30

408 41 5
                                    

✨ Ale

Hari ini kesehatan papa drop lagi dan aku buru-buru membawa papa ke rumah sakit dan sekarang berujung dirawat inap lagi.

Bita langsung datang saat aku memberi informasi ini, dia terlihat buru-buru dan matanya sudah sembab akibat menangis.

"Bita pelan-pelan jalannya nak" papa menegurnya ketika Bita hampir tersandung saat dia akan menutup kembali pintu kamar inap papa.

"Pak, bapak pasti telat kan minum obatnya?" Dia memastikan.

"Gak kok, gak pernah telat orang-orang rumah selalu nyiapin beberapa menit sebelum waktunya minum obat" papa sudah mengelus rambut Bita yang kini sudah memeluk papa dari samping.

"Kamu bolos kerja?" Tanyaku karena dia sudah mulai kembali bekerja 1 bulan ini di tempat yang baru.

"Aku ada meeting di luar tadi jadi sekalian"

"Sudah selesai meetingnya?" Tanya papa dan dia mengangguk.

"Le, coba kesini" papa meminta ku mendekat, aku akhirnya berjalan mendekati kursi yang ada di samping ranjang papa dan duduk disana.

Papa menatap aku dan Bita secara bergantian kemudian papa menarik napas dalam.

"Papa gak tahu umur papa akan sampai kapan"

"Bapak ngomong apa sih! Bita gak suka ya kalau sudah begini yang dibahas"

Papa menepuk punggung tangan Bita sambil tersenyum penuh arti "Kalau waktu itu tiba papa gak mau meninggalkan kalian dengan orang yang tidak tepat"

Aku menekuk dahiku dan kini aku yang menatap Bita, kami saling melempar tatapan penuh tanya.

"Anak kandung papa cuma 1 Ta, dan dia begini adanya, kalau ada yang lain ya itu kamu" papa mengelus kepala Bita.

"Kalian menikah ya? Biar papa tenang kalau sudah gak bisa jaga kalian langsung di dunia ini"

Bita menarik napas panjang kemudian menatap ku lagi seakan meminta ku bicara menanggapi mau papa ini.

"Pa, menikah kan hal yang sakral dan itu gak bisa terburu" ujarku mencoba terdengar sesantai mungkin di telinga Bita.

"Bita dan Ale akan tetap saling jaga pa sampai kapan pun" kini Bita yang bicara.

"Kamu masih ada rasa untuk Elang nak?" Bita langsung tergagap, matanya mengerjap beberapa kali terlihat salah tingkah.

"Ini bukan soal perasaan Bita aja kan pak, Ale juga berhak menentukan pilihannya sendiri" dia menjawab.

"Ale sayang kamu, dia sudah utarakan langsung ke Bita kan?" Papa mengkonfirmasi.

Bita diam saja "Papa gak mau kalian salah pilih pasangan dan berujung tidak bahagia"

"Mumpung papa masih ada, papa juga merasa kalau kalian ini saling membutuhkan satu sama lain, jangan sampai menyesal kalau besok ujungnya gak bersama"

"Ale" panggil papa.

"Ya pa?"

"Kamu gimana? Biar hubungan kamu dan Laras juga jelas, kamu gak perlu tiap saat harus ada untuk membantunya, perlu ada batasan"

"Bita? Kalau sudah benar selesai dengan Elang coba pikirkan permintaan papa ini ya? Papa benar-benar gak rela kalau kamu dijaga oleh orang yang salah"

"Walau papa juga gak bisa menjamin Ale akan 100% bisa terus baik tapi setidaknya papa tahu papa meninggalkan mu bersama siapa"

"Tolong tanya diri kalian sendiri dulu, apa benar kalian rela kalau masing-masing suatu hari menikah dan melanjutkan hidup dengan orang lain?"

"Papa sudah lelah menunggu kalian mau mencoba bersama dan saling sadar akan perasaan masing-masing"

Pelanggan Rindu [End]Where stories live. Discover now