42

316 32 0
                                    

✨ Ale

Dua orang dihadapan ku ini sama-sama nampak terpukul dengan apa yang baru saja terjadi.

Kejadiannya memang secepat itu dan menurutku mungkin ini jalan paling baik bagi Ratih, anak Bita dan Elang.

Ratih, nama yang cantik, ketika tadi Bita menceritakan semua mimpinya aku menjadi makin yakin kalau kedepan perasaan Bita kemungkinan besar akan menjadi lebih tidak stabil.

Aku baru saja kehilangan ayah, rasanya menyesakan, aku mencoba merasakan apa yang Bita rasakan, pasti jauh tidak mudah apalagi dia tidak tahu kalau dirinya hamil.

Bita akhirnya tertidur beberapa saat lalu karena lelah menangis, sedangkan Elang masih setia menggenggam tangan Bita walau tatapannya kini lurus menghadap keluar jendela kamar ini.

Aku tidak marah atau kecewa pada mereka karena aku tahu mereka tidak melakukan hubungan terlarang setelah aku dan Bita menikah.

Jika dihitung dari usia kandungan Bita memang itu hasil perbuatan Elang yang memaksa Bita dan berakhir dengan ku pergoki sebelum akhirnya mereka memilih berpisah.

Aku mendekati Elang, meminimalisir suara agar Bita tidak terbangun dari lelapnya, aku menyentuh pundaknya pelan kemudian mengajaknya sedikit bergeser ke kursi tamu yang ada di ruangan tamu kamar inap ini.

Elang menurut saja, aku tahu pasti energinya habis untuk sekedar menolak atau berdebat denganku.

Kami duduk di kursi kami masing-masing kemudian aku mulai bicara "Aku takut setelah ini Bita nekat melakukan hal yang gak kita inginkan Lang"

"Tapi aku juga sadar kalau aku gak bisa 24 jam full memantaunya"

"Apa kamu mau membantu untuk menjaganya?" Aku menawarkan.

"Bita begini juga karena salah ku Le, kamu gak perlu tanya pasti aku lakukan"

"Aku bisa jaga dia kalau kamu shift kerja, begitu sebaliknya, kerjaan ku bisa mobile dan sementara aku serahkan yang bisa tim ku handle ke mereka" aku mengangguk.

"Maaf Le, membuat pernikahan mu terasa tidak utuh" imbuhnya.

Aku menghela napas panjang "Lang, sebelum aku menikahi Bita aku tahu konsekuensi yang harus aku tanggung"

"Dia cukup jujur tentang perasaannya dan aku menghargai itu, Bita sudah bantu aku memenuhi permintaan terakhir papa, dan aku juga mau bantu Bita melewati proses yang memang harus dia lewati"

"Aku gak marah atau kecewa ke siapa pun dengan keadaan ini, sungguh kalau kamu mau tahu soal itu"

"Aku juga sadar sepenuhnya kalau kamu yang lebih berhak menikah dengannya, tapi mungkin memang jalan takdirnya begini, kita cuma usaha yang terbaik dan urusan lebihnya memang kehendak yang kuasa" Elang menggangguk.

"Aku yang seharusnya minta maaf ke kalian, Bita keguguran karena terlalu lelah mengurus pernikahan dan kepergian papa Minggu lalu"

"Aku jarang ada untuknya saat kemarin dia mempersiapkan pernikahan kami"

"Aku sibuk dengan dunia ku sendiri padahal yang memuat Bita memilih pernikahan ini ya aku"

"Aku sibuk menjadi pengganti Bima untuk Laras"

"Aku sibuk ketakutan kalau aku gagal melaksanakan pesan terakhir Bima, tapi aku terlambat sadar kalau aku hidup hari ini dan sebisa mungkin hidup di hari esok"

"Aku yang salah Lang"

"Le sudah, sekarang bukan waktunya kita saling menyalahkan atau merasa paling bersalah"

Pelanggan Rindu [End]Where stories live. Discover now