106. Kepiluan Jiwa (8)

3.7K 286 13
                                    

Hanya aura gelap nan hitam yang Putri dapat rasakan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Hanya aura gelap nan hitam yang Putri dapat rasakan. Semua bekerja dengan fokus, mereka berbicara cepat dan lugas dalam bahasa Inggris. Menyusun berbagai perencanaan kemudian mengulasnya. Semua mengabaikan kehadiran Putri, padahal tadi dia membuatkan mereka tiga cangkir kopi espresso namun kini minuman itu sudah dingin di atas meja tanpa tersentuh.

Sebagian besar obrolan mereka tak bisa Putri tangkap, ia hanya mengerti bahwa si-orang sewaan itu digantikan dengan orang lain yaitu pria bernama Morrow. Lelaki itu orang Amerika Serikat. Tetapi tak bisa dianggap remeh, kecerdasannya sudah terukir di ekspresi tegasnya dan mata se-biru lautan gelap. Waktu awal bertemu dan bersalaman, Putri sudah bergidik ngeri dengan pembawaan penuh dominasi. Tubuhnya tegap, tinggi dan bidang. Semua ototnya bagaikan sudah dilatih bertahun-tahun dibalik kemeja ketat yang dia kenakan. Semua ini benar-benar menunjang profesinya. Bagaimana bisa Ethan mendapatkan orang mengerikan seperti dia? Lelaki mafia.

Baru satu jam berlalu saat Morrow tiba di kantor Arya setelah melakukan penerbangan jangka panjang dari Kolombia. Dia langsung membahas permasalahan utama, tanpa basa-basi memberikan perencaan juga informasi pada Arya dan Ethan.

"Aku meyakini tempatmu sudah aman. Bahkan ada beberapa pihak telah memantau dari jarak jauh." Tukas Morrow yang diam-diam sudah memeriksa kondisi sekitar apartemen Arya melalui orang suruhannya.

"Tapi bukankah lebih baik istrimu dipindahkan saja. Itu beresiko." Ethan belum paham jalan pemikiran Arya yang ia rasa terlalu lambat beraksi.

"Jika dia sudah mengincar. Pergi kemanapun tetap akan dikejar. Aku berulang kali bertemu orang seperti dia. Berpindah tempat tak akan membuahkan hasil. Lebih baik perketat keamanan dan fokus melakukan penangkapan. Itu lebih aman. Melibatkan keluarga lain akan memicu kepanikan yang malah menguntungkan dia." Morrow memberikan penjelasan menyanggah pemikiran Ethan. Pilihan Arya menurutnya sudah tepat.

Arya ikut menjawab, "Istriku sedang hamil dan terkena masalah dengan kehamilannya. Jika aku memaksanya pindah tempat kupikir akan membahayakan dia dan bayinya. Dia sudah nyaman di apartemen itu. Perubahan suasana terlalu beresiko."

"Istrimu terlalu lemah." Ethan bukan bermaksud menyindir, namun kalimat itu membuat Arya tersinggung. Arya mendengus kasar, lalu menatap Ethan sedingin mungkin dia menahan geraman karena Ethan sudah cukup membantunya.

Lagi pula bukan keinginan Dwina menjadi incaran Jordan. Bahkan perempuan itu sangat penurut dan lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Asal tahu saja, akhir-akhir ini Dwina mencoba tak memicu apapun yang membahayakan dirinya sendiri. Dwina sudah cukup terkekang.

"Aku akan pulang untuk memeriksa istriku." Arya memilih bangkit meraih jasnya yang terlampir di sofa, kemudian mengenakannya. Dia enggan meladeni omong kosong Ethan.

"Bukankah keamanan sudah diperketat. Ini masih siang, kau juga baru datang jam sembilan." Ethan merengut, baru tiga hari mereka saling bertemu gelagat Arya makin aneh. Seharusnya sudah cukup menelpon istrinya saja tanpa perlu pulang. Arya masih harus kembali karena Morrow hanya membutuhkan waktu beberapa jam untuk melacak lokasi-lokasi pelarian Jordan lalu mengepungnya.

"Lebih aman jika aku melihatnya sendiri dengan mata kepalaku." Arya menoleh ke Putri kemudian berkata, "Awasi temanmu itu. Jika ada sesuatu hubungi aku."

"Bukankah lebih baik aku pulang. Kenapa aku harus diseret ke tempat ini bersama kalian?" Putri akhirnya mengeluarkan keluhannya yang sedari tadi dia tahan. Duduk bergabung bersama tiga lelaki itu sungguh membuat Putri jengah.

"Dia mengincarmu juga. Ingat, bahwa kau adalah posisi yang berpotensi terancam. Misalkan kau berada bersama wanita itu-istri dia yang ada kalian dapat terbunuh bersama," sahut Morrow memperingati dengan skenario buruk. Mendengar itu Putri sontak bergidik ngeri bahkan hanya bisa mematung di tempat duduknya.

"Ya.. Sebaiknya kau tetap bersamaku, aku akan menjagamu." Lanjut Ethan tak perlu memberi penjelasan lagi pada Putri. Semua sudah dalam pengaturan yang baik. Dan Putri hanya perlu bersabar sampai semua keadaan ini terkendali.

Sosok Arya pun keluar dari ruangan dan langsung membuat Riana yang sedang bekerja di meja asisten terlonjak berdiri. "Apakah anda mau pergi?"

"Aku akan pulang sebentar. Kau atur keperluan rapat untuk siang ini lalu kirimkan ke email ku. Aku akan memeriksanya." Perintah Arya singkat.

"Baik tuan."

"Dan jangan lupa. Urus orang-orang di dalam."

"Saya mengerti tuan." Raina mengangguk patuh.

Kemudian Arya pergi meninggalkan kantor. Dia menyetir mobil sendiri menolak tawaran seorang supir untuk mengantarnya pulang. Butuh waktu sebentar bagi Arya memeriksa Dwina secara langsung, meskipun asisten rumah tangganya telah memberitahu bahwa perempuan itu sedang membuat pancake untuk menghabiskan waktu.

꧁꧂

🔞
Peringatan adegan frontal❗❗❗


Telinga Dwina berdenging kencang menatap lurus lelaki di depannya. Jangan lagi terulang, ia tidak mau ini terulang. Lekas Dwina mencoba menarik lepas sekuat mungkin dari genggaman Joshua. Kenapa lelaki itu bisa datang ke apartemennya?

.......

EXCLUSIVE CHAPTER

Anda bisa dapatkan EXCLUSIVE CHAPTER dengan Klik Link di BIO WATTPAD.  

VOTE DAN KOMEN, Awas lupa!!!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

VOTE DAN KOMEN, Awas lupa!!!

#updateSemauGue
#UPDATESEMAUGUE
#𝒖𝒑𝒅𝒂𝒕𝒆𝑺𝒆𝒎𝒂𝒖𝑮𝒖𝒆
🅄🄿🄳🄰🅃🄴
🅂🄴🄼🄰🅄
🄶🅄🄴
!!!!!!

꧂꧁

Trust Your Heart [END]Where stories live. Discover now