiri hidupnya karena merasa tidak sanggup lagi.

Aku mengutuk diriku sendiri detik ini, aku tidak ada bedanya dengan papa ku, aku tidak selingkuh memang, tapi aku menghancurkan Bita.

Aku hanya bisa menghabiskan waktu ku di IGD ini dengan terdiam, hanya mampu berdoa Bita tidak akan mengalami luka yang serius.

Brengsek memang, aku yang menciptakan lukanya tapi aku juga yang berharap dia baik-baik saja.

✨ Bita

Aku lelah, dunia ku mendadak tuli tidak bisa mendengarkan ku, kedua pria ini saling serang di hadapanku, entah untuk apa.

Dengan gelap mata aku mengambil pisau di dapur, berharap mereka bisa menghentikan semuanya, aku sudah benar-benar lelah saat ini.

Aku lelah harus memohon untuk hal-hal yang seharusnya bisa aku dapatkan dengan cuma-cuma.

Memang mungkin lebih baik kalau aku tidak ada lagi di sini, aku hanya ingin ketenangan tanpa menyusahkan orang lain.

Sampai aku mengarahkan pisau ke leherku dan akan menyayat disana, tapi yang aku rasakan pisau itu malah menyentuh bagian lain yang bukan tubuhku.

Itu tangan Elang, dia mengcover leher ku dengan tangannya, entah kapan dia berada di belakang ku, tapi dia melakukannya.

Aku melihat darah segar yang mengucur setelahnya, dan tiba-tiba saja dunia ku menjadi kembali gelap.

• Flashback ON•

Sore ini aku akan mencari informasi terbaru tentang ibuku bersama dengan Gio, salah satu teman Ale di ekskul basket sekolah.

"Kamu jadi pergi sama Gio?" Tanya Ale saat dia melihat ku di meja makan dan aku mengangguk.

"Dijemput di rumah?" Aku mengangguk lagi.

"Ya sudah kalau gitu hati-hati, kalau sudah sampai kabari aku, oke?" Ale pergi keluar, dia akan kencan bersama Arlia, pacarnya.

Sebenarnya aku lebih nyaman mencari informasi tentang ibu sendirian kalau Ale tidak bisa menemani, entahlah rasanya aneh kalau orang luar selain kami ikut repot soal ibuku.

Beberapa saat kemudian bibi di rumah Ale menemui ku di ruang makan "Non, ada temennya"

"Oh iya bi, makasih" aku langsung berjalan ke depan teras dan menemukan Gio yang masih berbicara dengan Ale yang belum berangkat.

"Kalian yakin mau berdua aja?" Tanya Ale.

"Udah kencan aja sana, hari ini aku yang bantuin Bita, easy bro" aku mengangguk menanggapi kalimat Gio.

"Ya udah, hati-hati ya kalian, Gi, awas aneh-aneh ke Bita, aku patahin tangan kamu!" Ancam Ale.

"Serem banget bos, dahhh selamat pacaran" Gio melambai ke Ale yang sudah masuk ke dalam mobil.

Pelanggan Rindu [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang