63

335 36 7
                                    

✨ Ale

Aku datang ke tempat Laras karena aku merasa dia butuh dukungan saat ini, sekalian aku akan melihat Lemba.

Aku sudah sampai dan langsung disambut Laras dengan pelukan, mungkin dia senang karena aku bisa langsung datang saat ini menemuinya.

Dia memintaku masuk setelah aku memberikan buket bunga dan aku mengikutinya, dia berjalan ke arah ruang kerja Bima, dan aku belum melihat Lemba, ternyata Lemba masih dibawa ibu Bima mengingat keadaan Laras yang saat ini masih belum stabil setelah kepergian mamanya.

Sesampainya kami di ruangan Bima tiba-tiba saja Laras langsung merangkul leher ku dan mencium bibirku begitu saja, aku terkejut dengan pergerakannya ini dan mencoba melepas tangannya.

"Aku kangen kamu Le" ujarnya parau.

"Jangan ngawur kamu Ras, aku sudah nikah!" Aku melepaskannya tapi hanya bertahan beberapa detik karena setelah itu dia berhasil menciptakan ciuman di bibirmu lagi.

Sampai satu suara menegur kami "Ras!" Seperti suara Sandra, aku buru-buru mengambil momen itu untuk melepasnya dan berbalik badan, dan betapa terkejutnya aku saat aku langsung mendapati Bita yang sudah berdiri di dekat Sandra sambil bersandar di pintu ruangan ini.

"Aku tunggu di rumah, kita selesaikan disana saja" ujarnya kemudian dia pergi, aku akan mengejarnya , dia sempat berbisik pada Sandra dan setelah itu Sndra berteriak ke Laras "Kenapa kamu jadi semurahan ini Ras? kenapa harus suami orang?"

Aku tidak mendengar balasan lagi karena sekarang aku berusaha mengejar Bita yang ternyata tidak membawa mobilnya sendiri melainkan dia naik taksi online kesini, aku sudah menggedor-gedor kaca samping kursinya tapi taksi ini tetap melaju pergi meninggalkan ku.

Aku buru-buru berlari ke arah mobilku untuk segera menyusul Bita ke rumah, aku yakin dia langsung kembali ke rumah tidak ke kantornya.

.

Aku sampai di rumah dan benar dugannku, mobilnya belum terparkir di halaman jadi dia pasti langsung ke rumah, dan saat sudah di dalam aku berpapasan dengan Tuti, aku langsung mengkonfirmasi keberadaan Bita "Ada tuan, tadi masuk ke kamar" jelasnya, aku menganggukkan kepala seraya berjalan menuju langsung ke kamar.

Pintu baru saja aku buka dan aku sudah mendapati Bita yang tengah sibuk memasukkan baju-bajunya ke dalam koper yang sudah terbuka di atas ranjang kami "Mau apa kamu? tanyaku dengan nada tidak suka, tapi dia tidak menjawab.

Aku langsung meraih tangannya agar dia mengehntikan aksi sibuknya itu "Dengar aku dulu sebelum kamu bertindak terlalu jauh Ta!"

"Bertindak terlalu jauh?" dia mengulang kalimatku, mengubahnya menjadi kalimat tanya.

"Kamu lagi ngomongin diri kamu sendiri?" ledeknya.

"Aku gak akan marah kamu ngikutin aku tadi, tapi dengar dari sudutku!"

"Oh ya jelas aku berhak tahu kok suami ku diluar ngapain aja walau bukan kewajibanku juga buat mengintainya"

Aku menatap manik matanya "Tadi kamu bilang bicarakan ini di rumah kan? aku sudah disini jadi aku mau bicara baik-baik"

Dia melepas cekalan tanganku dan memilih mundur beberapa langkah dariku "Aku memang niat mampir dulu ke Laras, aku beli buket biar dia gak terlalu sedih lagi, aku salah aku gak ijin bahkan ngabarin kamu kalau aku mau ke Laras, iya aku bodoh"

"Tapi ciuman tadi, aku benar-benar tidak memprediksinya Ta, dia tiba-tiba menciumku, jujur aku gak bohong di poin ini"

"Iya tiba-tiba tapi kamu tetap menerima dan menikmatinya kan?" Bita tersenyum miring.

Pelanggan Rindu [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang