36. Zayn Malik : All of me

991 43 16
                                    

               ***

“this is the last song for tonight, All of Me by John Legend. And I dedicate this song for someone out there. Keep your imaginations and always try to make it come true! Good night!”

Waktu menunjukan pukul Sembilan malam, selesai siaran aku segera pulang jalan kaki. Kebetulan jarak studio BBC Radio 1 tidak terlalu jauh dengan rumah yang kutempati bersama Zayn. Aku tersenyum ketika mengingat hari ini Zayn kembali dari Tour dunianya bersama One Direction, biasanya pria itu akan menghubungi dan mendesakku agar cepat pulang tapi mala mini berbeda. Ponselku tidak bordering sama sekali dan aku bisa siaran sampai pukul sebelas.

                Turun dari Bus, aku sudah sampai dipekarangan rumah. Suasana rumah sepi, mobil Zayn terpakir rapi dihalaman dan belum ada lampu yang menyala sejauh ini. Tanpa menunggu lebih lama aku segera masuk kedalam, melepas Coat dan tas tanganku lalu meletakkannya disofa.

                “Zayn, babe..” kugulung lengan kemejaku yang panjang dan segera kedapur untuk membuat makan malma. Mobil Zayn sudah terparkir digarasi, tandanya pria itu sudah pulang dan siap untuk menrima makan malam dariku.

                “Zayn where are you, ayo kita makan!” aku memanggil Zayn berulang kali, memintanya untuk menemuiku dimeja makan. Sup ayam dan jagung adalah menu wajib yang harus ada ketika Zayn pulang, pernah sekali aku lupa membuatnya, Zayn langsung mogok berbicara selama sehari penuh.

                Sudah lebih dari lima belas menit, Zayn tak kunjung keluar dari kamarnya. Apakah dia ketiduran ?

                “Zayn..” aku memanggil namanya ketika masuk kekamar tidur tapi tidak kutemukan siapa-siapa. Hanya suara gemericik air mengalir dari dalam kamar mandi. Aku mencoba untuk mendekati pintu kamar mandi, hendka memanggil namun batal ketika mendengar erangan kesakitan dari dalam sana.

                “Zayn!”

                Alangkah terkejutnya ketika membuka pintu dan menemukan Zayn tengah meringkuk dikamar mandi, membiarkan air shower menghujani seluruh tubuhnya. Dia tampak kedinginan, jelas saja. Kutarik handuk berwarna putih yang berada ditempat tidur lalu menemuinya dikamar mandi.

                Kulihat suhu air yang menyala adalah 18 derajat celcius, tidak biasanya Zayn mandi menggunakna air dingin selalu ari hangat.

                “Zayn, ada apa?” aku mencoba untuk bertanya. “Babe, ini aku. Kau bisa ceritakan semuanya padaku, Babe im here”

                Zayn menoleh, menatapku dengan matanya yang sayu kemudian mulai terisak. Tidak peduli akan badannya yang basah, kutarik kepala Zayn kepelukan. Membiarkannya menangis sepuasnya sebelum bercerita.

                “They judged me” akunya disela-sela isakan tangis. “they hates me, all of them”

                “Siapa, Zayn ?”

                “Orang-orang diluar sana, mereka menghakimiku, memintaku untuk mati”

                Untuk sesaat aku kehilangan kata-kata. Aku tidak tahu  bagaimana cara untuk menghiburnya, yang kutahu adalah aku harus bisa membuatnya menangis, mengeluarkan emosinya yang selama ini ia tahan. Zayn bukanlah tipe orang pendiam, dulu dia sangat terbuka dan suka bercanda tapi semenjak one direction mulai terkenal dan banyak orang mulai mengirimkan pesan-pesan jahat kepadanya Zayn berubah.

Clouds ❌ o.s [CLOSED]Where stories live. Discover now