68. Detakan Rindu (6)

4.9K 433 16
                                    

"Ini tuh rumit banget. Jadi cerita sebenarnya itu, kak Arya butuh perempuan untuk di kenalin ke ibunya. Ibunya itu sakit dan dia bisa sembuh kalau ada cewek yang mau dia seriusin."

"Terus kamu mau aja gitu? Secara kamu bukan orang yang gampang di bujuk." Lama-lama kenapa Putri makin prihatin pada Dwina. 

"Dengerin dulu. Aku sendiri aja nggak tau. Awalnya kak Arya bilang kalau aku ikut bareng sama dia karena kak Bayu nanti nyusul ke Bandung, ditambah aku kira kita bakalan pesan sebuah villa mungkin. Dan ternyata kak Bayu nggak akan ke pergi Bandung, kurang lebih aku itu seoalah-olah dipinjam sebentar ke rumah dia supaya ibunya kak Arya cepet sembuh."

"Tega banget sih kak Bayu!" 

"Iya tuh nyebelin banget kan. Dan aku kayak orang cengo melongo di rumah kak Arya yang ternyata keluarga besarnya lagi pada ngumpul. Ditanyain ini itulah, untung aja aku tuh peka sama situasi dan langsung ngikutin skenario kebohongan yang udah dia buat. 'Kamu kenal Arya dari kapan? Kok tante nggak pernah diceritain sama si Arya.'. 'Tau nggak Arya itu suka banget sama gudeg dan perkedel, kamu bisa buat itu kan, kalau nggak bisa nanti tante ajarin deh'. Aduh sumpah kepala aku langsung pusing ditanyain macem-macem."

Tawa Putri langsung pecah. "Kocak banget deh."

"Bener bingung banget aku disana ditambah kak Bayu nggak bisa aku hubungin dan hp aku jatuh ke kolam ikan. Udah deh kelar hidup aku, aku udah kayak nggak bisa ngapa-ngapain disana." Dwina menyingkat ceritanya menjadi beberapa poin penting. 

Setelah Dwina mengupas jeruk, dia menyuapi potongan jeruk ke mulut Putri. "Bagaimana kamu bisa tau kalau Arya itu mantan pacar aku, secara kalian belum pernah saling kenal?"

"Aku lihat di Instagram kamu, dan seperti biasa kamu punya kebiasaan nggak menghapus semua mantan pacar kamu."

"Beneran?" Putri sendiri memang sering bermain Instagram tetapi dia sering lupa apa yang telah dia posting di sana. Dia tipikal orang yang memiliki fokus ke depan, mempunyai rutinitas meng-upload sejumlah foto maupun video aktivitas harian dan itu memang hobinya. Pengikutnya cukup banyak hingga tak terhitung berapa banyak orang berinteraksi denganya. 

"Iya serius. Dan wajahnya jelas sama banget. Di Bandung sempet kena alergi lumayan parah sampai masuk rumah sakit. Dan kak Arya kelihataan bersalah banget. Menurut aku, aku dan dia nggak ada interaksi spesial atau lebih. Tapi tiba-tiba dia bilang tertarik sama aku. Mencoba dekat, terus chatting aku, kita pernah sempat jarang bareng sesekali, dan dia ngasih aku bunga yang di selipin sebuah surat supaya aku pertimbangin perasaan dia. Well, Mengingat cerita dulu waktu kamu pacaran sama dia Put, kak Arya bukan kelihatan cowok yang begitukan? " 

Dwina memberi jeda sejanak. Memikirkan tentang cowok kadang bikin pusing sendiri, hanya menebak-nebak tanpa tau kepastian juga fakta. Jelas perempuan ekstra hati-hati untuk urusan perasaan serta masa depan. Dia tidak mau dirugikan apalagi sampai disakiti. Itu naluri yang wajar. 

"Aku sebelumnya nggak bisa cerita tentang kak Arya ke kamu, karena aku kurang paham sama perasaan aku sendiri. Aku sadar, respon perasaan aku terbilang lambat dan lebih banyak keraguan, disamping fakta kalau kamu kembali mulai suka sama kak Arya."

"Jadinya kamu merasa biasa aja pas aku balik cerita-cerita tentang Arya?" Satu kenyataan mulai terungkap. 

"Iya."

"Terus sekarang?" Putri menatap penuh penasaran. Dwina tak akan mudah jatuh cinta, itu rahasia umum bagi Putri soal Dwina. 

Trust Your Heart [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang