38

362 32 0
                                    

✨ Bita

Setelah diskusi yang cukup panjang dengan Ale tentang pernikahan kami, akhirnya kami memutuskan untuk tetap melanjutkan pernikahan yang hanya tinggal menghitung hari ini.

Aku dengan tegas memintanya untuk mengurangi intensi bersama Laras, dan dengan kerendahan hati aku bilang padanya kalau aku membutuhkan dirinya agar pernikahan ini berhasil.

Jujur saja aku sudah sangat lelah dengan semua proses menuju pernikahan, satu bulan rasanya lebih dari satu tahun, emosi ku juga seakan mudah naik turun belakangan ini.

Aku juga ijin kepada Ale setelah pernikahan kami ini apa aku masih bisa berhubungan baik dengan Elang

Aku hanya minta waktu padanya untuk menghilangkan rasaku pada Elang secara natural, aku juga akan berusaha untuk menaruh rasa kembali pada Ale.

Intinya adalah aku dan Ale sepakat untuk tetap berhubungan baik dengan Elang atau pun Laras dan jika harus bertemu, kami harus sama-sama meminta ijin dan tahu bertemunya tentang apa, kalau memungkinkan juga kami harus pergi bersama-sama.

Sulit untuk mengajak Ale fokus pada pembicaraan ini tapi aku tetap mencoba dan semoga hasil yang aku dapat sesuai dengan harapanku.

✨ Elang

Aku berdiri di depan cermin yang ada di kamar ku, aku mengancing kemeja ku dan melihat pantulan diriku sendiri disana.

Bohong kalau aku tidak sedih hari ini, ini hari pernikahan Ale dan Bita, bohong kalau aku tidak sedang menghibur diri.

Beberapa hari yang lalu aku ingat betul, saat jam makan siang aku datang menemui Ale di rumah sakit, aku meminta waktunya sebentar agar kami bisa bicara.

Disana aku meminta dengan kerendahan diriku agar Ale bisa menjalankan komitmen yang baik dengan Bita, aku berharap Ale benar-benar bisa membahagiakannya dan mereka bisa mendapatkan kebahagiaan yang utuh seiring dengan berjalannya waktu.

Aku pun bilang padanya kalau aku mungkin tidak bisa langsung pergi dari kehidupan mereka terutama Bita mengingat kami juga baru saja berakhir sebelum rencana pernikahan mereka ini.

Saat itu Ale menerima permintaan ku dengan baik, dia akan berusaha tidak menghalangi proses kami untuk saling melepaskan asal aku juga tidak menghalangi proses pendekatan mereka dengan curang.

Aku tersenyum pada pantulan diriku sendiri yang ada di dalam cermin seakan berkata "Semua akan baik-baik saja dan aku kuat melihat Bita bersanding dengan pria lain"



Aku sengaja menunggu Bita di lorong depan kamar hotelnya, dia sedang di rias oleh tim make up untuk acara resepsinya ini.

Aku hanya ingin melihat Bita sedekat semampuku sebelum dia menikmati acaranya dan dia tersorot banyak mata dari para undangan.

Tidak lama kemudian seorang wanita keluar dari kamar itu nampak dia salah satu tim make up karena masih membawa beberapa alat make up di tangannya.

Beberapa orang silih berganti keluar dan masuk kamar sampai akhirnya seseorang bertanya padaku "Mas Elang ya?" Dan aku mengangguk.

"Kata mbak Bita masuk aja mas, saya kasih waktu 5 menit ya, setelah mbak Bita harus langsung ke hall" dia sepertinya tim WO di acara ini, aku mengangguk saja kemudian segera masuk ke dalam kamar itu.

Bita masih duduk di depan cermin tapi langsung mengarahkan pandangannya padaku setelah pantulan diriku dengan sempurna dapat dia tangkap.

"Lang!" Sapanya sambil tersenyum.

Detik ini aku terpukau, aku tahu dia cantik sedari awal, tapi kali ini aura nya semakin mengacaukan hati dan mataku.

"Wow" hanya kata itu yang dengan spontan keluar dari bibirku.

"Ta kamu......" Pikiran ku masih kemana-mana jujur saja sampai aku merasa bodoh beberapa detik.

"Aneh?" Tanyanya.

"Gak, aneh darimana?" Aku menggeleng cepat, menolak opini darinya.

"Cantik begini, cantik banget" imbuhku.

"Kamu cantik sekali, aura mu terpancar"

"Oh ya?" Dia masih meyakinkan tapi mengangguk untuk memastikan.

"Ta...... Selamat ya, selamat memasuki babak baru kehidupan mu, semoga hal-hal baik selalu menyertai kehidupan rumah tangga kalian"

"Aku iri sama Ale hari ini, iri sekali, tapi aku tahu takdir gak pernah salah alamat"

"Aku boleh peluk kamu?" Aku meminta ijin dan dia mengangguk singkat.

Kami berpelukan beberapa saat tapi rasanya pelukan ini tenang, aku kira aku akan menangis dan tidak kuat melihatnya tapi nyatanya saat ini kami berpelukan, ada getaran saling menguatkan yang aku rasakan disana.

"Janji sama aku Lang, lanjutkan hidupmu juga ya setelah ini?" Aku mengangguk.

"Aku sayang kamu selamanya Ta, tapi aku gak apa-apa kalau setelah ini kamu lebih sayang ke Ale, memang harusnya begitu" dia tertawa.

"Sebentar lagi harus mulai kurang-kurangi sayang aku ya, biar besok kalau sudah ada pasangan baru dia gak perlu terbebani sama aku" aku mengangguk.

"Mau aku antar keluar? Sepertinya Ale sebentar lagi sudah siap menunggumu" dia mengangguk.

Aku mengulurkan tangan dan dia menggenggamnya, tragis, dia memakai gaun pernikahan impiannya di hari spesial tapi bukan untukku, tapi aku bahagia hubungan kami masih berjalan dengan baik dan tidak berakhir dengan saling menjauh atau menghindar.

Kami sudah keluar kamar dan di lorong aku sudah melihat Ale yang berjalan mendekat.

"Hai, sudah siap?" Tanya Ale pada Bita dan dia mengangguk.

Aku menyerahkan tangan Bita yang ku genggam ke dalam tangan Ale, menepuk punggung tangan Ale setelahnya dan berkata "Jangan pernah tangan ini melukai Bita ya Le, tangan ini lebih pantas melindunginya"

Ale mengangguk kemudian dia memeluk ku sambil menepuk pundak ku singkat "Thanks Lang, tolong bantu aku untuk bisa jadi lebih baik" ujarnya.

"Diri kamu sendiri yang bisa membantu, sekarang ini hubungan kalian, aku hanya orang luar yang sudah punya batasan"

"Tapi aku yakin kamu akan mampu menjadi suami yang baik, baik itu bermacam bentuknya Le, tidak perlu langsung bisa semua asal gak pernah berhenti berusaha"

Ale mengangguk kemudian tersenyum "Makasih sudah luangin waktu kapan hari Lang, aku jadi lebih banyak berpikir tentang hal-hal yang sebelumnya aku anggap sepele"

"Jangan pernah lelah jadi sahabat kami ya Lang!" Aku mengangguk.

"Mas Ale, mbak Bita sebentar lagi siap menuju gate ya" seorang laki-laki sudah memberi instruksi pada mereka untuk bersiap.

Aku menepuk pundak Ale kemudian tersenyum pada Bita "Go, go! Nikmati momen kalian"

"Kamu masuk kan Lang?" Bita memastikan dan aku mengangguk.

"Iya aku masuk ke acaranya, nunggu anak-anak yang lain datang" Bita memang mengundang beberapa anak kantor yang cukup dekat dengannya saat dia dulu bekerja di tempatku.

"Sana masuk, harus senang semua gak boleh kepikiran macam-macam, oke?" Mereka mengangguk dan setelahnya dua orang yang baru saja dipersatukan dalam ikatan pernikahan itu pun perlahan menjauh dari posisiku.

Pelanggan Rindu [End]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora