17

437 38 0
                                    

✨ Bita

Aku bangun dengan perasaan yang campur aduk mengingat kemarin aku dan Ale terlibat perdebatan yang menurut ku tidak perlu terjadi.

Aku mematikan jam weker ku dan berjalan menuju kamar mandi untuk sikat gigi dan cuci muka sebelum aku akhirnya mandi.

Saat mandi pun kalimat Ale masih saja terngiang di pikiranku "Apa dia se peduli itu padaku?"

"Kenapa dia mau tahu kejelasan hubungan ku dengan Elang? Apa dia tidak enak dengan Elang kalau kami benar-benar memiliki hubungan lebih dari teman kantor?"

Pikiranku masih meraba dan aku semakin pusing dibuatnya, jujur saja baru kali ini rasanya Ale marah padaku perihal yang aku sendiri bingung mau melabeli itu adalah hal yang tidak jelas.

Sudahlah biarkan saja dulu, toh nanti dia akan kembali seperti sebelumnya kalau mood nya sudah membaik sendiri, aku tidak mau terlalu ambil pusing karena pekerjaan ku sendiri sudah cukup membuatku pusing.

✨ Ale

Beberapa hari berlalu setelah aku pergi meninggalkan rumah Bita dengan keadaan hati yang dongkol, tidak ada kabar darinya, bahkan aku sengaja tidak pulang ke rumah papa tapi dia juga tidak datang menemui papa.

Entahlah mungkin dia juga sedang sibuk dengan hubungan barunya bukan hanya pekerjaannya lagi.

Aku sedikit malas ketika papa membahas tentang Bita, papa masih bertukar kabar dengannya walau hanya melalui pesan-pesan singkat, sedangkan aku? Dia mendiamkan ku begitu saja.

Harusnya dia tahu maksud khawatir ku kan tanpa aku jelaskan padanya? Apa dia tidak bisa membaca semua itu? Apa benar selama ini dia hanya menganggap ku saudara?

Apa dia hanya menyangkal perasaannya saja selama ini seperti ku?

Aku langsung menepuk dahiku sendiri setelah pikiran itu terlintas di kepalaku, bagaimana Bita bisa tahu perasaan ku kalau aku sendiri tidak mengatakannya secara gamblang?

Aku malah memojokkannya dengan semua pikiran ku dan tidak memberinya kesempatan untuk bercerita dengan benar.

Sial, kenapa baru sadar sekarang? Setelah beberapa hari? Apa kemampuan berpikir ku begitu menurun drastis hanya karena aku sedang marah tempo hari?

Aku melihat jam di ruangan ku, memastikan belum terlalu malam untuk menemui Bita di kantor karena feeling ku dia pasti akan lembur.

Aku segera keluar dari ruangan mencari asisten perawat ku hari ini, memastikan jadwal pasien ku sudah selesai semua dan aku langsung bergegas menuju ke kantor Bita.

Entah nanti dia akan meledek ku atau apa aku tidak peduli, aku hanya mau meluruskan semuanya dan membuat hubungan kami menjadi normal kembali seperti semula.



Setelah berhasil menerobos kemacetan akhirnya aku sampai di kantor Bita, tapi aku tidak berhasil menemukannya.

Sampai Nino, teman sedivisinya menyapaku "Mas Ale cari Bita?" Tanyanya ketika menyadari kehadiran ku.

"Iya No, kok tumben gak kelihatan?"

"Tadi sore ada meeting di luar sama klien, bilangnya sih mau langsung pulang"

"Oh gitu, kalau Elang ada di kantornya?" Aku tanya lagi.

"Mas Elang dari kemarin lusa tugas luar mas, kayaknya besok baru masuk deh" balasnya lagi.

"Mau ada yang dititipin mas? Atau ada yang bisa kami bantu?" Kali ini Marta yang menyahuti, aku menggeleng kemudian berpamitan pada mereka.

Pelanggan Rindu [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang