69

421 44 1
                                    

✨ Bita

Aku akhirnya diperbolehkan kembali pulang oleh dokter Gita setelah hasil pemeriksaan terakhir cukup baik dan stabil, tapi aku benar-benar harus bed rest selama kehamilan ini, tidak boleh terlalu lelah dan kebanyakan pikiran.

Ale mengantar ku pulang dan di rumah sudah ada Elang disana "Welcomeback bumil!" sapanya sambil memelukku.

"Hemmmmm......." Ale nampak menyindir.

"Cemburu gini doang? hitung-hitung balesan dari kelakukan kamu kemarin-kemarin Le!" balas Elang dan aku menahan tawaku.

"Gak usah lama-lama, anak aku kegencet!" bela Ale, dan saat mereka berdua masih berdebat tiba-tiba muncul seorang wanita parubaya dari dalam rumah ku, benar dia ibuku, wajahnya masih sama hanya saja sudah menua.

"Bita......" panggilnya dengan lirih, tapi saat ini aku bingung harus bereaksi seperti apa.

Ibu memelukku dan tangisannya pecah disana, tidak lupa dia meminta maaf berkali-kali padaku, aku akhirnya menarik napas dalam  terlebih dahulu agar lebih tenang dalam menanggapinya kemudian aku baru bisa mengusap punggungnya "Hai bu" balasku alakadarnya.

"Bu, kita lanjut di dalam ya, Bita tidak boleh terlalu lama berdiri" ucap Ale dan seketika ibu melepas pelukannya dan mengangguk antusias dan kami sama-sama berjalan ke dalam dengan ibu yang menggandengku.

Saat kami sudah berada di ruang tengah aku pun duduk dengan ibu yang menaruh bantal di belakangku katanya agar posisiku lebih nyaman, Elang meminta Lia untuk membuatkan minuman hangat untukku dan setelahnya seorang pria muda keluar dari kamar mandi "Gerald, kakak mu sudah pulang" seru ibu dan anak itu berjalan ke arahku sambil tersenyum.

"Hai kak, aku Gerald, adik kak Bita" dia mengulurkan  tanagnnya sambil berlutut di depanku mungkin untuk menyamakan posisi kami, aku meraih tangannya dan dia langsung meletakan dahinya ke punggung tanganku sebagai tanda santun.

"Ini anak ibu juga Ta, dari papa Arnold" ibu menjelaskan dan aku mengangguk "Ale sudah cerita semuanya bu" ujarku.

Ibu menatapku dengan tatapan yang berkaca-kaca "Ibu benar-benar minta maaf, ternyata ibu butuh waktuu lama sekali untuk menjemput kamu lagi"

Aku tersenyum "Aku senang disini, papa Ale dan pihak panti mengurus ku dengana baik sampai bisa meraih posisi ini"

"Bita akhirnya sudah punya rumah bu seperti janji Bita dulu ke ibu biar ibu gak perlu kerja siang malam" imbuhku dan ternyata aku sudah menangis, aku memeluk ibu erat, entah rasanya bari detik ini aku benar-benar percaya kalau ibuku berada di hadapanku lagi, butuh 20 tahun lebih untuk aku bisa merasakan momen ini dan tentunya aku seperti mimpi.

"Iya nak, kita akan sama-sama terus setelah ini, ibu janji, ibu mau menebus semua waktu kita yang hilang, ibu mau menemani kamu melewati masa-masa menjadi calon ibu kalau kamu mengijinkan" aku mengangguk.

"Oh ya, Gerald lancar bahasa Indonesia?" Aku bertanya pada Gerald.

"Bisa sedikit-sedikit kak" aku tersenyum.

"Kalian akan disini terus kan dalam waktu yang lama?" tanyaku lagi.

"Gerald tahun depan ambil S2 di Australia, dia murid akselerasi dan dapat beasiswa disana" jelas ibu.

"Wow, keren banget!" pujiku.

"Kamu ambil apa dek?"

"Arsitek kak, nanti kita kolaborasi boleh?" dia tersenyum dan aku mengangguk.

"Aku boleh peluk kakak?" tanyanya polos dan aku membuka kedua tanganku "Boleh" setelahnya dia menghambur ke dalam dekapanku, ternyata rasa pelukannya juga hangat, jadii begini rasanya memliki saudara?

Pelanggan Rindu [End]Where stories live. Discover now