55

341 39 0
                                    

✨ Ale

Gemuruh suara dari langit mulai terdengar ditambah dengan langit yang tadinya cerah perlahan menjadi gelap.

"Kita balik sekarang? Kayaknya mau hujan Ta" aku mengajak Bita.

"Oke" balasnya kemudian dia merapikan barang-barang yang tadi kami bawa.

Sebelum benar-benar berjalan menuju parkiran mobil air dari langit sudah lebih dulu membasahi kami, aku menarik tangan Bita dan memintanya untuk berlari lebih cepat.

Aku mendengar tawa Bita saat ini, dia seakan menikmati momen kacau ini dan di telinga ku tawanya saat ini terdengar bahagia.

Aku segera membuka pintu mobil untuknya dan cepat-cepat masuk ke dalam kursi kemudi setelah memastikan tidak ada barang lagi yang tertinggal.

Aku mengambil tisu dan memberikannya pada Bita untuk mengeringkan badannya "Biar gak masuk angin cepetan dilap" pintaku.

Bita menerima kotak tisu dari tanganku kemudian mulai mengeringkan tangannya, sial, dia memakai baju berwarna putih jadi saat ini aku bisa dengan jelas melihat lekuk tubuhnya yang gagal tertutup bajunya yang cukup basah.

Aku menelan ludahku susah payah dan berusaha memalingkan pandangan ku keluar mobil agar pikiranku tidak semakin jauh.

"Thanks Le, nih" kotak tisu yang tadi masih dia bawa kini sudah menyenggol lengan kiri ku, aku berdeham untuk menghilangkan salah tingkah ku kemudian mengambil kotak itu darinya.

Tapi ternyata pikiran ku berubah lebih cepat dari yang aku duga, kini tanganku malah menarik tangan Bita untuk lebih mendekat padaku dan kotak tisu yang tadi ku pegang sudah jatuh ke belakang.

"Kenapa Le?" Tanyanya polos.

"Kenapa pakai baju seperti itu?" Tanyaku dengan nada yang mulai parau, ku akui aku sudah berhasil tergoda hanya dengan memandangnya saja saat ini.

"Maksud kamu?"

"Baju kamu, terawang karena air hujan"

"Kan tadi kamu yang pilih buat aku pakai yang ini, kamu lu....." Aku langsung melumat bibirnya dalam, memegang tengkuknya karena part favorit ku adalah menikmati ciuman saat dia tidak berkutik.

"Aku mau kamu Ta, sekarang" bisikku.

Bulu-bulu halusnya di bagian tengkuknya langsung meremang setelah aku menyelesaikan kalimat barusan "Jangan gila kamu!" Tegurnya tapi aku hanya memberikan dia satu senyuman miring dan memilih untuk melanjutkan aksiku.

Tapi tangannya langsung menahan tubuhku dan kepalanya menggeleng "Le please, kita di tempat umum"

"Gak akan ada yang tahu" aku akan melanjutkan lagi tapi dia semakin mendorong ku.

"Kita lakukan di vila, gak disini" ucapnya seakan final.

Aku yang sudah kepalang terpancing menjadi dongkol karena penolakannya ini "Aku gak mau orang lihat mobil goyang di tengah hujan lebat kayak gini, aku malu" imbuhnya.

Aku akhirnya menjauh dari tubuhnya dan kembali ke posisi duduk ku semula, memakai seat belt kemudian menyalakan mesin mobil, aku meliriknya sebentar dan dia seperti merapikan kemejanya yang menjadi tidak beraturan karena serangan ku.



Sialnya di perjalan pikiran ku sudah kemana-mana dan pada akhirnya tanganku lah yang aku tugaskan untuk menggodanya lebih dulu agar nanti ketika kami sudah di vila dia sudah siap aku masuki.

Aku meminta Bita untuk sedikit mengangkat pantatnya agar dia bisa menurunkan celananya "Gak Le, kamu lagi nyetir, bahaya!"

"Lakukan atau aku akan memasuki mu di pinggir jalan sekarang!" Desis ku.

Pelanggan Rindu [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang