57. Kekasih Hati (5)

5K 412 23
                                    

Keesokan harinya, di bagian lantai teratas sebuah hotel terdapat bar berdesain mewah dan hangat. Disana mereka hanya melayani orang-orang kalangan atas yang sudah tercantum sebagai anggota. Keunggulan dari bar tersebut yaitu menyajikan banyak informasi penting disungguhkan oleh berbagai masing-masing anggota.

Putri kini jalan beriringan di samping Jordan memasuki bar tersebut. Putri diizinkan masuk ke dalam bar elit tersebut karena ada Jordan. Singkat kata dia adalah tamu Jordan. 

"Menurut gue tempat ini lebih nyaman untuk gue cerita sesuatu hal penting ke elo." Seru Jordan tanpa memedulikan keputusan Putri. 

Jordan tiba-tiba menghubunginya agar mereka ketemuan, katanya dia ingin memberi tahu sesuatu yang penting. Entah sepenting apa sampai Putri harus bolos jam kuliah. Putri dan Jordan ketemuan di lobi hotel, kemudian lelaki itu mengajaknya ke lantai paling teratas. 

Jordan belum menjelaskan apapun, meski begitu Putri tak penasaran maupun menganggap serius ucapan Jordan. Lelaki itu memang baik serta asik dibalik sifatnya yang menjengkelkan. 

Mereka berdua duduk di bagian sudut bar. Memesan minuman sebelum Jordan angkat bicara kembali. 

"Gimana perkembangannya sama cowok lo?" Maksud Jordan adalah Arya Wijaya. Lelaki itu pantas bertanya karena dia pernah mendukung Putri supaya memberanikan diri meminta maaf pada Arya. 

"Dia bukan cowok gue. Lagi pula perasaan dia nolak perasaan gue. Ya udahlah mau bagaimana lagi." Putri mendelikan bahu. Dia malas tuk mempersulit keadaan. 

"Kirain lo mundur karena udah tau hal ini." Jordan menyerahkan beberapa lembar foto ke Putri. 

Putri memperhatikan foto yang mengejutkan itu, bahkan dia nyaris tidak percaya sepenuhnya. Foto Dwina dan Arya saling berciuman, melihat pakaian Dwina itu pasti acara hari Sabtu kemaren ketika mereka pergi ke pesta. 

"Kenapa lo bisa dapetin foto ini?" Seru Putri bernada marah. 

"Sama halnya, kenapa gue bisa mudah dapetin alamat tempat tinggalnya Arya. Gue juga kaget ternyata mereka punya hubungan gelap di belakang lo."

"Gue udah lama putus sama Arya. Bagaimana mungkin ini disebut hubungan gelap?" Arya selingkuh darinya. Itu terdengar konyol dan apapun yang Jordan katakan sangat tidak masuk akal. 

"Terus kenapa temen lo nggak bilang kalau dia pacaran sama Arya? Bukan maksud gue ganggu urusan pribadi kalian. Tapi Dwina itu bersikap nggak ada apa-apa dengan Arya di depan lo. Kelihatan banget dia sengaja ngelakuin hal itu dan gue nggak bisa tinggal diam ngeliat lo kayak orang bodoh di permainkan di antara mereka."

Dada Putri terasa sesak, mana mungkin dia meragukan Dwina. Dwina adalah sahabatnya, bahkan Putri yakin Dwina tak pernah bertemu dengan Arya sebelumnya. 

"Mungkin aja mereka udah berhubungan sebelum lo putus sama Arya. Dan Arya bersikap seolah dia yang di sakitin."

"Makasih untuk informasinya." Putri mengatup kuat mulutnya menahan emosi. "Biar gue urus dia pakai cara gue sendiri. Lo nggak perlu repot-repot lagi ngusik masalah ini." 

Saat Putri mau beranjak pergi, Jordan menahan lengannya. "Kalau lo butuh sesuatu, gue ada di samping lo Put."

Tanpa pikir panjang dia menarik lepas genggaman Jordan lalu berjalan cepat keluar dari bar. 

Trust Your Heart [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang