17. Harry Styles : Hide

1.4K 52 4
                                    

 

***

Aku tersenyum ketika melihat Harry berada dibeberapa majalah yang dijajakan diNewsStand. Pria itu tengah tersenyum bahagia bersama keempat temannya. Sudah dua tahun semenjak aku memutuskan untuk menghilang dari sisinya, Harry terlihat sangat bahagia ditambah karirnya yang terus meroket. Andai ia tahu bahwa aku masih berada didekatnya, mungkin ia akan mencari lalu memaki-maki diriku.

                “Ayo jalan, Pearl” ajak Camelia. Ia meletakkan kembali majalah yang kupegang tadi dirak, lalu menarik lenganku agar berjalan mengikutinya. “Kau.. kenapa sih suka sekali menyiksa dirimu ?!”

                Aku tersenyum lirih, bayangan pria itu kembali terlintas dikepalaku. Camelia menatapku dengan tatapan bingung,sebelum aku menjawab. “Karena itulah yang pantas kudapatkan,Cam”

                “His sister’s death was not your faults, pearl! Kau justru menyiksa Harry secara perlahan” bantah Camelia.

                “Aku punya alasan tersendiri kenapa aku melakukan itu semua”

Cam tersenyum masam melihat tingkah Pearl yang dibencinya. “well, then tell me. Alasan apa yang membenarkanmu untuk menyakiti seseorang ?”

“Ayolah, Cam kita sudah pernah membahas ini sebelumnya” protes Pearl. “Aku minta tolong padamu untuk tetap mengawasi Harry ketika kau bertemu Shandy. Do it for me, Cam”

                Camelia hanya memutar matanya sebelum mendorong pintu masuk Flat kami, menaruh barang belanjaan dimeja dapur sebelum ia tinggal untuk berganti pakaian. Aku mulai mengeluarkan bahan makanan yang baru kami beli dan menatanya dirak. Biasanya kami hanya makan makanan instant namun kali ini karena Shandy—kekasih Camelia berniat untuk mampir makan malam, jadilah kami sibuk membuat makanan.

                Awalnya aku menyuruh Cam untuk makan malam diluar, takut-takut kalau nanti Shandy mengenaliku. Berbagai bujukan dan alasan kuberikan pada Shandy dan Cam namun tak ada yang berhasil, jadilah aku mengalah padahal sebelum-sebelumnya cara itu selalu berhasil.  Shandy bekerja sebagai salah satu personil Band untuk One Direction, Band yang digaungi oleh Harry dan teman-temannya. Biar bagaimanapun mereka berdua cukup dekat dan aku takut kalau Harry sempat bercerita tentang diriku pada Shandy, dan kalau itu semua terjadi maka habislah aku.

                Kematian Gemma, kakak Harry selalu menghantuiku selama dua tahun ini. Walaupun Cam selalu menasehatiku mengenai kematian Gemma yang disebabkan oleh kanker yang dideritanya, tetapi tetap  saja aku menganggap itu semua salahku. Saat Gemma kambuh, Harry sedang berada dirumah kayu bersamaku dan Harry adalah satu-satunya orang yang ingin ia temui untuk terakhir kalinya, aku menyuruh Harry untuk bergegas kerumah sakit namun ia menolak, setelah kubujuk berkali-kali barulah  akhirnya Harry pergi namun terlambat, Gemma sudah terlebih dahulu pergi meninggalkan kami.

                “Pearl! where are you ?! tell me !” suara terakhir dari Harry yang kudengar sebelum memutus sambungan telepon dan  menghilang.

                …

                Usai memasak makan malam, Cam segera berganti pakaian sementara aku membantunya untuk menata piring diruang tengah. Lima belas menit lagi Shandy sampai, kuharap ia tidak membawa tamu lebih—kalian tahukan maksudku ? Harry.

                “Pearl! Do I look okay ?” Tanya Cam. Ia memutar tubuhnya dihadapankku memperlihatkan keseluruhan pakaiannya.

                “You look so pretty, bisa saja Shandy menikahimu malam ini juga karena terpesona” godaku. Sambil menuangkan anggur pada gelas terakhir yang ada dimeja. Cam tersipu malu, ia mengambil ponselnya dan mengetikkan sesuatu yang sudah pasti ia tujukkan untuk Shandy.

Clouds ❌ o.s [CLOSED]Where stories live. Discover now