64

340 42 6
                                    

✨ Bita

Ale melemparkan ku ke ranjang setelah dia berhasil menyingkirkan koper yang tadi aku letakkan di atas ranjang ini, baju dan barang-barang ku yang lain sudah berhasil tercecer ke seluruh area kamar kami ini akibat ulahnya.

Kini dengan lancang tangannya malah merobek kemejaku, apa yang dia pikirkan? masih akan memaksaku berhubungan badan di situasi seperti ini?

Apa ini memang salah satu caranya dalam menyelesaikan masalah kami jika sedang adu pendapat, selalu dia selesaikan di atas ranjang? aku tegas menolak, aku bukan budaknya jadi aku pantas melakukan perlawanan.

Mati-matian aku mencoba menyingkirkan tubuhnya dan akhirnya aku berhasil di suatu kesempatan, aku langsung mengambil momen itu untuk pergi dari sini, aku tidak peduli lagi dengan barang-barangku, aku hanya ingin meraih pintu kamar dan segera keluar.

Tapi sepertinya saat ini aku sudah terlanjur berurusan dengan seekor singa jantan yang buas jadi dia lebih dulu menggagalkan rencanaku dan kembali menarikku ke atas ranjang sambil langsung membuka bajunya sendiri dengan cepat.

Aku menyingkir ke samping saat Ale akan menerkamku tapi tangannya lagi-lagi langsung menarikku agar aku kembali ke posisiku semula, dia dengan cepat menciumiku paksa, aku sudah berteriak-teriak untuk membuatnya berhenti tapi tetap dia lebih memilih untuk tuli detik ini.

"Aku pastiin kamu nyesel se nyesel nyeselnya Le!" aku menjerit, tapi tangannya malah membungkam bibirku dan kini dia sibuk melancarkan aksi lanjutannya, dia melesakkan senjatanya ke dalamku dan seketika aku memejamkan mataku mencoba menahan rasa sskit fisik yang baru saja tercipta lagi.

Tangan Ale begitu kuat menahan ttubuhku agar aku tidak bisa lagi melakukan perlawanan dan dengan cepat dan keras dia semakin jadi dalam melesakkan senjatanya sampai akhirnya dia menyemburkan hasil permainannya ini ke dalam rahimku.

"Jangan pernah berpikir kita akan pisah Ta, itu gak akan terjadi sampai kapan pun" dia sudah berdiri dan membenahi pakaiannya sendiri, sedangkan aku masih terkapar sambil merasakan sakit yang sangat hebat, tubuhku mungkin sudah tidak berbentuk saat ini.

Ale pergi meninggalkan ku sendirian dan menutup pintu dengan cukup kencang, aku mencoba mengembalikan keadaan ku dulu secara perlahan.

Aku berpikir apa yang bisa ku lakukan saat ini, aku tidak mau selamanya berada disini dengan orang yang hanya takut kehilangan hadirku tapi tidak mencintaiku.

Aku mencoba mencari dimana ponselku, sepertinya tadi benda itu ikut terlempar tapi entah kemana, aku berdiri dari ranjang dan ternyata kaki ku benar-benar lemas.

Tidak lama aku berdiri dengan sempurna dan detik setelah aku menemukan ponselku akhirnya aku terjatuh ke lantai, aku masih sadar, jadi aku manfaatkan untuk mencari nomor Elang disana, terpikir untuk menghubungi Marta tapi aku tidak yakin dia bisa melawan Ale kalau misal pria itu masih disini.

Aku menunggu dering ketiga sebelum akhirnya Elang mengangkat panggilan ku "Ya Ta?" Sapanya.

"Lang....bisa tolong aku?" Aku tahu suaraku sudah mulai parau.

"Kamu kenapa? Dimana?" Tanyanya langsung berubah menjadi nada yang lebih panik.

"Bisa ubah ke mode vcall Ta?" Tanyanya lagi dan dia langsung request untuk melakukan mode vcall, aku menerimanya kemudian dia terkejut karena aku sedang terlentang di lantai kamar dan melihat barang-barang yang sudah berceceran kemana-mana.

"Kamu kenapa? Bertengkar?" Dia menebak dan aku tahu dia sudah berjalan meninggalkan ruangannya.

"Tunggu aku, aku usahakan cepat sampai disana, kamu bisa berdiri?" Aku mencoba mengangguk.

Pelanggan Rindu [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang