26

335 38 2
                                    

✨ Elang

"Kamu benar-benar minta hubungan kita berakhir? Seperti ini?" Aku meyakinkan Bita dan dia mengangguk.

"Aku gak akan bisa bayangin kalau kita lebih lama memaksa di hubungan ini Lang"

"Dan kamu yakin aku bukan orang yang tepat buat menemani mu?" Dia menatapku dengan mode awas.

"Kamu yakin Ta?" Tanyaku lagi masih dengan nada datar.

"Kalau gitu, sekalian saja aku tunjukan padamu kalau aku bukan pria yang tepat untuk mu" aku mendorongnya masuk ke kamar.

Dia nampak terkejut, tanganku menarik tangannya dan melemparnya di atas ranjang.

Bita akan duduk dari posisinya tapi aku langsung menahannya dari atas tubuhnya.

"Aku memang tidak pernah tepat kan di mata mu?"

"Biar aku buktikan sekarang Ta" aku sibuk merobek bajunya dan dia meronta hebat.

"Lang, jangan! Jangan gini lagi!" Teriaknya hebat tapi aku memilih untuk tetap melakukan kesibukan ku.

"Kalau mau kita pisah, biar ini jadi perpisahan yang sangat membekas untukmu Ta" aku berbisik pada telinganya sambil menahan tubuhnya yang sudah meronta hebat.

Beberapa saat kemudian aku berhasil membuka pahanya kemudian dengan tepat melesakan senjataku ke dalamnya.

Tubuh Bita menekuk, tangannya menggenggam seprei ranjangnya dan suaranya tercekat, air matanya langsung deras dan membasahi wajahnya.

Aku tahu ini tidak benar, dan lagi-lagi aku bejat padanya tapi aku benar-benar marah padanya saat ini.

Aku menggerakkan senjataku di bawah sana, semakin intens dan rasanya semakin nikmat.

Beda rasanya ketika aku melakukannya saat Bita ketakutan di bawah sana, rasanya ini lebih nikmat dan berbeda.

Tangan Bita mencoba meraih ku, masih memintaku untuk menghentikannya "Tapi tubuhmu tidak akan suka kalau aku berhenti sekarang sayang" ledek ku.

Dia menggeleng berkali-kali memohon untuk aku berhenti "Udah Lang, stop!" Dia sudah benar-benar menangis saat ini.

"Gak akan sebelum aku puas" aku membalik badannya tanpa mengeluarkan senjataku, memintanya untuk bertumpu pada kedua lututnya, dia sudah kepayahan.

Dia akan memegang kepala tempat tidurnya tapi tanganku langsung meraih kedua tangan Bita dan membawanya ke belakang

"Begini lebih baik" bisik ku sambil terus menghujam nya lebih dalam.

"Shit, tubuhmu canduku Ta, bagaimana bisa kamu memintaku pergi?"

Tangan ku yang masih bebas meriah lehernya dari belakang, memintanya untuk menoleh sedikit ke arah ku dan aku langsung menciuminya.

Ciuman ini terasa sedikit asin karena air mata yang sudah membasahi wajahnya.

Aku semakin mendekati pelepasan ku dan itu membuat tangan ku semakin erat mencekik leher Bita.

Dia sudah kesulitan bernapas, aku mempercepat gerakan ku agar pelepasan ku cepat sampai.

Dan setelahnya aku benar-benar mendapatkannya, aku melepas cekalan tanganku pada lehernya dan tubuh itu pun luruh dengan posisi tengkurap, kaki Bita langsung dia luruskan, seakan sedari tadi lelah bertumpu menggunakan lututnya.

Aku melihat Bita yang mulai bergerak lagi, sepertinya dia akan turun dari ranjang, tangan ku langsung merangkul pinggangnya dan membantingnya kembali ke ranjang.

Pelanggan Rindu [End]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora