45. Melodi Jiwa (3)

6.1K 502 23
                                    

Setelah makan siang bersama di restoran barbeque, kak Bayu langsung pamit kerja meninggalkan Dwina. 

Sedangkan Dwina langsung beranjak menuju ke bagian toko buku, di sana cukup sepi hanya terdapat beberapa pengunjung dan pegawai toko. Tanpa berpikir panjang Dwina lekas ke rak buku bagian edukasi keluarga. 

Dwina mengambil secara acak salah satu buku bersampul warna biru. Dia lalu membaca dengan pelan sinopsis di bagian belakang buku. 

"Keluarga adalah sebuah tempat berpulang seseorang meski dia sudah pergi jauh hingga ujung dunia. Impian keluarga seperti apa yang ingin kau bangun? Membina sebuah keluarga harus diawali oleh kesadaran diri lalu mulailah saling bekerja sama, jangan mencoba menompang sebuah keluarga itu sendirian karena kau akan berakhir jenuh dan kelelahan."

Dwina mengangguk paham. Sepertinya buku ini bisa menjadi rekomendasi untuk Arya, tidak terlalu tebal dan bahasanya mudah dipahami tepat bagi Arya yang baru memulai membaca bahasan mengenai edukasi keluarga. 

Berlanjut Dwina memilih buku tentang edukasi  mendidik seorang anak serta edukasi seks dalam keluarga. 

Banyak orang melewatkan belajar mengenai ini semua, dan berpikir kalau ini dipelajari saat menikah saja serta menggantungkan pemikiran pada pengalaman-pengalaman berumah tangga dari orang lain. 

Nyatanya bagi seorang anak perempuan yang nanti akan menjadi ibu dan seorang anak laki-laki yang nanti akan menjadi ayah harus diberikan bimbingan sejak dini serta memperkaya ilmu. Supaya tidak ada rasa syok atau kaget ketika menghadapi suatu kejadian di dalam rumah tangga karena mereka sudah mempelajarinya dari awal. 

"Semua kembali bagaimana orang tua mendidik anak. Bagaimana orang tua ingin membentuk karakter anaknya untuk bisa menghadapi situasi-situasi dalam keluarga. Entah itu perkara baik atau buruk, semua dapat kita ambil manfaatnya." Begitu kata mama. 

Semenjak dia diadopsi, Dwina mendapatkan berbagai pelajaran moral meski awalnya dia tidak mengerti dan menganggap semua orang dewasa itu egois yang semua kehendaknya harus di turuti. Padahal itu demi kebaikannya.

Mama sering cerewet dalam berbagai hal seperti etika saat makan, harus sopan berbicara terutama pada orang tua, belajar memahami situasi serta mengendalikan emosi, mengajarkan bagaimana cara menjaga diri sendiri terutama setelah Dwina mengalami haid pertama saat kelas 1 SMP. Walaupun demikian mama tidak pernah sampai memukulnya, membentaknya seperti mama Ratih. 

Mama lebih penyabar dan penyayang. Dia berusaha memberikan apa yang terbaik untuk diri Dwina. Hingga Dwina tersadar inilah jalan terbaik, dia harus berpisah dengan mama Ratih disaat dia masih kecil, takut serta buta menghadapi dunia yang luas ini sendirian. 

Dwina tersenyum kecil mengingat kenangan dimana dia menjalani hari-hari bersama keluarga barunya. 

Hidup Dwina penuh drama, tetapi ya sudahlah ia tetap akan terus berjalan ke depan. Untuk persolan mama Ratih yang masuk  kembali ke dalam kehidupannya, Dwina berharap semua akan baik-baik saja. 

"Tiga buku kayaknya udah cukup untuk kak Arya." Gumam Dwina kemudian menghampiri rak bagian novel terjemahan. 

Dwina suka sekali novel, mungkin itu terdengar membosankan. Tapi alasan kenapa Dwina sangat menyukainya novel belum dia jelaskan pada banyak orang. 

Novel adalah kisah gabungan antara realita dan fiktif. Banyak sekali pesan-pesan terpendam yang disajikan dalam novel, maka dari itu Dwina senang meraup sebanyak-banyaknya informasi yang diberikan penulis untuk pembaca. Dan Dwina sangat tidak menyukai kisah yang di dalamnya tidak mengandung manfaat. Dia juga kurang suka novel berakhir sad ending. 

Trust Your Heart [END]Kde žijí příběhy. Začni objevovat