56

356 41 0
                                    

✨ Ale

Aku memeluk Bita dari belakang, tenaganya terkuras habis setelah pelepasan kesekian kami, dia sudah terlelap.

Aku menyembunyikan wajahku ke dalam uraian rambutnya, menghirup segar aromanya dan menikmati momen ini "Aku sayang kamu Ta, selalu" tidak ada balasan darinya aku hanya mendengar deru napasnya yang teratur dan tenang.

Mengingat lagi akan semua hal yang telah terjadi aku memang bodoh, aku sibuk mengurus dan khawatir akan sesuatu yang bukan tanggung jawab ku, tapi aku sendiri lupa kalau saat ini wanita yang berada dalam pelukan ku ini lah tanggung jawab ku yang sebenarnya.

Aku mengelus Bita lagi, rasanya masih seperti mimpi kalau saat ini dia sudah menjadi istriku dan milik ku, aku mau setelah ini benar-benar bisa memilikinya secara utuh, aku mau semuanya berjalan lancar dan baik.



Pagi harinya aku sudah menyiapkan sarapan untuk kami berdua, Bita masih terlelap dalam tidurnya dan aku membiarkannya sampai dia terbangun sendiri.

Aku melirik ponsel Bita yang ada di dalam tas nya, tas Bita memang terbuka jadi aku bisa melihat benda berwarna hitam itu.

Entah apa yang aku pikirkan tapi rasanya aku mendadak ingin tahu tentang apa yang selama ini dia bahas dengan Elang saat mereka bertukar kabar.

Aku tahu password ponselnya, begitu pula Bita dia juga tahu password ponselku sedari awal kami menikah, aku seperti mencari penyakit dengan mengambil ponsel itu dan mengecek isi di dalamnya.

Aku mencari nama Elang di kontak chat nya dan aku tidak menemukan tanda pin di kontak itu, diam-diam aku tersenyum bahagia walau kontak ku sendiri juga tidak di pin oleh Bita ಥ⁠‿⁠ಥ

Aku membukanya dan terakhir mereka bertukar kabar adalah satu Minggu yang lalu, itu pun tidak dibalas lagi oleh istriku yang cantik ini, lagi-lagi aku tersenyum.

Aku semakin menscroll ke atas dan disana aku banyak menemukan chat dari Elang yang mengingatkan untuk sebisa mungkin percaya padaku, aku menarik napas dalam tidak menyangka Elang akan seberusaha ini  untuk meyakinkan Bita kalau aku tidak akan macam-macam di luar sana.

Padahal aku sendiri masih suka ragu pada ketegasan diriku, entahlah tentang Laras selalu ada ruang penyesalan untuknya walau kami sudah sepakat kalau tidak perlu ada rasa bersalah lagi diantara kami.

Aku pernah jahat padanya, itu momen pertama kali aku biadab memperlakukan seorang gadis dan tidak munafik momen itu pasti akan selalu berbekas dalam ingatan.

Jujur, susah sekali untuk berkata tidak ketika Laras membutuhkan bantuan ku sekecil apa pun itu, tapi semakin hari aku juga sadar kalau Bita harus aku hargai sebagai istriku, aku tidak boleh lagi membagi waktu untuk wanita lain apa lagi hati.

Aku mendengar sebuah pergerakan dari atas ranjang, dan buru-buru mengembalikan ponsel Bita ke tempat semula dan segera menghampiri Bita yang mulai tersadar dari tidur lelapnya.

Aku mendekat ke arahnya kemudian duduk di samping Bita yang masih berusaha membuat matanya terbiasa dengan cahaya yang cukup terang di ruangan ini.

"Hei, enak tidurnya?" Aku mengelus rambut halusnya sambil merapikan ke belakang telinganya supaya dia bisa nyaman.

"Badan aku rasanya capek banget Le" ucapnya polos dan aku tertawa.

"Berarti aku hebat dong bikin k.o istriku" godaku dan dia memukul lengan ku pelan.

"Aku gak mau lagi!" Dia kesal.

"Hei mana ada, judulnya lagi honeymoon ya tiap hari dong Ta kita kerja kelompoknya!"

"Mesum banget sih!" Dia semakin kesal dengan godaan ku kemudian beranjak dari posisinya.

"Sarapan yuk, udah ada tuh di meja, semalam kamu kan gak sempat makan, lebih milih tidur" aku mengingatkan.

Bita sibuk melilitkan selimut yang tipis ke bagian tubuhnya kemudian akan turun dari ranjang "Aku mau mandi dulu aja"

"Makan dulu Ta, energi kamu sudah aku kuras semalam, setelah makan kita renang, yuk" Bita melirik ku penuh selidik.

"Renang apa renang?" Sindirnya dan aku tersenyum.

"Senggol senggol kamu dikit gak apa-apa dong"

"Gak ada, aku mau tidur lagi setelah ini Le, renang aja sendiri sana!"

"Eh mana asik, temenin lah, sayang tahu ada kolamnya tapi gak kita pakai yang" aku merayu.

"Aku gak bawa baju renang" dia beralasan.

"Aku bawain, banyak!" Ucapku final dan dia seakan tidak percaya.

"Aku ambil dulu, duduk aja gak apa-apa" aku segera menuju ke koper ku yang ada di lemari dan saat kembali pada Bita aku sudah meletakan beberapa baju renang di sampingnya.

"Ini sih baju renang versi kamu Le bukan versi aku, ini gak ada bedanya sama gak pakai baju" dia protes karena yang aku bawa memang beda-beda jenisnya tapi tidak ada yang tertutup.

Aku memilih 4 jenis, ada bikini, one piece, tankini, dan halter dan semua itu memang bukan tipe baju renang yang biasa Bita gunakan.

Aku tersenyum kemudian merayunya "Kamu cocok tahu pakai semua ini, pakai 1-1 juga gak apa-apa Ta, aku rela masuk angin karena kita renang terus" dia menoyor kepala ku kemudian berjalan meninggalkan ku.

"Hei tunggu" aku menahan tangannya.

"Apa?"

"Please, pakai satu aja di momen kita ini Ta, cocok kok di kamu percaya aku deh"

"Gak, aku gak mau kamu serang lagi, aku capek!"

"Nanti aku pijetin Ta, atau spa bareng kita, mau?"

"Gak!"

"Ah Bita ayo dong, ini perintah suami!" Aku pura-pura merajuk dan dia tertawa.

"Sumpah gak cocok Le, udah ayo makan!" Dia menarik tangan ku untuk menuju menja makan.

Aku duduk di meja makan dengan wajah masih kesal dan ekspresi Bita masih dengan ekspresi meledek ketika dia mengambilkan seporsi makanan untuk ku.

Tidak ada suara diantara kami, mungkin Bita malas mengajak ku bicara karena melihat aku yang masih kesal.

"Ya udah aku pakai satu, tapi aku gak lama-lama renangnya" ucapnya tiba-tiba dan seketika mataku berbinar menatapnya.

"Beneran?" Aku memastikan.

"Iya" sahutnya.

"Gak lama-lama ya, badan aku beneran capek"

"Oke, nanti minum vitamin abis makan, aku sudah siapin kok!"



Bita memilih yang jenis one piece karena menurutnya bagian perut tertutup dan aman walau pantat nya tetap saja akan tetap terekspos tapi dibanding jenis yang lain yang lebih terbuka dan bermodel two piece dia mencari amannya.

"Gak mau yang bikini aja?" Aku masih menawar dengan polosnya dan dia melirik ku gemas.

"Warnanya lebih bagus dan matching sama celana ku nanti"

"Gak ada yang lihat baju renang ku selain kamu kan Le jadi gak masalah dan gak kudu matching!"

"Nah, karena gak ada yang lihat selain aku, jadi gak masalah dong kamu pakai yang ini?" Aku mengangkat bikini berwarna navy ini sambil tersenyum lebar.

Tolong kalian catat ya semakin aku rewel dan banyak maunya tandanya aku semakin menyayangi orang itu!



Hallo, mau bahas lagi tentang jangan tinggalin komen "Next" "lanjut" dan sejenisnya di semua judul tulisan aku ya, bukan perkara sombong atau gimana

Jujur, aku lebih merasa dihargai ketika orang komen tentang isi cerita yang coba aku tulis

Ini tiap penulis pasti punya kebijakan masing2 ya, dan kebetulan aku tipe yang gak suka baca komen sejenis itu, makasih

Jangan tersinggung ya tapi beneran aku akan block akun yang masih komen2 seperti itu, makasih atas pengertian para bos readers ku 🙏✨

Pelanggan Rindu [End]Where stories live. Discover now