65. Detakan Rindu (3)

5.3K 439 20
                                    

Maaf baru update, habis pulang mudik.

Happy reading¿

Pagi ini perasaan Dwina sangat baik. Dia membantu mama Ratih mengurus Destina bersiap-siap berangkat sekolah. Memandikan Destina, menyuapinya sarapan, dan mengenakan seragam sekolah. Lalu Dwina ikut mama Ratih mengantarkan Destina ke sekolah menggunakan mobil. 

"Biasanya kamu pulang sekolah jam berapa?" tanya Dwina ketika mobil melaju ke sekolahan. 

"Jam sembilan pagi kak. Terus habis itu kita baru pergi jalan-jalan." Jawab mama Ratih. Destina masih kecil hingga dia sering bingung oleh pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari dia. 

Lokasi sekolahan ternyata hanya ditempuh lima belas menit. Destina sempat salim  serta mencium pipi mama Ratih dan Dwina. Diapun lalu pergi melambaikan tangan menuju kelas. 

Mama Ratih dan Dwina kemudian menyempatkan diri belanja bahan mentah di pasar terdekat untuk dimasak nanti. Mereka tampak akrab sekali sampai beberapa orang menganggap Dwina adalah adiknya mama Ratih. 

"Aduh mama masih dibilang muda punya adik kayak kamu," seru mama Ratih pura-pura bersemu malu. 

"Yey., mama mah kepedean. Tuh lihat keriput wajah mama banyak, mama perlu perawatan anti-aging, anti-penuaan."

"Mama nggak tau pakai begituan."

"Jadinya wajah itu nggak hanya memerlukan make-up aja tapi skincare juga. Nanti kalau kita ke mall, aku tunjukin produk skincare bagus untuk orang tua. Biar mama kelihatan seratus tahun lebih muda." Dwina menahan tawa mengatakan kalimat terakhir. 

"Kamu nih ya. Umur mama nggak setua itu." Mama pura-pura mengomel. 

Perlu dijelaskan kalau mama Ratih belum terbilang tua, kira-kira umurnya masih berkepala tiga. Dulu mama Ratih menikah muda, diusia dua puluh tahun dia sudah memiliki Dwina. Dan wajahnya tak begitu berubah sejak terakhir Dwina bertemu dua belas tahun dengan mama Ratih. Hanya saja tubuh mama Ratih terlihat sedikit berisi, mungkin itu pasca melahirkan Destina. 

Usai belanja mereka berdua lalu pulang. Kembali nanti Dwina berencana akan mandi, sedangkan mama Ratih mau membereskan rumah. Tetapi ketika sampai di rumah, Dwina dikejutkan oleh kedatangan Arya. Bagaimana Arya bisa tahu rumah mama Ratih? Pertanyaan itu Dwina simpan dalam-dalam karena Arya tak mungkin datang hanya untuk meladeni pertanyaan seperti itu. 

"Mama masuk ke dalam dulu ya," ujar mama Ratih tersenyum tipis sembari mencubit gemas lengan Dwina karena melihat anaknya sedang di khawatirin pacaranya. Masa muda memang banyak cerita. 

Sedangkan Dwina langsung menutupi sedikit wajahnya dengan tangan. Dia sadar kalau dia belum mandi dan mukanya sangat kucel. Berbeda dengan Arya yang sudah rapih, wangi dan ganteng mau berangkat kerja. 

"Ada apa kak?" tanya Dwina sambil menundukan pandangan. 

"Aku mau lihat keadaan kamu. Kamu udah ngerasa baikan?" Tangan Arya kemudian membelai puncak kepala Dwina. 

"Iya aku baik-baik aja. Kakak bisa lihat sendiri." 

"Kenapa muka kamu ditutupin?" Arya beringsut heran. Tidak biasanya Dwina  menghindar seperti ini. 

Trust Your Heart [END]Where stories live. Discover now