19. Perasaan ini (7)

9.7K 870 7
                                    

Tari menyantap hidangan mie dengan bakso. Pagi tadi hujan turun paling deras untuk pertama kalinya di bulan ini, memang itu pertanda baik dan pastinya akan nikmat jika di padukan oleh makanan hangat. Tari menuangkan dua sendok sambat serta saos ekstra pedas, lambungnya benar-benar harus siap menghadapi badai panas.

"Menurut gue, lo nggak perlu berfikir terlalu jauh. Secara, mereka itu udah jadi mantan dan kalo lo serius minat sama si doi gue saranin elo tenangin diri dulu sambil berjalan perlahan mengenal dia. Memang dia sifatnya buruk?" Sebagai teman Tari akan berusaha memberikan saran terbaik untuk temannya.

"Orangnya baik, perhatian dan yang paling aku inget dia itu selalu nemenin aku selama di rumah sakit. Walaupun aku tau dia ngelakuin itu karena rasa bersalah."

"Orangnya ganteng?"

"Lumayan. Kalau aku pribadi sih nggak terlalu perhatian sama fisik, yang penting orangnya ramah dan baik. Jujur aku kurang suka sama orang yang ngomongnya kasar, kebun binatang berceceran dan para iblis dikeluarin buat ngumpatin seseorang atau keadaan. Kayak nggak punya etika."

"Bukan cuma lo doang, gue juga gerah denger orang begitu. Apalagi kalau lupa tempat dan ngamuk nggak jelas."

Dwina hanya tersenyum tipis. Arya, lelaki itu mempunyai pembawaan yang selalu serius, kompeten dan tanggap. Bisa dibilang di orang dewasa yang bisa diandalkan. Kadang kala Dwina merasa dirinya mengecil bila bersanding dengan Arya. Segera Dwina mengenyahkan pikiran itu. "Sebaiknya aku bersikap seperti apa kalau ketemu dia lagi? Bisa dibilang aku agak canggung sama dia.

"Sebenarnya keputusan ada ditangan lo. Semisal elo yakin mau membuka diri, elo bisa ngebayangin lagi ngobrol sama gue. Jangan dibawa serius, menurut gue cowok itu sederhana dan mudah diajak bergaul." Tari paham karakter Dwina sangat peragu dan begitu khawatir akan pemikiran orang lain tentangnya, jelas hal tersebut menjadi hambatan besar.

"Bagaimana kalau aku udah ngasih kesan buruk di awal?" Dwina sering kali menjaga jarak dari Arya seolah pria itu adalah penggangu. Dia telah melukai harga diri Arya secara sengaja.

"Ya ampun Dwina. Semua orang itu bisa berubah, dari buruk menjadi baik itu wajar dan malah bagus."

Dwina sadar bahwa dia perlu membenah diri. Dia bukan orang sempurna, tapi dia bisa memberikan yang terbaik secara maksimal untuk orang lain, termasuk Arya. Mempertimbangkan Arya dari sisi rumit akan membuatnya semakin dilanda kebingungan.

Arya merupakan lelaki baik. Tanam begitu di dalam benak Dwina.

.....

Apa manfaat yang diambil membaca novel? Tentu sebuah hiburan dan memanjakan diri dengan berbagai untaian kata-kata menawan sekaligus membuat hati pembaca merasakan sentuhan keindahan lika-liku suatu konflik.

Novel ringan, Dwina suka membaca kategori tersebut. Permasalahan sederhana yang diiringi alur romantis dan manis. Sampai terkadang Dwina tidak bisa menghentikan senyumannya bahkan dia senang merasakan debaran jantungnya ketika mendalami perasaan setiap tokoh novel.

Dwina membalik halaman demi halaman novel karya Sandra Brown berjudul Shadow of Yesterday, di mana tokoh utama wanita bernama Leigh bertemu Chad di tengah jalan saat wanita itu mengalami kontraksi melahirkan di dalam mobil sendirian. Leigh adalah seorang janda yang ditinggal mati oleh suaminya ketika mengemban tugas menangani kasus narkoba. Sejak pertama sang suami tidak tau jika Leigh hamil. Lalu alur cerita di awal kisah membawa Leigh pada pertemuan dengan pria dekil dan menyeramkan Chad. Namun sikap perhatian Chad sungguh mempesona, dia bukan hanya membantu Leigh melahirkan tetapi dia juga mempunyai insting seorang pria gentle. Menjaga Leigh dan berusaha agar wanita dalam keadaan tidak panik.

— "Menjadi ibu cocok buatmu Leigh," ujar Chad lembut. "Dengan rambut ikal, panjang, dan cokelat, dnegan mata abu-abu kebiruan bagaikan awan badai, dengan bibir lembut dan merah muda seperti bibir bayimu—dan terutama ekspresi wajahmu saat memandang bayimu—kau mengingatkanku pada salah satu lukisan Madonna dari Italia abad kelima belas. Hanya saja kau bukanlah lukisan." Chad terusa memandangi Leigh dengan kekaguman. —

Ucapan Chad berhasil membuat perasaan Dwina mengembang haru. Dia bisa meresapi keromantisan sederhana dan jujur, ini bukanlah hanya pujiah semata, ketulusan Chad bisa menyentuh siapapun yang mendengar.

Tak berapa lama hp Dwina terdengar bunyi notifikasi pesan. Dia kemudian mengecek sebentar lalu berencana melanjutkan bacaannya karena biasanya ada obrolan penting di grub kampus.

'Hai, salam kenal'

Dwina segera menyipitkan matanya mendapatkan pesan chatting dari Arya, jujur selera humornya benar-benar malah membuat Dwina jadi aneh. Dan sejak kapan dia menyimpan nomor telpon Arya di hpnya? Bahkan setiap huruf dibuat capslock. Dwina mencoba memikirkan itu tanpa niat untuk membalas cepat.

"Awas kalau kamu blokir nomor aku." Terdengar suara berat dari arah belakang Dwina yang sukses membuat kaget. Segera Dwina terduduk dari tengkurapnya di lantai gazebo untuk menatap sosok laki-laki familiar yang sudah lama tidak ia temui hampir satu bulan.

Arya berdiri di dekat pintu ruang tengah menuju gazebo dengan memberi tatapan ancaman dibuat-buat. Setelah itu dia beranjak pergi begitu saja meninggalkan Dwina yang masih melongo sendirian bingung kenapa Arya bisa berada di sini?"

Diri Arya menahan senyumannya, hari ini pakaian Dwina terlihat lebih tertutup dan feminim mengenakan dress cokelat sampai di bawah lutut sangat jauh berbeda saat pertama kali mereka bertemu betapa tereksposnya kaki jenjang Dwina oleh balutan celana pendek, beruntung ketika itu dia tidak hilang kendali.

"Kenapa lo?" tanya Bayu dengan nada tidak santai memperhatikan ekspresi senang Arya. Hari ini Bayu begitu sensitif karena baru saja kemarin dia putus dengan Juwita.

"Nggak. Ayo berangkat." Arya mendahului Bayu menuju mobil miliknya. Akhrinya Arya bisa melihat wajah Dwina lagi, perempuan itu benar-benar tidak pernah keluar dari pikiran dia. Bahkan Arya sebelumnya pernah mendatangi kediaman Dwina untuk tujuan tergila di sepanjang hidupnya.

Dwina. Arya sering berpikir hati-hati tentang perempuan tersebut sambil mencari cara agar dia bisa mendakati bahkan mendapatkan perhatian Dwina. Jelas sekali Dwina wanita baik-baik yang sangat dijaga oleh keluarga, pastinya dia berharga dan semakin sulit tuk didapat.

"Lusa ulang tahun Dwina." Seru Bayu di samping kursi kemudi Arya. Bayu memang jengah tentang perasaan lebih Arya pada adiknya tapi temannya itu adalah orang yang serius dan akan berusaha kerasa untuk mencapai keinginannya. "Biasanya dia ada di rumah aja, coba lo ngajak dia jalan."

Arya masih diam, ia menjalankan mobil menuju belokan untuk mencapai jalan raya.

"Dwina orang yang pemalu dan sering memaksakan diri. Kadang gue perlu ngasih perhatian lebih ke dia padahal dia udah gede. Gue masih ngerasa kalau Dwina itu masih kecil." Bayu terkekeh pelan meruntuki dirinya yang masih suka menjahili Dwina.

"Gue bakalan jagain dia." Balas Arya berjanji pada diri sendiri, ini bukan persoalan sederhana. Keluarga Dwina akan lepas tanggung jawab besar lalu menyerahkan pada lelaki terpecaya. Seperti itulah kenyataan. Dwina akan menjadi milik orang lain.


__________________

Hei,, jangan lupa klik vote ⭐ dan komentar kalian,.

Terima kasih sudah membaca 🙃🙂

Trust Your Heart [END]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon