6

596 55 2
                                    

✨ Bita

Dan akhirnya hari libur kami pun tiba, Shella langsung menuju rumah saudaranya sedangkan Dimas, Pius dan Antok langsung menghibur diri dengan mencari hiburan di pantai atau klub malam aku kurang tahu.

Aku memilih mengecek beberapa pekerjaan ku yang perlu direvisi, aku tidak tahu mas Elang kemana tapi sepertinya dia juga tidak pergi dengan  anak-anak dan memilih tinggal di kamarnya.

Mas Elang memang menempati kamar sendirian, sedangkan Dimas dan Pius berdua, Antok juga sendirian karena mas Elang pikir kalau dia sekamar dengannya bisa-bisa dia mengetahui pekerjaan Antok dan mengambil alih kalau-kalau ada yang tidak dia sukai dalam prosesnya.

Sebuah ketukan terdengar dari pintu kamar hotel ku, aku berjalan mendekati pintu dan melihat siapa yang ada disana dari lubang kecil yang ada di pintu itu.

Ternyata mas Elang yang telah mengetuk pintuku, aku langsung membukanya "Ya mas?"

"Kamu masih kerja?" Aku melirik laptop ku di dalam yang masih menyala kemudian dia menghela napas.

"Ayo keluar sebentar, kamu butuh jeda sesaat Ta"

"Tapi tinggal dikit kok"

"Gak pakai tapi, ganti baju deh kita makan di resto hotel" ajaknya.

Aku menimbang ajakannya itu kemudian menatapnya lagi "Tunggu apa lagi? Ayo" dia mendorong ku masuk ke dalam kamar dan menutup pintunya.

Beberapa saat kemudian aku sudah berganti pakaian yang tidak terlalu formal untuk keluar, mas Elang ternyata masih berdiri di lorong depan kamar ku.

"Yuk" ajaknya dan akhirnya kami pun berjalan ke lift untuk naik.

"Apa kamu mau keluar kemana gitu?" Tanyanya dan aku menggeleng.

"Makan kayaknya cukup bagus untuk kupilih saat ini mas"

"Good"



Kami sudah menyelesaikan makan kami dan terlihat beberapa orang yang masuk ke dalam ruangan yang ada di dalam resto ini, tampaknya cukup luas karena aku beberapa kali melihat banyak orang yang keluar masuk disana.

"Mau kesana?" Tawarnya.

"Emang itu apaan?" Tanyaku.

"Klub kayanya, aku juga baru tahu tadi dari Dimas" jawab mas Elang.

"Anak-anak di dalam?"

"Iya" balasnya.

"Kayaknya aku makin pusing deh kalau kesana" dan mas Elang tertawa renyah seperti meledek ku.

"Astaga Ta, badan kamu butuh santai sedikit, beneran deh" aku menggeleng.

"Oke gini, gini, gimana kalau kita lempar koin, kalau pilihan ku yang muncul kamu ikut masuk ke dalam, tapi kalau pilihan mu yang muncul kamu boleh balik langsung ke kamar"

"Apa sih mas kayak anak kecil aja" aku tertawa.

"Have fun aja Ta, kamu serius terus gak capek apa?" Ledeknya kemudian dia benar-benar mengambil koin dari sakunya dan memberikan ku padanya.

"Biar adil kamu yang lempar" aku menatapnya sesaat kemudian meraihnya dan melemparnya ke udara.

Tangan Elang meraihnya dan menutupnya dengan telapak tangan dia yang masih bebas "Kamu pilih apa?"

"Angka" jawabku dan kemudian dia menyingkirkan telapak tangannya untuk mendapatkan jawaban.

Dan yang tertera adalah gambar, dia tersenyum bahagia "Oke kita masuk kesana Ta!"

Pelanggan Rindu [End]Kde žijí příběhy. Začni objevovat