11

458 50 4
                                    

✨ Bita

Aku terbangun dan otomatis langsung menuju kamar mandi yang ada di dalam kamar ku.

Aku meraih sikat gigi, kemudian mencuci muka ku agar kantuk yang masih menyelimuti ku ini hilang.

Aku ingat ini hari Senin dan aku harus bergegas ke kantor sebelum kemacetan di jalan semakin menjadi.

Ketika aku membilas wajah untuk menghilangkan sabun di wajahku, aku baru tersadar bahwa saat ini aku tengah mengenakan piyamaku dan yang ku ingat aku mengenakannya setelah aku sampai dari bandara.

Aku mengeringkan wajahku dengan handuk dan baru tersadar bekas kebiruan di sekitaran selangka ku ini masih ada, aku langsung teringat kalau hari ini aku masih mendapat jatah libur dari kantor setelah tugas luar kota kemarin.

Aku menutup mata sebentar sedikit kesal karena sistem tubuhku yang begitu taat sampai-sampai harusnya libur saja masih bangun terlalu lagi.

Aku merasakan perut ku yang mulai kerucukan, oh ya semalam aku tidak sempat makan malam karena kalah dengan kantuk yang melandaku.

Hal lain pun langsung teringat lagi di kepala ku, samar aku mendengar kalau kemarin Ale ijin akan menginap disini.

Aku mengacak rambutku "Apa dia melihat bekas-bekas yang Elang ciptakan di tubuhku?" Batinku.

Aku segera masuk ke shower room untuk mandi dan mencari cara menutupi semua luka ini agar Ale tidak melihatnya secara gamblang.

Aku bergerak dengan cepat, bersyukur demam dan pusing ku yang kemarin kubawa sudah hilang entah kemana.

Aku mengambil salep yang kemarin Elang berikan padaku untuk memulihkan luka yang ia ciptakan, dan kemudian aku sibuk mencari fondation untuk mengcovernya.

Setelah semua kurasa cukup aku akhirnya memilih baju yang tidak membuat Ale akan curiga, aku mengambil kaos oversize ku dengan jenis round neck, setidaknya selangka ku aman dari mata Ale, dan hari ini aku memilih memakai celana panjang santai agar bekas yang lain tidak nampak.

Beberapa lukanya sudah ada yang memudar memang tapi yang lain juga masih banyak yang masih menunjukan warnanya.

Aku akhirnya keluar dari kamar, berjalan ke arah dapur dan mendapati Ale sibuk menata meja pantry disana.

Dia menatap ku, sadar dengan kehadiran ku "Aku baru mau bangunin kamu" ujarnya.

"Aku malah sudah mandi Le" aku berjalan menuju kulkas dan mengambil buah disana, aku tahu dia pasti membawa buah kemarin.

"Gimana badan kamu?"

"Udah baik" dia meninggalkan kegiatannya dan berjalan ke arah ku untuk memastikan aku tidak berbohong.

"Antibiotiknya tetap diminum sampai habis, oke?" Aku mengangguk.

"Sekarang makan dulu aku tahu kamu pasti kelaparan"



Aku dan Ale sedang sibuk dengan piring masing-masing di meja makan yang cukup besar kalau hanya kami pakai berdua saja.

Beberapa kali Ale melirik ku dan aku membalasnya "Oke Le kamu kenapa?" Tanyaku gemas.

"Gak apa-apa"

"Kenapa bolak-balik melirik ku kayak gitu?"

"Aku cuma mau kamu makan habis makanan kamu"

"Gak ada jadwal ke RS?" Tanyaku dan dia menggeleng.

"Free" katanya.

"Gimana Lombok? Lancar semua?" Dentingan sendok ku terhenti kemudian menatap Ale sekilas dan ternyata dia sudah menunggu jawabanku.

"Lancar" balasku.

Pelanggan Rindu [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang