59. Niall Horan : I (almost) do

425 34 14
                                    

calling out all the Niall's GIRLS OUT THERE. RAISE YOUR HAND IF YOUR FEELINGS FU*KED UP BECAUSE NIALL AND MELISSA RUMORS, *raise my hand*
I FEEL YA, I FEEL YA. *more than this starts playing* *bad blood by Taylor Swift starts playing* 
ada A/N dibawah, dibaca ya, buat yang udah request one shot.
**
dedicated to ZeeHoran ^^
Rec. songs: I Almost Do - Taylor Swift.
**

“You just make it seems worse”

  “Why ?”

**

                Tanpa sadar, aku tersenyum ketika melihat Niall tengah tertawa bersama teman-temannya di selasar yang sepi. Kedua mata Niall menyipit ketika ia tertawa, tangan kirinya akan menyentuh perutnya yang sakit lantaran tertawa , sementara tangan kanannya akan memegang atau menepuk siapa saja yang ada didekatnya. Melissa, gadis yang digosipkan tengah dekat dengan Niall juga ikut tertawa dan melakukan hal yang sama, seolah-seolah mereka memang ditakdirkan untuk memiliki banyak kesamaan.

                Niall dan Melissa mungkin akan menjadi pasangan yang paling serasi dikampus ini, mengalahkan semua pasangan yang ada ditiap-tiap fakultas.

                Dan aku ? Aku  hanyalah satu dari sekian ribu mahasiswa yang akan duduk dibangku penonton, menyaksikan pertunjukan yang ada tanpa berkomentar apapun. Dulu, ketika masa orientasi mungkin aku menyukai—tidak, aku lebih dari itu. Aku mencintai Niall karena pesona dan kepribadiannya.

Niall tampan dan demi tuhan, dia sangat senang membantu orang. Dia tidak tanggung-tanggung jika menolong orang dan dia juga tahu bagaimana caranya memperlakukan wanita dengan baik, sampai aku nyaris salah sangka karena sikapnya.  Dia selalu berusaha membuatku berbaur dengan teman-teman lain, entah dengan menemaninya latihan basket atau sekedar jalan. Tapi memang pada dasarnya aku bukan tipe wanita yang mudah terbuka, jadi semuanya sia-sia dan Niall mulai berhenti melakukan itu semua. Dia membiarkanku sendiri.

                Tampan, baik, pintar, ramah, penolong diantara semua itu mahasiswa diuniversitas ini menjuluki  Niall dengan orang yang suka ikut campur. Karena mungkin sifatnya yang suka menolong itu membuat dia selalu penasaran dengan masalah orang lain. Aku pernah beberapa kali memergoki Niall memberi saran kepada beberapa teman-teman mengenai masalah mereka, mengantarkan teman-teman perempuannya pulang atau sekedar menemani mereka menunggu jemputan.  

                Dia baik. Hanya itu yang bisa kusimpulkan. 

                Niall tanpa sengaja menoleh hendak melemparkan sebuah senyuman kearahku namun aku lebih dulu beranjak dari kursi dan mengacuhkannya, kebetulan bel pulang sudah terdengar.

                “Freya!” panggil Niall ketika aku keluar dari kelas bersama kumpulan mahasiswa lain. “Freya!”

                Aku tetap melangkah menjauhi Niall, berpura-pura tidak mendengar panggilannya sambil menuju ke-taman kampus yang terletak dipuncak gedung fakultas sastra. Aku lebih suka duduk disana, menikmati udara yang sejuk sambil mendengarkan lagu, suasana diatas sana lebih tenang dan aku cukup menyukainya.

                Keluar dari lift, kugeser pintu kaca yang menghubungkan perpustakaan dengan rooftop. Dan seperti yang kuduga, suasana ditaman ini sepi, nyaris tidak ada orang. Aku langsung berjalan keujung rooftop dan duduk disalah satu bangku yang ada untuk melakukan ritual kesukaan, membaca sambil mendengarkan musik. Untungnya saat ini sudah sore jadi suasananya benar-benar sejuk.

                “hei” panggil seseorang yang duduk disampingku. “Freya”

                Aku menoleh, menemukan Niall duduk disampingku tengah menghadap kearah yang berlawanan.

Clouds ❌ o.s [CLOSED]Where stories live. Discover now