32

335 37 1
                                    

✨ Ale

Sudah tinggal 2 Minggu lagi aku dan Bita akan menikah, dan kami memutuskan untuk mengundang Elang, menurut kami berdua hubungan Bita dan Elang sudah mereda dan semuanya sudah baik.

Dan malam ini aku yang akan mengantar undangan pernikahan kami langsung ke Elang, Bita tidak ikut karena dia harus lembur mengerjakan proyek yang ketika kami menikah besok harus dia tinggalkan dulu.

Aku turun dari mobil saat melihat mobil Elang baru sampai di depan pagar rumahnya.

"Ale?" Dia memastikan ketika dia akan membuka pagar.

"Hei, sorry kesini malam-malam" ujarku.

"Hei, santai aja, ayo masuk dulu Le"

"Aku gak lama kok, disini aja gak apa-apa"

"Yakin? Gak mau minum?" Aku menggeleng.

"Aku mau kasih ini, semoga kamu bisa datang" aku memberinya undangan berbentuk amplop sederhana berwarna hitam, Bita yang memilih warna itu sendiri dengan tulisan berwarna silver.

Elang menerimanya dan langsung membuka amplop itu, namaku dan Bita langsung dengan mudah dia temukan.

"Kami akan menikah" ujarku dan sejujurnya ini bukan hal yang bisa aku banggakan dihadapannya, mengingat kalau pria ini juga mencintai wanita yang sama dengan yang akan ku nikahi.

Elang terdiam sesaat, mungkin mengatur ekspresinya atau bahkan hatinya? Atau dia sedang sibuk menata kalimat apa yang pantas dia ucapkan sebagai bentuk balasan dari undangan kami ini.

"Bita gak apa-apa kalau aku datang?" Dia tersenyum.

"Dia pasti senang" balasku.

"Oke, aku usahakan akan datang"

"Congrats ya Le" dia menyodorkan telapak tangannya dan aku menggenggam nya.

"Thank's Lang"

"Aku lega jodoh Bita kamu, kamu pasti bisa jaga dia dengan baik" dia menganggukkan kepalanya seolah meyakinkan dirinya sendiri kalau opininya itu benar.

"Minta doanya ya Lang, sebenarnya kami juga sadar pernikahan ini terlalu terburu-buru" ucapku.

"Papa ku yang minta pernikahan ini berlangsung, kapan hari papa drop lagi dan ini permintaan terakhirnya ke kami"

"Tapi kamu memang layak untuk Bita Le semoga kamu gak terpaksa ya?" Kini giliran ku yang menganggukkan kepala.

"Kami harap kamu bisa datang Lang" Elang mengangguk sambil menepuk lenganku.

"Kalau gitu aku pamit ya, selamat istirahat"

"Thanks, hati-hati Le"

"Siap"baku melambaikan tangan dan masuk ke dalam mobil.

✨ Elang

Aku masih memandangi undangan yang ada di tangan ku ini sejak kepergian Ale.

Aku sedari tadi bersandar pada kap mobilku dan pikiran ku menjadi entah kemana semua.

Aku sadar aku tidak pantas berujung pada Bita, tapi perasaan ku tidak bohong kalau ternyata sangat sakit ketika menerima benda datar berwana hitam ini.

Aku mengambil napas panjang kemudian membuangnya kasar, entah apa yang aku kerjakan saat ini tapi sekarang aku memilih masuk ke dalam mobil, aku butuh menenangkan diri.

✨ Bita

Aku baru saja menutup laptop ku, sedari tadi aku menyelesaikan desain desain ku di meja pantry ditemani segelas es kopi susu.

Pelanggan Rindu [End]Where stories live. Discover now