61

289 42 3
                                    

✨ Ale

Aku terbangun dalam kondisi memeluk Bita, kini wajah kami berhadapan setelah semalam aku ingat kalau dia membelakangi ku, aku tersenyum menatap wajah teduh miliknya, matanya masih terpejam dan tidurnya nampak nyenyak.

Dia indah, istriku sempurna, tapi kenapa selama ini aku masih sering menyakitinya dengan tindakan-tindakan bodohku yang secara langsung tidak bisa kusadari.

Aku mengelus rambutnya, harusnya dia tidak mendapat pesakitan apa pun dariku, hidupnya sudah berat, mencari ibunya sedari lama saja tak kunjung ia temukan, harusnya aku gak menambah beban hidupnya.

Pikiranku menerawang jauh kembali ke masa lalu, mengingat semangat Bita yang tidak henti mencari dimana keberadaan ibunya, aku miris sendiri, kenapa dari dulu aku tidak pernah serius untuk membantunya? detik ini rasa penyesalan itu nampak jelas dan tiba-tiba saja aku memiliki ide untuk meminta bantuan orang kepercayaan papa dalam mencari dimana ibu Bita saat ini walau pasti tidak akan mudah, setidaknya jika aku menemukannya aku bisa sedikit menebus rasa bersalah ku selama ini.

Pergerakan kecil tercipta, Bita nampak mulet untuk meregangkan otot-ototnya dan ketika matanya berhasil terbuka sempurna dia baru sadar kalau aku memeluknya begitu dekat, dia terkejut dan akan menjauhkan tubuh kami tapi aku malah mempererat pelukanku "Morning wife" aku mengecup pipi kirinya tapi dia masih diam saja.

"Enak tidurnya?" dia hanya mengangguk.

"Mau sarapan di resto atau di kamar aja?" aku melempar pertanyaan.

"Terserah kamu aja Le"

"Oke kalau gitu di resto, biar tubuh kamu kena cahaya matahari langsung pagi ini, biar cepat fit lagi"

Dering ponselku terdengar dan aku menatap Bita seakan meminta ijin padanya untuk melihat siapa yang menelpon pagi-pagi begini "Ambil aja" ujarnya seakan tahu isi kepalaku.

Aku turun dari ranjang kemudian berjalan mengambil ponselku yang ada di meja tak jauh dari ranjang kami"

"Laras" ujarku.

"Terserah kamu aja" balasnya dengan nada yang langsung ketus.

Aku harus menjadi suami yang peka dan pintar kali ini, jadi aku tidak boleh salah mengambil pilihan, aku harus membuat istriku nyaman di hubungan rumah tangga kami, aku langsung mematikan ponselku, meletakannya kembali ke meja itu.

"Yakin kamu?" aku mengangguk.

"Peraturan gak boleh dilanggar kan?" tanyaku balik dan dia nampak tersenyum tipis dibalik untaian-untaian rambutnya yang berhasil menutupi sebagian wajahnya.

"Kalau senyum gitu makin cantik, aku mau kamu senyum terus kedepannya Ta" dia menatapku yang kini sudah duduk di hadapannya yang masih berada di atas ranjang.

"Aku pasti bisa tersenyum kayak gini terus Le, asal hubungan kita normal, bukan yang kayak kemarin-kemarin"

"Iya, aku usahakan buat ngejar itu, kamu bantu aku kan?" aku memastikan dan dia mengangguk beberapa detik kemudian, aku tersenyum lagi dan membawanya kedalam pelukan ku, rasanya nyaman, setelah saling membentak dan menyakiti nyatanya kami sama-sama merasakan kehangatan ini.

"Mandi yuk sambil ngapain gitu" bisikku sambil menggodanya.

"Gak. aku capek banget!" dia langsung menarik diri dari pelukkanku dan aku tertawa.

"Kan masih honeymoon yang!" aku protes.

"Gak mau, gak mau olah raga terus tiap hari, serem!" dia akhirnya turun dari ranjang dan menjauhi ku.

.

✨ Bita

Honeymoon kami akhirnya berakhir dan kami sudah pulang ke rumah, kondisi hubungan kami sudah lebih membaik dari sebelumnya, kami sama-sama berusaha untuk tidak meributkan hal-hal kecil yang bisa diatasi dengan komunikasi.

Pelanggan Rindu [End]Where stories live. Discover now