53

319 39 0
                                    

Ale

Aku mendapatkan pelepasanku dengan sangat baik dan indah, sedangkan Bita? Entahlah aku tidak tahu apa yang dia rasa tapi menurutku saat ini dia cukup puas.

"Apa tuan sudah puas?" Tanyanya.

"Kalau sudah saya harus melanjutkan kegiatan memasak saya yang tadi tertunda."

Aku tidak menjawab dan sepertinya dia menganggap diamku adalah jawaban dari iya karena setelahnya dia bangkit dari posisinya dan berjalan ke arah kamar mandi.

Aku tahu dia membersihkan diri karena beberapa saat setelahnya dia keluar dengan lilitan handuk dan masuk lagi ke dalam kamar mandi sambil membawa pakaian gantinya, dia enggan memakai pakaiannya di depanku, mungkin tidak mau aku menyerangnya lagi.

Dia keluar dari kamar mandi sedangkan aku sedang sibuk mengenakan kaos ku lagi, dan ketika dia akan melewati ku aku menangkap tangannya dan dia otomatis berhenti.

"Thank you, servis mu hari ini memuaskan " aku mengatakannya karena aku jengkel dia menanggapi serius perkataanku terkait menjadi pemuas napsuku.

"Sama-sama." balasnya singkat dan akan melanjutkan kembali jalannya tapi aku lagi-lagi menahannya.

"Apa lagi tuan ku sayang?" Sindirnya tajam.

"Serius? Kamu mau melanjutkan sebutan ini Ta?"

"Kenapa? Bukannya kamu yang memulai?" Tanyanya balik.

"Setidaknya aku jadi punya cara untuk membalas segala hal baik yang dilakukan Bapak dulu ke aku, aku balas dengan menjadi budak anaknya"

"Kamu......" Aku sudah mencekiknya karena emosi tapi dia tetap menatap ku datar tanpa bicara apa pun.

Sampai sebuah ketukan di pintu kamar kami terdengar dan suara Bi Mirna memanggil ku, aku melepas cekalan di leher Bita dan segera membuka pintu "Ya bi?"

"Ada mas Elang den." ucapnya dan aku menarik napas yang cukup panjang.

"Minta tunggu di ruang tv aja gak apa-apa bi, sebentar lagi kami keluar." bi Mirna mengangguk kemudian berlalu meninggalkan kamar kami.

Aku melirik Bita, melihat keadaannya sekilas dan sepertinya dia masih biasa saja, dia akan keluar kamar tapi lagi-lagi aku menahannya "Mau menemui Elang secepat ini?" Sindir ku.

"Aku mau masak, aku sudah lapar." dia melepaskan cekalan tangannya kemudian berjalan melewati ku dengan begitu saja.

Aku juga membiarkannya kemudian mencoba menata diriku sendiri sebelum menemui Elang di luar.

Aku memastikan terlebih dulu kalau Bita memang sedang memasak di dapur, entahlah setelah menidurinya aku berpikir akan menjadi aneh jika dia masih berhubungan dengan Elang seperti dulu, walau tadi aku juga memilih Elang sebagai tempat ceritaku tentang apa yang sudah aku perbuat pada mantan pacarnya ini.

Bi Mirna berjalan melewati ku dengan membawa nampan berisi dua cangkir kopi "Elang minta kopi bi?"

"Gak den, tadi nyonya yang buat, untuk mas Elang dan Den Ale." aku mengangguk kemudian berjalan bersama dengan bi Mirna menuju ruang tv dimana Elang sedang menunggu kami disana.

"Lang!" sapaku.

"Hei, sorry kesini, aku mau ketemu Bita boleh?" Tanyanya.

"Dia lagi masak, samperin aja gak apa-apa."

"Makasih bi." dia tersenyum pada bi Mirna setelah bi Mirna meletakan secangkir kopi di hadapannya.

"Ayo ke dapur, sekalian aku mau mandi dulu." ajakku dan setelahnya kami berjalan menuju dapur dan mendapati Bita yang sedang mengkoreksi rasa masakan buatannya.

Pelanggan Rindu [End]Where stories live. Discover now