41

326 37 0
                                    

✨ Bita

Pekerjaan ku lumayan menumpuk setelah aku sibuk dengan kepergian bapak, dan aku merasa belakangan tubuhku mudah sekali lelah.

Aku melirik jam tanganku, jam makan siang sebentar lagi tapi rasanya aku sudah lapar lagi, camilan di meja ku sudah habis.

Akhirnya aku putuskan untuk memesan via aplikasi online, aku biasa membelikan juga untuk anak-anak tim karena atmosfer kerja ku disini menyenangkan tidak jauh beda dengan di tempat yang lama.

Aku meletakan ponselku dan setelahnya aku menuju ke toilet karena aku merasa perut ku terasa kram dibarengi dengan melilit.

Baru aku sampai di depan wastafel toilet, aku sudah melihat darah yang mengalir diantara paha dalam ku.

Aku bingung setengah mati kenapa ada darah sebanyak itu disana? Apa aku menstruasi? Tidak pernah seperti ini sebelumnya.

Belum selesai aku terkejut dengan kemunculan darah di pahaku, perutku rasanya menjadi semakin sakit, aku hampir jatuh jika tidak berpegangan pada tembok.

Aku memilih untuk bersandar dan pelan-pelan duduk karena rasa sakit di perut ku semakin jadi, kepala ku pun perlahan mulai pusing.

Aku merintih sambil berusaha meminta tolong karena aku tidak membawa ponsel ku ke toilet.

Aku memejamkan mata berharap dengan begitu rasa sakitnya bisa sedikit memudar, tapi sayangnya tidak.

Keringat dingin sudah membasahi hampir seluruh tubuhku, darah yang keluar semakin banyak membuat tenaga ku hilang entah kemana.

Sayup-sayup aku mendengar suara Tia, seorang tim dari divisi ku yang memanggil-manggil namaku.

Tia nampak mencari ku ke dalam toilet sambil membawa ponselku, kemudian dia terkejut ketika mendapati ku sudah seperti ini.

"Mbak Bita!" Jeritnya sambil dengan cepat mendekatiku.

"Mbak kenapa? Jatuh?" Aku menggeleng.

"Sebentar aku panggilkan anak-anak ya, aku gak bisa angkat mbak kalau sendirian takut kenapa-kenapa" aku mengangguk dan dia segera pergi meninggalkan ku untuk mencari bantuan.

Aku tidak tahu apa yang terjadi pada diriku, benar-benar tidak tahu dan tidak bisa berpikir detik ini.

Ditengah itu semua rasanya kepalaku semakin berat dan pandangan ku mulai memudar, ketika Tia kembali ke dalam bersama beberapa orang pandangan ku benar-benar sudah menjadi gelap.



Aku seperti berada di sebuah taman yang ditumbuhi banyak bunga warna-warni, angin sepoi-sepoi menyapa wajahku dan kicau burung yang bersahutan seakan menyapa telingaku.

Aku melihat keindahan sekeliling dan mengingat-ingat apa aku pernah ke tempat ini sebelumnya? Rasanya tidak.

Tempat ini sepi, padahal sangat indah, kenapa tidak ada orang lain ditempat sebagus ini?

Aku masih bingung sampai aku merasa ada sebuah tangan kecil yang menggenggam telapak tangan kananku.

Aku langsung menoleh untuk mencari tahu siapa yang menggandeng ku saat ini, ternyata seorang gadis kecil, mungkin seusia 4 tahun.

Dia tersenyum lebar padaku, rambutnya berwarna coklat dan berikat dua dengan pita menjadi penghias nya.

"Hallo, nama kamu siapa?" Tanyaku sambil berjongkok.

"Menurut ibu nama aku siapa?" Tanya nya balik.

"Ibu?" Aku bingung tapi dia mengangguk.

"Ibu yang harus memberiku nama" ujarnya.

Pelanggan Rindu [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang